ISIS Menciderai Ajaran Agama Islam

ulama-suriah-kunjungi-aceh

ISIS Menciderai Ajaran Agama Islam

Mustanir.com – Ulama besar dan mufti (pemberi fatwa) asal Suriah, Syaikh Adnan Al Fayouni mengatakan, umat Islam di Suriah sama sekali tidak mengenal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Menurutnya, awak ISIS bukanlah warga Suriah. Pasukan ini tiba-tiba saja muncul di tengah kisruh Suriah dan menyingkirkan ulama di sana.

Hal ini disampaikan Syaikh Adnan di depan peserta Rapat Kerja Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (Raker HUDA) yang digelar Minggu (29/11) di Hotel Mekkah, Banda Aceh. Acara ini dihadiri sekitar 200 ulama dayah se-Aceh. Acara yang bertema “Esksistensi Regulasi Penguatan Syariat dalam Bingkai Ahlussunnah wal Jamaah” itu juga dirangkai dengan pelantikan pengurus Rabithah Thaliban Aceh (RTA) pada sesi terakhir. Raker HUDA itu juga dihadiri ulama dari luar negeri lainnya, seperti Syeikh Omar Dieb dari Yaman, Syeikh Mahmud Syahadah dari Suriah, dan Taceddin Ince dari Turki.

“Jika kita ingin memahami ISIS, maka kenalilah perbuatannya yang selalu menyerang umat Islam. Tak ada ciri Islam melekat pada mereka. Rasulullah saja dulu bermuamalah sangat baik dengan lawan-lawannya, walaupun sudah banyak rasa sakit yang dialaminya. Apalagi dengan umat Islam saat ahlu Mekkah, saat pembebasan Kota Mekkah. Jadi, tetap tidak dibenarkan dengan kekerasan, seperti yang dilakukan ISIS saat ini,” katanya dalam bahasa Arab yang diterjemahkan Ustaz Suryandi Lc dan Tgk Muhammad Hatta Lc MEd.

Ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang juga Wakil Rektor Universitas Ahmad Kuffaro, Damaskus, ini mengatakan, ISIS bekerja sama dengan Yahudi dan kaum munafik. Mereka adalah ciptaan penguasa Barat untuk menghancurkan Islam, ini terbukti karena Yahudi tak pernah mereka perangi. Ia menilai, gerakan ini mencederai agama Islam yang rahmatan lil alamin, karena kelompok ini menggunakan nama Islam. Semua ulama Aswaja di Suriah tak ada yang setuju dengan tindakan ISIS. Ia mengingatkan, agar apa yang terjadi di Suriah tidak sampai terjadi di Indonesia. Untuk itu, ulama harus bersatu. Waspadai dai palsu yang hanya berorientasi materi. Dai seperti itu dia nilai tidak mengamalkan ilmu agama dan tak mampu memengaruhi umat ke jalan yang baik. Dengan demikian, mereka tidak layak disebut ulama.

“Dai itu harus mengingatkan manusia. Dai bukan hakim, jadi bukan untuk menghakimi. Ketika melihat seseorang melihat berbuat salah ajaklah mereka dengan santun, sehingga mereka tidak lari dari Islam,” kata Pimpinan Tarekat Naqsyabandiah yang menempuh jalan hidup (suluk) dengan cara berzikir sir (rahasia) dalam hati itu.

Sementara itu, ulama Suriah lainnya, Syaikh Mahmud Syahadah mengatakan, pihaknya menentang keras liberalisme dan radikalisme di tengah-tengah umat Islam. Pasalnya, paham tersebut tidak berasal dari ajaran Islam.

Menurutnya, pemikiran liberal dan ekstrem seperti yang dilakoni ISIS hanya diterima oleh masyarakat yang bodoh dan jahil, atau mereka yang tidak mau bersusah payah dalam menuntut ilmu. Paham-paham seperti ini tidak akan berkembang di masyaakat yang telah berpikir maju.

Syaikh Mahmud Syahadah juga mengajak para pengurus HUDA untuk bermu’adah (berjanji) kepada Allah untuk berdakwah dengan ikhlas, kemudian menguatkan ukhuwah dengan sesama umat Islam. Karena hari ini, salah satu misi utama musuh-musuh Islam adalah membuat ulama-ulama terpecah belah.

Sementara itu, Sekjen HUDA, Tu Bulqaini mengatakan, raker tersebut bertujuan menguatkan ukhuwah antarulama Aswaja. Juga untuk mempersiapkan Deklarasi Aswaja Melayu Raya yang akan digelar Juni 2016 di Malaysia.

Acara ini dirangkai dengan pelantikan pengurus RTA. Para pengurus yang dilantik, antara lain, Tgk Imran Abu Bakar SHI MSy (ketua umum), Tgk Marbawi Yusuf (sekjen). Mereka dilantik oleh Ketua I HUDA, Tgk HM Yusuf A Wahab.

Komentar Mustanir.com

Kehidupan Sekuler-Liberal juga menciderai kehidupan Umat Islam, bahkan gara-gara kehidupan Sekuler-Liberal, umat Islam tidak dapat menjadi seorang muslim yang seutuhnya, banyak sekali kontradiksi dalam menjalankan kehidupan seorang muslim yang seharusnya di satu sisi patuh kepada agama dan Syariat, namun di satu sisi kaum muslimin dipaksakan untuk hidup tanpa terikat aturan Syariat.

Bukankah ini masalah yang juga berada di depan hidung kaum muslimin, kehidupan Sekuler-Liberal, yang banyak kaum muslimin tidak sadar dengan hal ini. Apakah perlu kehidupan Sekuler-Liberal ini di banderoli Syiah agar umat Islam melek kepada betapa berbahayanya kehidupan Sekuler-Liberal ini bagi umat Islam?

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories