Manusia, Binatang, dan AI

MUSTANIR.net – Manusia dan binatang sama-sama punya kebutuhan jasmani seperti rasa lapar, haus, capek, ngantuk, dll.

Juga sama-sama punya kebutuhan naluri. Seperti naluri mempertahankan diri, naluri menjaga keturunan, dsb.

Sedangkan perbedaannya adalah keberadaan akal pada manusia, sedangkan binatang tidak.

Antara manusia dan generative AI sama-sama memiliki kemampuan berpikir. Mengolah data dan mengambil kesimpulan.

Tetapi manusia punya kebutuhan jasmani dan naluri, sementara generative AI tidak.

Ada satu unsur lagi yang dimiliki manusia tapi tidak dimiliki binatang maupun generative AI, yaitu al-idrak. Dalam bahasa Indonesia disebut kesadaran. Meski kadang makna kesadaran dalam bahasa indonesia tidak sepenuhnya sama dengan makna al-idrak.

Al-idrak adalah kesadaran di balik suatu perbuatan.

Seluruh perbuatan binatang dilakukan atas dorongan kebutuhan jasmani dan naluri.

Keputusan terbatas yang dilakukan generative AI dilakukan karena kemampuan berpikir artifisialnya.

Sedangkan perbuatan manusia ada yang dilakukan atas dorongan jasmani dan naluri, ada pula yang atas keputusan berpikir. Sama seperti binatang dan generative AI.

Namun yang hanya khas manusia adalah suatu perbuatan yang dilandasi oleh idrak silah billah atau kesadaran akan hubungan dirinya dengan Allah. Inilah yang disebut niat di balik setiap perbuatan.

Maka jika dipetakan menjadi begini:

Binatang
Kemampuan berpikir
Kebutuhan jasmani naluri
Idrak perbuatan

Generative AI
Kemampuan berpikir
Kebutuhan jasmani naluri
Idrak perbuatan

Manusia
Kemampuan berpikir
Kebutuhan jasmani naluri
Idrak perbuatan

Kesimpulannya, jika manusia memenuhi nalurinya tanpa menggunakan akal, maka dia lebih hina dari binatang.

Jika manusia memutuskan sesuatu hanya atas proses berpikir, tanpa disertai al-idrak atau kesadaran akan hubungan dirinya dengan Allah, maka dia lebih rendah dari AI. []

Sumber: Doni Riw

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories