Inilah Kesepakatan Turki-Rusia Untuk Krisis Suriah
Inilah Kesepakatan Turki-Rusia Untuk Krisis Suriah
Mustanir.com – Mengenai konflik Suriah, Putin mengakui bahwa kedua negara mengadakan pandangan yang berbeda tetapi kedua negara berbagi tujuan yang sama. Namun rincian kesepakatan untuk Suriah belum disebutkan oleh kedua pihak.
“Sudah jelas bahwa kita memiliki divergensi pada solusi dari krisis Suriah,” Putin mengatakan Selasa (9/8), dalam konferensi pers pada pertemuan pertamanya dengan Erdogan pasca penembakan Jet Rusia oleh Turki November lalu.
“Kami sepakat untuk menemukan penyelesaian bersama dengan kementerian luar negeri dan intelijen … Kami akan mencoba untuk menemukan solusi yang cocok dalam pendekatan umum ini,” kata Putin seperti dikutip Kantor Berita Anatolia.
Vladimir Putin telah mengkonfirmasi, bahwa krisis Suriah akan dibahas kemudian. “Kami juga telah bertukar pendapat tentang situasi di Eropa. Kami akan membahas krisis di Suriah nanti,” kata Putin.
Hal serupa juga dikatakan oleh Erdogan. “Selama negosiasi hari ini kita tidak membahas situasi di Suriah,” kata Recep Tayyip Erdogan menjawab pertanyaan dari wartawan.
Analis memperkirakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mungkin setuju untuk kesepakatan jangka pendek dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memotong aliran dana, senjata dan pejuang asing ke Suriah.
Selain Suriah, pertemuan pertama Putin-Erdogan itu juga membahas isu isu-isu energi dan sanksi pasca krisis jet November lalu.
Erdogan mengatakan proyek pipa gas alam Turki yang tertunda akan diselesaikan secepat mungkin. Diumumkan oleh Putin pada bulan Desember 2014, pipa akan membawa gas Rusia melalui Laut Hitam dan Turki ke tenggara Eropa. Proyek itu ditangguhkan menyusul krisis jet November lalu.
Erdogan mengumumkan bahwa proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di provinsi Mersin, Turki selatan, akan diberikan status investasi strategis. Dalam perjanjian 2010, Rusia mengatakan akan membantu untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik pertama Turki bertenaga nuklir, yang diharapkan akan menghasilkan sekitar 35 miliar kilowatt-jam per tahun dan biaya sekitar $ 25 miliar.
Sementara itu, Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Alexey Ulyukaev mengatakan boikot impor makanan Turki bisa dihapus pada akhir tahun, kata kantor berita RIA Novosti.
Terobosan dalam krisis antara dua negara ini sebenarnya telah dimulai pada bulan Juni ketika Erdogan dan Putin membangun kontak kembali. Pada 30 Juni, Rusia mencabut larangan penerbangan wisata ke Turki menyusul percakapan telepon keduanya. (kiblatnet/adj)
Komentar Mustanir.com
Sebenarnya kita semua tahu arah dari perundingan Turki dan Rusia adalah dalam rangka kepentingan ekonomi negara masing-masing. Bukan sebagai bagian dari diplomasi untuk membebaskan rakyat Suriah dari kekejaman penguasanya, yakni Bashar Assad.
Kaum Muslimin yang terlalu mengelu-elukan Turki dan Erdogan seharusnya bisa menilai, bahwa Erdogan hanya membawa kepentingan Turki yang Sekuler, bukan Turki yang akan menjadi negara Islam lagi. Kerjasama bilateral antara Turki dan Rusia adalah bentuk pengkhianatan kepada umat Islam. Rusia adalah negara yang membombardir kaum muslimin di Suriah.