Jokowi Lepas Bantuan untuk Rohingya, Setelah Ini Apa Lagi?
MUSTANIR.COM, Jakarta – Kloter pertama penerbangan bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk pengungsi Rohingya akan segera berangkat. Presiden Jokowi akan melepas langsung keberangkatan bantuan tersebut.
Jokowi diagendakan melepas keberangkatan bantuan itu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada pukul 09.00 WIB, Rabu (13/9/2017). Bantuan-bantuan itu diterbangkan dengan 4 pesawat Hercules menuju Aceh, kemudian esok hari (14/9) diterbangkan ke Chittagong, Bangladesh.
Menurut situs Komisi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), ada sekitar 270.000 pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sebagian besar berada di Cox’s Bazar. Nantinya, bantuan dari Indonesia pun akan didistribusikan ke Cox’s Bazar yang berjarak 170 kilometer dari Chittagong.
Ada pun bantuan yang akan dikirimkan yakni hal-hal yang paling dibutuhkan pengungsi untuk saat ini. Bantuan yang dikirimkan hari ini di antaranya adalah tenda, tangki fleksibel, perlengkapan keluarga, sembako, gula, dan beras.
Sebelumnya, Menlu Retno Marsudi menyatakan pemerintah terus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi yang ada di lapangan.
“Hal yang paling utama yang mereka butuhkan saat ini adalah antara lain beras, selimut, pakaian, alat kebersihan, misalnya sabun-sampo, kemudian baju anak-anak, dan lain-lain,” sebut Retno di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, kemarin (12/9).
Retno pun telah bertemu dengan Dubes Myanmar untuk Indonesia Ei Ei Khin Aye untuk membicarakan bantuan ini meski ditujukan ke Bangladesh. Dalam pertemuan itu, Retno meminta Myanmar untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ada kemajuan bantuan kemanusiaan.
[news.detik.com/13/9/2017]
Komentar:
Selain pengiriman bantuan berupa logistik, tetap harus ada langkah-langkah politik yang bisa menuntaskan konflik antara Rohingya dengan rezim Myanmar. Dan langkah-langkah politik ini bukan sekedar diplomasi meredam konflik sesaat. Karena jika demikian, konflik semacam ini akan tetap berpeluang muncul kembali suatu saat nanti.
Akan tetapi langkah-langkah politik yang dapat melemahkan musuh-musuh umat Islam sehingga tidak memiliki keberanian lagi. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Islam di masa kekhalifahan. []