Jubir HTI: Suksesnya Reuni Aksi 212 Tamparan Keras bagi Pemerintah
Aksi Bela Tauhid Reuni 212. Foto: liputan6
MUSTANIR.COM – Suksesnya Reuni Aksi 212 dengan kibaran jutaan bendera tauhid (liwa dan rayah) dinilai sebagai tamparan keras kepada pemerintah. “Jelas, sekali,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, di sela-sela Reuni Aksi 212, Ahad (2/12/2018) di Monumen Nasional, Jakarta.
Pasalnya, lanjut Ismail, mereka memang berusaha untuk terus mengatakan bahwa ini adalah bendera HTI. Tetapi umat lebih percaya kepada hadits Rasulullah SAW, bahwa kanat rayatul rasulillah saudah wa liwa’uhu abyad (rayahnya [panji] Rasulullah SAW berwarna hitam, sedangkan liwanya (bendera) berwarna putih. Mereka lebih percaya kepada hadits ini, hadits riwayat Thabrani, hadits riwayat Ibnu Majah yang derajat shahih atau hasan tetapi tidak ada yang dhaif.
“Jadi saya kira siapa saja yang ingin mengatakan bahwa itu bukan bendera tauhid mereka akan diabaikan oleh umat,” tegasnya.
Maka suksesnya acara ini juga, menurut Ismail, merupakan bentuk pengakuan, penegasan dan jawaban yang tegas dan tuntas terhadap siapa saja yang selama ini masih meragukan bahwa al-liwa dan ar-rayah itu panji Rasulullah. “Kalau kita membandingkan dengan reuni mujahid 212 tahun lalu maka yang perbedaan yang sangat mencolok adalah berkibarnya demikian banyak al-liwa dan ar-rayah,” ujarnya.
Ia juga menegaskan peserta yang datang dengan jumlah melebihi Aksi 212 (2016) menunjukkan kemarahan umat atas pembakaran rayah oleh Banser pada 22 Oktober 2018 di Garut.
“Ya, saya kira tidak bisa dipisahkan dari itu karena teman-teman peserta ini datang ke sini dengan penuh semangat membawa bendera tauhid, kemudian menggunakan topi segala macam yang berisi kalimat tauhid itu karena mereka melihat bahwa simbol tauhid itu telah dinistakan,” pungkasnya.[]
Sumber: mediaumat.news