Konspirasi Dibalik Naik Turunnya Harga Tiket Pesawat

Ilustrasi. Foto: liputan6

MUSTANIR.COM – Di saat harga tiket pesawat naik warga aceh yang ingin ke jakarta sampai banyak yang membuat pasport untuk pergi ke jakarta melalui jalur pesawat internasional karena jalur pesawat nasional mengalami kenaikan, sedangkan jalur pesawat internasional malah lebih murah.

Hal ini, berdampak juga pada jumlah penumpang pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang mengalami penurunan.

Kenaikan tersebut berdasarkan aturan atau kebijakan dari Kementrian Perhubungan RI. Pihak maskapai hanya menjalankan perintah saja. Soal kenaikam harga tiket, itu kewenangan pemerintah.

Hal itu membuat warga, malas untuk menggunakan pesawat. Sejak Desember, jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat, mengalami penurunan hingga 10 persen.

Harga Tiket Turun Karena Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Menuntut ke Kementrian Perhubungan
Petisi Online yang di buat oleh INACA akhirnya terjadi penurunan harga yang diumumkan pada Minggu (13/01) untuk menurunkan harga tiket domestik.

Penurunan harga tiket sudah dilakukan pada beberapa rute penerbangan seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, Bandung-Denpasar.

Melalui penyataan Indonesia National Air Carrier Association (INACA), akhirnya seluruh maskapai nasional menurunkan tarif tiket penerbangan sejak Jum’at (11/1)

Kenapa pihak maskapai kesulitan untuk memenuhi akses kepada masyarakat dalam memenuhi layanan penerbangan nasional serta keberlangsungan industri penerbangan nasional yang tetap terjaga.

Penurunan harga antara 20%-60%, hal itu disesuaikan khususnya pada aspek biaya penfukung layanan bandar udara dan biaya navigasi.

Warganet: Keamanan Penerbangan Tidak Terletak Pada Tiket Yang Mahal
Warganet juga sempat membuat petisi online di situs Change.org untuk menuntut penurunan harga tiket pesawat yang kemudian ditandatangani sampai lebih dari 170.000 orang.

Kementerian Perhubungan sudah mengatakan bahwa ini situasi berat bagi maskapai penerbangan karena lonjakan harga avtur dan situasi perekonomian yang tidak stabil, namun “demi menciptakan situasi kondusif di masyarakat, operator diminta menyesuaikan harga tiket pesawat”, seperti kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti seperti dikutip kantor berita Antara.

Harga turun bukan berarti mengurangi jaminan keselamatan dengan melakukan melakukan uji kelayakan yang lebih intensif.

Pengamat bisnis penerbangan Arista Atmadjati, mengatakan pada BBC News Indonesia bahwa apa yang dilihat masyarakat sebagai “kenaikan'” “sebenarnya adalah (bagian dari) gimmick/tipu muslihat”.

Setiap tiga tahun terakhir tidak pernah ada koreksi tarif tiket dalam penyesuaian harga. Hal ini dikarenakan adanya dua koridor yakni tarif batas atas dan tarif batas bawah.

Di saat Natal dan tahun baru yang di pakai adalah tarif batas atas akhirnya membuat harga tiket semakin mahal.

hampir semua maskapai “mengalami rapor merah” saat 2-3 tahun terakhir . Akhirnya diberlakukan tarif batas atas dan bawah. Hal itu terjadi karena karena komponen-komponen operasional, seperti leasing pesawat, avtur, dan perawatan, yang banyak menggunakan dolar dengan nilai fluktuatif.

Supaya bisa bertahan agar tidak bangkrut, maka diberlakukan tarif batas atas. Dan akhirnya berdampak pada masyarakat yang ingin berpergian menggunakan pesawat banyak yang protes.

Kejadian Ini Terjadi, Dikarenakan Angkasa Pura Yang Mangalami Kerugian
Dan Laba Garuda Yang Mengalami Penurunan
Laba Dari garuda mengalami penurunan hingga 89% karena garuda mengutamakan jarak tempuh penerbangan yang jauh dan sedikit sekali pengguna domestik yang menggunakan pesawat ini karena tarif biaya yang mahal.

Menurut Gerry Soejatman menyatakan:
“Kelihatannya di awal pasti jelek, tetapi kalau kita liat prediction (perkiraan) untuk tahun 2016 itu kan merugi. Bahwa mereka bisa me-recover (mengatasi) sebagian dari projected loss (perkiraan kerugian) itu, menjadi masih ada sisa untung, itu cukup bagus. Karena di kuartal pertama 2016 itu Garuda ruginya besar sekali. Untuk kuartal dua, tiga dan empat itu mereka me-recover sebagian besar dari loss-nya dan masih ada sisa net profit (keuntungan bersih) sedikit,” .

karena ketatnya (jalur) dalam dan luar negeri yang menyebabkan penurunan pendapatan. Secara umum, bisnis penerbangan mengalami penurunan pendapatan setiap kursi terisi per kilometer atau yield sebesar 9%. Itupun hanya terisi oleh orang-orang menengah keatas.

Hari Rabu (22 Maret 2017) Direktur Utama Garuda, Arief Wibowo, mengumumkan penurunan keuntungan tahun 2016 menjadi US$9,07 juta atau Rp120 miliar dari US$76.48 juta atau Rp1 triliun pada tahun sebelumnya.

Garuda yang merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia ini terbang ke lebih 40 tujuan dalam Indonesia dan 36 lokasi di dunia. Tetapi bagaimana daya saing Garuda Indonesia dibandingkan maskapai penerbangan lainnya di kawasan maupun dunia?

Hal ini trjadi dikarenakan Garuda penumpangnya tidak pernah penuh dan hanya digunakan oleh orang yang menengah ke atas. saat ini orang yang menengah ke bawah lebih memilih pesawat yang selain garuda dengan harga yang relatif lebih efisien.

Maka wajar pendapatan setiap kursi hanya terisi 9% karena penerbangan pesawat garuda tidak pernah penuh dengan penumpang dari domestik apalagi jarak jauh internasional sudah pasti kursi tidak pernah penuh dan hanya digunakan oleh menengah ke atas.

Maka dari itu daya minat ke garuda kian menurun. Kemudian untuk menutup kerugian tersebut tidak ada jalan lain kecuali hanya menurunkan harga harga tiket di kota-kota besar seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, Bandung-Denpasar dan selain kota-kota tersebut harga tiket masih cukup tinggi.

Di lain sisi PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat sejumlah bandara yang dikelolanya masih mengalami kerugian. Namun demikian, bandara tersebut akan segera memberikan keuntungan seiring dengan kenaikan jumlah penumpang.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan hingga saat ini, ada tiga bandara yang masih merugi yaitu Bandara Silangit Medan, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang dan Bandara Banyuwangi.

“Ada beberapa (rugi). Memang traffic-nya sedang tumbuh. Seperti Silangit sekarang sedang tumbuh ke arah 500 ribu (penumpang). Silangit baru dioperasikan 2015, tetapi sekarang traffic-nya di 2018 berada di atas 500 ribu. Tanjung Pinang juga kurang lebih sama. Kemudin Banyuwangi juga masih kisaran 300 ribuan (penumpang), kita akan buka internasional,” ujar dia di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Untuk menaikkan traffic-nya tidak ada jalan lain selain encapai 1 juta penumpang per tahun. Hal ini yang tengah diupayakan pada ketiga bandara ini.

Dari semua kejadian ini menyebabkan banyak efek diantaranya tarif domestik dibuat mahal dan banyak pekerja cina masuk ke indonesia dengan memakai pesawat lion salah satunya ke morowali daerah perbatasan Sulawesi Tengah dan Tenggara. Belum lagi daerah lain, menjadi sasaran empuk para pekerja cina banyak yang masuk di negeri ini.

Akibat dari semua ini lagi-lagi rakyat yang dirugikan dan pemilik modal besar bisa mendapatkan keuntungan dan bisa memasukkan pekerjanya ke negeri ini. Tidak lain tidak bukan dibalik kejadian ini adalah fasilitas para pemilik modal untuk menjajah negeri ini. []

Sumber: mediaoposisi.com

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories