
Dunia Dijajah US Dollar dari Sejak Bretton Woods
MUSTANIR.net – Direktur Indonesia Justice Monitor Ustaz Agung Wisnuwardana mengungkapkan bahwa dunia dijajah oleh US Dollar dari sejak Bretton Woods.
“Sejak kapan dunia dijajah oleh US Dollar? Dari Bretton Woods sampai perang tarif ala Trump ini bukan sekadar ekonomi biasa. Ini penjajahan global atas nama uang kertas atau fiat money,” ungkapnya di akun tiktok.com/@agung.wisnuwardana (12/4/2025).
Ia mengatakan, sejak 1944 Amerika Serikat memaksa dunia tunduk lewat perjanjian Bretton Woods. Mereka bilang dolar dijamin emas, dan dunia wajib pakai dolar. Amerika Serikat menjadi pusat cadangan devisa dunia tanpa harus kerja keras.
“Tahun 1971, Nixon mencabut jaminan emas atas dolar, dolar jadi uang kertas tidak bernilai tetapi dipaksakan jadi mata uang dunia. AS dagang pakai kertas, negara lain kerja keras untuk membeli dolar. Inilah awal penjajahan moneter ala kapitalisme,” tambahnya.
Kemudian, saat Trump naik (jadi presiden) 2016, dia membawa semangat American First tetapi caranya naikkan tarif, ancam partner dagang, dan paksa dunia tetap pakai dolar dia jadikan sistem swift, dan sanksi ekonomi sebagai senjata. Negara yang tidak peduli diblokir, dihukum. “Kini Trump kembali lagi (jadi presiden) barang-barang Cina kena tarif 125%, Meksiko 100%, Indonesia 32%, dan lainnya terkena,” tambahnya.
Sebenarnya, ia menegaskan, dunia sudah muak dengan AS, beberapa pihak berpikir untuk melakukan dedolarisasi. Namun apakah negara-negara hari ini berani melawan sistem hegemoni AS? Karena AS masih memiliki tiga senjata penting:
• Pertama kepercayaan pasar, investor global masih percaya dolar aman apalagi saat krisis.
• Ke dua, pasar modal terbesar yaitu wall street jadi tempat utama investasi dunia.
• Ke tiga, militer dan sanksi politik.
“Siapa lawan sistem dolar, siap-siap dikriminalisasi dan disanksi plus AS kontrol institusi seperti IMF dan World Bank. Kalau negara berkembang mau utang atau ball out, ya tetap lewat dolar,” tambahnya.
Islam Tidak Akan Membiarkan Penjajahan Moneter Terus Berlangsung
Selanjutnya, ia menawarkan Islam sebagai solusi permasalahan keuangan global hari ini. “Islam akan mengganti dollar AS dan fiat money lainnya dengan sistem mata uang yang sesuai dengan Islam yaitu memakai dinar emas dan dirham perak,” terangnya.
Dengan alasan, uang Islam memiliki nilai intrinsik adil dan tidak dimanipulasi, dalilnya banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang mengkaitkan hukum-hukum Islam dengan emas dan perak secara khas dan tetap sebagai mata uang dan nilai atau harga.
“Misalnya terkait pengharaman khanzul maal yang khusus untuk emas dan perak kemudian juga penetapan nilai zakat, diyat, dan lainnya, kemudian taqrir atau ketetapannya Rasulullah ﷺ terkait emas dan perak sebagai mata uang dalam Islam dan menimbangnya dengan timbangan penduduk Mekkah,” terangnya.
Ia menjelaskan, Islam tidak akan pernah membiarkan penjajahan moneter terus berlangsung.
“Dinar dan dirham bukan sekadar nostalgia, ini adalah senjata ideologis untuk melawan penjajah dolar AS, saatnya kita bangkit sebagai umat Islam bukan menjadi korban sistem kapitalisme global, untuk itu perlu kekuatan seimbang untuk menjadi pesaing AS dan memastikan seluruh dunia bertransaksi menggunakan emas dan perak sehingga tidak ada lagi negara seperti AS yang mendominasi mata uang dunia dan mempermainkannya untuk memperoleh kepentingan mereka kekuatan itu tidak lain dan tidak bukan adalah negara khilafah,” pungkasnya.
Karena, ia mengatakan, uang dalam Islam memiliki nilai intrinsik adil dan tidak dimanipulasi. “Dalilnya banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang mengaitkan hukum-hukum Islam dengan emas dan perak secara khas dan tetap sebagai mata uang dan nilai atau harga misalnya terkait pengharaman khanzul maal yang khusus untuk emas dan perak, kemudian juga penetapan nilai zakat, diyat dan lainnya, kemudian taqrir atau ketetapannya Rasulullah ﷺ terkait emas dan perak sebagai mata uang dalam Islam dan menimbangnya dengan timbangan penduduk Mekkah,” paparnya.
Oleh karena itu saatnya umat Islam bangkit sebagai umat Islam, bukan menjadi korban sistem kapitalisme global.
“Untuk itu perlu kekuatan seimbang untuk menjadi pesaing AS dan memastikan seluruh dunia bertransaksi menggunakan emas dan perak sehingga tidak ada lagi negara seperti AS yang mendominasi mata uang dunia dan mempermainkannya untuk memperoleh kepentingan mereka. Kekuatan itu tidak lain dan tidak bukan adalah negara khilafah,” pungkasnya. []