Pengusaha Ajukan Impor 250 Ribu Ton Garam
MUSTANIR.net – Pengusaha makanan dan minuman (mamin) terancam sulit mendapatkan bahan baku garam. Stok yang ada hanya bisa menunjang kurang dari 1 bulan saja.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan kebutuhan garam untuk industri mamin setahunnya sekitar 550 ribu ton. Angka itu sama dengan kebutuhan tahun lalu.
“Tahun lalu kita ajukan sekitar 550 ribu ton. Itu sebetulnya sangat kecil sekali untuk total industri mamin. Tapi seperti ini jangan dipersulit nanti ada inovasi tapi enggak ada bahan baku sama aja,” ujarnya di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Industri mamin sendiri tahun ini sudah diberikan slot impor garam industri sebesar 300 ribu ton. Slot tersebut sudah dimanfaatkan sepenuhnya. Namun stok tersebut sudah hampir habis.
“Industri garam juga sudah didata. Total itu ada 30-an ribu ton. Itu nggak sampai sebulan, kan bahaya,” ujarnya.
Menurutnya jika bahan baku garam itu tak bisa dipenuhi maka industri mamin dalam negeri terancam tak bisa produksi. Dikhawatirkan justru akan masuk produk-produk mamin impor.
Adhi mengaku sudah mengajukan slot impor garam industri tambahan untuk menutupi kekurangan stok sebanyak 250 ribu ton. Namun usulan itu masih dalam pembahasan di pemerintah.
“Kalau industri mamin berhenti kontribusi ke PDB cukup besar. Kita sudah mengajukan. Kita sudah sampaikan stok kita tinggal berapa terus dirakortaskan, belum putus,” tambahnya.
Industri mamin sendiri, kata Adhi, sudah mengikuti saran pemerintah untuk menyerap stok garam dalam negeri. Namun pelaku industri mamin mengaku tidak bisa menyerap maksimal lantaran kualitasnya tidak sesuai yang dibutuhkan.
“Dari kadar airnya, kontaminasinya. Karena kebanyakan dari stok yang ada sekarang di dalam negeri itu kadar airnya tinggi. Kita butuh 0,5% kadar airnya, sekarang bisa diatas 4%,” tutupnya.[]
Sumber: Detik