
AFP/Bay Ismoyo
Pakar UI Minta Pemerintah Jujur Terkait Data Penanganan Covid-19
MUSTANIR.net – Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono, meminta pemerintah jujur terkait data penanganan Covid-19 di Indonesia. Salah satunya dengan membuka data warga yang masuk ke rumah sakit setiap harinya dengan gejala corona.
“Kita ingin supaya pemerintah jujur,” kata Pandu (20/4).
Selain itu, Pandu juga mendorong pemerintah membuka data jumlah warga yang dimakamkan dengan protokol Covid-19. Di saat situasi seperti ini, Pandu mengatakan mayoritas yang dimakamkan kemungkinan besar sudah terpapar Corona.
“Yang harus dilaporkan itu adalah jumlah orang yang masuk rumah sakit setiap hari yang dengan gejala Covid-19, terus ke dua yang dimakamkan dengan protokol Covid. Hari gini akan sebagian besar sudah Covid-19,” ujar Pandu.
Mengenai data kematian terkait Corona, Pandu menyampaikan analisisnya berdasarkan data pemakaman DKI. Dia menyitir data pemakaman DKI pada akhir Maret lalu.
“Jadi ini saya menggunakan 29 Maret, ternyata dari Dinas Pemakaman DKI itu ada 283 pada hari itu yang dimakamkan dengan protokol Covid. Kalau udah dengan protokol Covid dengan gejala klinikal khas Covid dan sebagian besar meninggal itu hampir dapat dipastikan karena Covid dan yang dilaporkan oleh jubir pada hari itu 67 kematian karena Covid, betul jubir itu kematian yang sudah terkonfirmasi laboratoriumnya. Kenapa di lapangan lebih tinggi, itu yang mati di Jakarta tidak semua dimakamkan di Jakarta, ada yang dimakamkan di Bogor, jadi nggak tercatat kesehatan DKI, ada yang dimakamkan di Tangerang, ada di Karawang dan ada yang dimakamkan di Bekasi,” ujar dia.
Pandu menduga ada perbedaan data hampir 4 kali lipat dari data yang disampaikan pemerintah.
“Jadi kita memperkirakan ada perbedaan yang hampir 4 kali lipat. Jadi kalau kita menggunakan koreksi data Jakarta, itu baru Jakarta yang bagus sistemnya, kira-kira kalau kita bilang hari ini ada 50 kematian, sesungguhnya nah kita pakai angka benar, berdasarkan angka data benar, 4 kali lebih,” ujar dia.
Dia menjelaskan jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 itu, sebagian diantaranya belum diperiksa. Ada juga, kata Pandu, yang sudah diperiksa namun hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar.
“Sebagian meninggal belum sempat diperiksa, sebagian meninggal itu hasilnya belum keluar problemnya itu antreannya 3-5 hari, kalau hari ini dilaporkan kasus baru itu bukan pengumuman kasus baru tapi hasil lab yang hari ini baru keluar,” ujar dia. []
Sumber: Detik