Siapa yang Menyebarkan Narasi Kebencian dan Hoaks soal Rohingya di Media Sosial?
MUSTANIR.net – Analisis jaringan sosial Drone Emprit menemukan informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya di media sosial X sengaja disebarkan akun-akun fanbase atau forum yang biasanya tidak mengungkapkan identitas pengirim.
Cara seperti itu, kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, sangat signifikan untuk memperbesar percakapan, sehingga gampang menarik perhatian nasional.
Seperti apa hoaks dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya?
Lembaga analisis media sosial, Drone Emprit, membuat analisis tentang sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya dalam periode 2-8 Desember 2023.
Tertera bahwa jumlah sebutan Rohingya di X jauh lebih tinggi yakni mencapai 47.672 dibandingkan dengan berita online sebanyak 4.421.
Dalam grafik Drone Emprit terlihat peningkatan sebutan Rohingya membesar mulai 6 Desember.
Ismail Fahmi menjelaskan, klaster yang kontra terhadap pengungsi Rohingya sebetulnya lebih kecil daripada yang pro.
Meski begitu, menurutnya, dampaknya sangat signifikan meningkatkan volume percakapan di X.
Sebab informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya disebarkan oleh akun-akun fanbase atau forum yang memiliki banyak pengikut dan pengirimnya tidak mengungkapkan identitas alias ‘pesan anonim’.
“Karena pengikutnya banyak, otomatis akan menyebar dan teknik ini sudah umum dipakai… terbukti responsnya sangat besar dan ketika diamplifikasi oleh para pendukungnya menjadi pembahasan nasional,” ujar Ismail Fahmi kepada BBC News Indonesia.
Beberapa akun fanbase yang menyebarkan sentimen negatif Rohingya di antaranya @jengyaws, @tanyarfes, @kegblgnunfaedh, @convomfs, @Heraloebss, dan @valhalla.
Oleh pengikut akun fanbase itu, menurut Ismail Fahmi, berita bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya dipakai untuk memantik konflik horizontal antara sesama Muslim.
Ismail juga menangkap perbincangan soal Rohingya di media sosial mengarah ke dukungan warga Indonesia kepada Palestina.
“Jadi ada yang menengarai ini (hoaks dan narasi kebencian) mainan Israel untuk memecah perhatian warganet Indonesia,” ujarnya.
Ismail juga menangkap bahwa hoaks dan narasi kebencian terhadap Rohingya dipolitisasi dan dimanfaatkan untuk menyerang salah satu capres yang menyebut menerima pengungsi Rohingya di Indonesia.
“Sentimen negatif untuk Anies Baswedan karena ada potongan video dia yang menyatakan menerima kedatangan Rohingya.”
Di media sosial X sejumlah akun pemengaruh seperti @herricahyadi, @neohistoria_id, @zhil_arf, @bandacatturas, dan @WidasSatyo berupaya melawan hoaks dan narasi kebencian tersebut dengan menekankan bahwa persoalan Rohingya adalah soal kemanusiaan. []
Sumber: BBC News Indonesia