Angka Bunuh Diri di Gunungkidul Tinggi, Selama 2017 Terjadi 26 Kasus

Ilustrasi. Foto: news.detik.com

MUSTANIR.COM, Gunungkidul – Kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat tinggi. Berdasarkan data LSM Inti Mata Jiwa (Imaji), selama tahun 2017 ada 26 kasus bunuh diri di daerah ini.

“Dalam rangka menyambut peringatan hari pencegahan bunuh diri sedunia, kami mengajak seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah bersama-sama mengatasi persoalan ini,” kata Ketua LSM Imaji, Joko Yanu Widiasta ke wartawan, Minggu (10/9/2017).

Imaji mencatat, dari tahun 2001 sampai 2016 ada sebanyak 458 kasus percobaan bunuh diri. Sementara bila dirata-rata kejadian bunuh diri tiap tahunnya ada sekitar 28 sampai 29 kasus.

Menurutnya sampai saat ini bunuh diri masih menjadi cara sebagian warga mengakhiri hidupnya. Buktinya tahun ini sampai tanggal 9 September 2017, sudah ada 26 peristiwa bunuh diri di Gunungkidul. Fenomena ini disebutnya sebagai tragedi kemanusiaan yang menghantui Gunungkidul.[news.detik.com/11/9/2017]

Menurut redaktur mustanir media, tingginya angka bunuh diri disebabkan oleh banyak faktor, setidaknya ada dua faktor yang menonjol yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh lemahnya iman seseorang. Sedangkan lemah iman disebabkan oleh ketidakmampuan akal menjangkau hakekat kehidupan, hakekat bahwa manusia hanya diperintahkan untuk beribadah saja sementara rizki sudah menjadi jaminan Allah. Pemahaman yang benar akan memunculkan sikap tawakkal, yakni tidak ada tempat bersandar dan tempat berharap kecuali Allah semata. Sementara Allah adalah Dzat yang maha pemurah lagi maha luas karunianya.

Sedangkan faktor eksternal, tentu ini sangat erat kaitannya dengan kualitas hidup yang mereka jalani. Ketidakmampuan menciptakan kondisi kehidupan yang layak ditambah beban hidup atas kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyulikan rakyatnya menjadi faktor logis tingginya angka bunuh diri. Dengan bahasa sederhana, himpitan ekonomi menjadi penyebab tingginya angka bunuh diri. Wallahu a’lam. [ysf]

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories