Absennya Aktivitas Amar Makruf Nahi Mungkar adalah Penyebab Bencana di Tengah Umat

MUSTANIR.net – Muslim Intelektual asal Inggris, Mazhar Khan, menyebut bahwa penyebab terjadinya bencana di tengah-tengah umat karena absennya aktivitas amar makruf nahi mungkar.

“Dan benar, absennya aktivitas amar makruf nahi mungkar adalah penyebab terjadinya bencana di tengah umat,” tuturnya dalam unggahan video pribadinya di kanal youtube.com/@letstakealook123 yang berjudul Minbar Sickness, Sabtu (19/4/2025).

Menurutnya, aktivitas amar makruf jualah yang seharusnya terus dilakukan sebagai kepedulian kepada kondisi Gaza, yaitu menyeru kalangan yang memiliki kemampuan dan pengaruh untuk menghentikan genosida sebagai tanggung jawab mereka kepada Allah subḥānahu wa taʿālā, seperti para imam (khatib masjid) dan militer.

“Aktivitas amar makruf nahi mungkar seharusnya terus dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap Gaza, yaitu mengajak orang-orang baik tadi (seperti para khatib) yang mungkin memiliki kemampuan dan pengaruh untuk menghentikan genosida, serta mengajak para militer Muslim di dunia Islam untuk menghentikan genosida sebagai respons dan memenuhi tanggung jawab mereka kepada Allah subḥānahu wa taʿālā,“ sambungnya.

Aktivas yang demikian katanya, adalah bentuk perjuangan untuk Allah subḥānahu wa taʿālā yang dilakukan dengan harta, lisan, serta raga.

Akan tetapi, tampaknya menjadi suatu penyakit berulang yang menjangkiti para khatib di berbagai masjid karena menyalahkan umat Islam atas genosida yang terjadi di Gaza. Tanpa mencari tahu akar persoalan yang sesungguhnya. Pernyataan demikian kata Mazhar mengandung kesalahan besar.

“Kini lagi-lagi saya mendengar penyiksaan, penindasan, genosida sedang terjadi di Gaza karena perbuatan kita. Ada sebuah masalah besar dalam pernyataan ini. Sekarang kita akan lihat apa maksudnya?” tanya Mazhar.

Ketika bencana menimpa seperti di Gaza, bahkan hampir seluruh dunia Islam, jarang sekali mencari tahu penyebab utama terjadinya penjajahan, pembantaian, penyiksaan, genosida, hingga kelaparan. Sehingga tidak relevan dengan sikap yang diambil oleh mereka (para imam khatib) yang menyalahkan umat Islam sepihak.

Mazhar menyatakan, sikap relevan yang seharusnya mereka tunjukkan bersama umat Islam adalah mampu merespons dan memberikan pertolongan bagi yang membutuhkannya.

“Sebagai contoh, kita melihat langsung di depan kita ada seorang imam masjid diserang oleh kelompok perampok rasis. Lalu kita ingin menolongnya. Bagaimana cara yang benar menolong imam tadi? Tentu bukan dengan cara kita pergi mengabari keluarganya dan mengatakan bahwa kita tahu yang terjadi (penyerangan imam) tadi disebabkan karena perbuatannya,” terangnya melanjutkan.

Ada alasan tertentu imam tersebut diserang oleh kawanan perampok. Dan tentu menyikapi dengan cara yang benar atas peristiwa yang menimpa imam adalah menolongnya tanpa mempedulikan lagi alasan perampokan yang menimpanya.

Ia menegaskan, bahwa tanggung jawab sesama Muslim ketika terjadi penyerangan atau penindasan adalah mengutamakan pertolongan.

Mazhar juga mengingatkan untuk tidak menjadi sosok atau seorang Muslim yang baik sendiri seperti kasus imam (khatib) yang tidak peduli dengan Palestina atau dunia Islam.

”Saya akan ingatkan, Nabi ﷺ pernah menyampaikan sebuah kisah, di mana pernah terdapat seseorang yang saleh, tetapi Allah subḥānahu wa taʿālā mengirimkan malaikat untuk menghancukan kampung tempat tinggalnya. Ketika malaikat menemui Allah subḥānahu wa taʿālā, lalu Allah berkata, terdapat seseorang yang saleh di antara mereka di kampung itu. Mulailah dari dia. Kenapa Allah memerintahkan malaikat itu menghancurkan kampung orang baik (saleh) tersebut? Karena kata Allah, ia tahu di sekelilingnya ada kemungkaran merajalela, tetapi ia tidak berbuat apa pun. Ia terlalu sibuk untuk memperbaiki dan melindungi dirinya sendiri. Ia tidak melakukan amar makruf nahi mungkar,” bebernya.

Mazhar menyebutkan, solusi yang ditawarkan oleh para imam mimbar yang cenderung menyalahkan umat Islam sepihak tidaklah relevan. Bahkan hakikatnya hanya akan menambah kemarahan Allah subḥānahu wa taʿālā bila tidak melakukan amar makruf nahi mungkar. []

Sumber: M Siregar

About Author

Categories