
Israel Blokade Pangan di Gaza Sejak 2007
MUSTANIR.net – Sejak tahun 2007, Israel telah memberlakukan pengepungan di Gaza yang membatasi pergerakan barang, orang dan bantuan. Blokade terhadap bantuan pangan justru memiskinkan, menghukum secara kolektif, dan mempermalukan masyarakat di Gaza.
Mengikuti “formula” yang menjamin pembatasan kalori, pemerintah Israel melakukan mikro-terorisme sehari-hari yang menjijikkan dan tidak manusiawi dalam bentuk pembatasan asupan makanan.
Saat ini, lebih dari 90% penduduk Gaza berada di bawah garis kemiskinan, +75% sangat rawan pangan, 95% menderita kekurangan makanan sehat dan beragam, dan +75% bergantung pada bantuan humanitarian untuk mendapatkan makanan.
Susu formula dan makanan bayi termasuk di antara daftar barang makanan yang dilarang pada suatu waktu, sebelum impornya diawasi secara ketat dan dibatasi, sehingga harganya melambung tinggi, dan menyebabkan malnutrisi pada bayi-bayi di Gaza, serta menimbulkan kepanikan dan ketidakpastian pada ribuan orang tua, dokter anak, dan pekerja bantuan di Gaza.
Setiap kilo gandum atau beras yang masuk ke Gaza ditimbang, setiap truk pasokan diukur, dan stok Gaza secara konsisten dipantau untuk menjamin pasokan biji-bijian ini selalu berada di ambang batas “minimum” kebutuhan makanan cukup untuk menopang kelaparan dan malnutrisi secara perlahan tanpa menimbulkan masalah hukum.
Cokelat dan makanan manis lainnya dilarang masuk ke Gaza oleh Israel yang dilabeli sebagai barang “mewah”, sementara barang-barang lain yang benar-benar sewenang-wenang seperti ketumbar bubuk tidak lagi diizinkan meskipun masih mengizinkan bumbu masak lainnya. Hal ini mengakibatkan kekacauan dan kurangnya kontrol, dengan pemerintah Israel yang menyatakan penyalahgunaan kekuasaan yang tidak manusiawi terhadap warga sipil Palestina.
Kuota susu dan produk susu dibatasi dan hanya produk susu Israel yang diizinkan masuk, memaksa masyarakat Gaza untuk bergantung dan mengambil bagian dalam ekonomi penjajah mereka. Produk susu produk susu seperti keju dan yogurt dalam curah dan grosir yang dibutuhkan oleh industri makanan bisnis dan restoran dilarang, memaksa mereka untuk membayar harga yang sangat tinggi harga yang sangat tinggi untuk produk susu eceran sebagai gantinya.
Beberapa produk yang mendekati atau setelah kedaluwarsa, seperti melon, ditambahkan ke dalam daftar makanan yang diizinkan, murni untuk kepentingan bisnis Israel dan perusahaan pertanian dan hanya ketika mereka memiliki masalah surplus pasokan yang berisiko membusuk di Israel.
Daging dan sapi segar, awalnya sangat dibatasi, kemudian dilarang sama sekali dari tahun 2009 hingga hanya beberapa tahun yang lalu. Ternak lokal dan peternakan unggas telah dirusak dan dihancurkan secara sistematis selama bertahun-tahun oleh serangan Israel. Pakan ternak, juga, adalah termasuk di antara barang-barang yang dibatasi dan tidak dipantau, termasuk selama peristiwa.
Makanan tradisi yang penting pun diabaikan seperti makanan pokok tahini, bulgur dan freekeh, selama beberapa periode. Biji wijen dilarang diimpor dan harus diselundupkan melalui terowongan dari Mesir. Praktik-praktik seperti itu mengancam kelangsungan praktik budaya dan mengasingkan warga Gaza dari makanan asli mereka.
Daftar barang-barang yang dilarang masuk tidak pernah diumumkan langsung atau secara terbuka, dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Hal ini menanamkan rasa tidak aman dan ketidakpastian, dan tidak adanya kendali sama sekali di antara warga Palestina di Gaza atas pilihan makanan mereka. []
Sumber:
• Bilbeisi et al. 2022. “Households’ Food Insecurity and Their Association with Dietary Intakes, Nutrition-Related Knowledge, Attitudes and Practises Among Under-Five Children in Gaza Strip, Palestine”. Frontiers in Public Health and Nutrition. Vol 10.
• Blau, Uri & Yotam Feldman, Gaza Bonanza, Haaretz, June 11, 2009.
• Gross, Aeyal, and Tamar Feldman. 2015. “We Didn’t Want to Hear the Word “Calories”‘: Rethinking Food Security, Food Power, and Food Sovereignity – Lessons from the Gaza Closure.” Berkeley Journal of International Law 33 (2): 379.
• Hass, Amira. Why Won’t Israel Allow Gazans to Import Coriander?,
Haaretz, May 7, 2010.
• UN’s Reports on Palestinian Territories via
www.ochaopt.org and www.fao.org
• Avi Issacharoff & Barak Ravid, Clinton Warns Israel Over Delays in Gaza Aid, Haaretz, Feb. 25, 2009.
• WFP & FAO, 2010 Socio-Economic and Food Security Survey: West Bank and Gaza Strip, Occupied Palestinian Territory 16 (Feb. 2011).
• UN Ochapt ‘s Report 2018. www.ochaopt.org/content/food-insecurity-opt-13-million-palestinians-gaza-strip-are-food-insecure
• Gisha Organization Prosecution File’s from Trial Against Government of Israel gisha.org/userfiles/file/hiddenmessages/DefenseMinistryDocumentsRevealedFOIAPetition.pdf
• Zurayk, Rami, and Anne Gough. 2014. Al-Saytarah ‘ala al-Ghidha’, al-Saytarah ‘ala al-Sha’b: Al-Kifah min Ajli al-Amn al-Ghidha’i fi Ghazzah Control Food, Control People: The Struggle for Food Security in Gaza. Al-Tab’ah al-Ūla. Bayrut: Mu’assasat al-Dirasat al-Filastiniyah.