Drama Konflik Horizontal Antara Pengemudi Angkutan Online dan Konvensional
Drama Konflik Horizontal Antara Pengemudi Angkutan Online dan Konvensional
Mustanir.com – Beberapa waktu lalu, tepatnya hari selasa, 22/3, menjadi sebuah peristiwa yang membuat wajah transportasi di Indonesia dan regulasinya buruk. Kurangnya respon dan pencegahan oleh pemerintah, sehingga terjadi konflik horizontal adalah salah satunya, kami rangkumkan sedikit konflik horizontal yang terjadi beberapa waktu yang lalu tersebut.
Pengemudi Gojek Dikeroyok Supir Taksi
Mustanir.com – Demo ribuan sopir taksi di Jakarta, Selasa (22/3), juga berdambak kepada ojek online atau daring. Ojek daring pun harus waspada dari serangan para sopir taksi yang sedang berdemo.
Muhammad Yusup (40 tahun), pengemudi Gojek, mengaku tidak memakai atribut karena khawatir menjadi sasaran para sopir taksi yang sedang berdemo. Bahkan, ketika melayani penumpang pun dia tidak langsung memberikan helm ke penumpang. Dia harus berjalan menjauhi kerumunan sopir taksi maupun pangkalanojek.
Hal itu terpaksa dilakukan mengingat pada helm untuk penumpang terdapat logo Gojek. Karena dia tidak ingin diketahui sebagai pengemudi Gojek.
Ia mengungkapkan, rekannya ada yang menjadi korban kekerasan sopir taksi yang sedang berdemo, Selasa pagi. “Demi keselamatan kami tidak ada yang memakai atribut pada hari ini, soalnya tadi pagi rekan kami sudah ada yang dikeroyok sopir-sopir taksi yang mau demo itu, dia sendirian sementara mereka banyak orang,” kata dia di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa.
“Jadi dia sekarang babak belur, motornya dihancurkan.” (rol/adj)
Mobil Taksi Hancur dilempar Batu oleh Pengemudi Ojek Online
Pengemudi taksi Blue Bird bernomor polisi B 1194 BTF, Anto (53), pasrah ketika mobil yang dikendarainya ditimpuki batu oleh sejumlah sopir ojek online.
Ketika itu, Anto sedang menunaikan ibadah salat di sebuah masjid di kawasan Patal Senayan.
Seusai salat, Anto bermaksud untuk berkumpul dengan rekan seprofesinya yang telah lebih dulu berada di dalam Gelora Bung Karno (GBK).
(Baca juga: Polisi Tangkap 83 Orang dalam Demonstrasi Taksi di Jakarta).
Namun, Anto tak mengetahui bahwa sudah ada sejumlah sopir ojek online yang berniat mencegat pengemudi taksi di penghujung jalan.
“Saya pikir cuma ngetok-ngetok begitu doang, tetapi ternyata enggak dan serem banget,” kata Anto saat ditemui di GBK, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Ketika melajukan taksinya dari arah Patal Senayan, Anto pun sempat menundukkan kepala karena merasa takut.
Bagaimana tidak, hampir seluruh kaca mobilnya retak dan hancur ditimpuk batu.
Menurut dia, pengemudi ojek itu melemparkan batu berkali-kali ke arah kaca depan taksi yang dikendarainya.
Bukan hanya itu, kaca bagian belakang taksi yang dikemudikannya itu tampak berlubang. Serpihan kaca juga terlihat di bagian belakang taksi.
Terlihat pula kaca di kedua sisi tempat duduk penumpang pun pecah.
Bila melihat ke bagian bangku penumpang dan tempat pijakan kaki, tampak tiga buah batu yang digunakan untuk menghancurkan kaca mobil taksi tersebut.
Ukuran batu yang digunakan untuk melempari taksi itu bervariasi. Namun, rata-rata ukurannya jauh lebih besar dari kepalan tangan laki-laki dewasa.
Tak lama setelah itu, Anto pun berhasil mengeluarkan mobilnya dari kepungan massa. Dia langsung melajukan mobilnya ke arah Hotel Mulia.
Beberapa sopir ojek ada yang sempat mengikutinya. Tetapi, Anto langsung memutarkan mobilnya untuk segera memasuki kawasan GBK.
Anto hanya bisa mengelus dada dan bersyukur karena tidak mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut. (Baca: Ini Kata Blue Bird soal Dugaan Sokongan Dana dalam Demo Sopir Taksi).
“Alhamdulillahnya, nyawa saya masih bisa selamat,” kata Anto.
Aksi itu merupakan dampak lanjutan dari unjuk rasa para sopir taksi di Jakarta hari ini.
Para sopir taksi itu menuntut pemerintah menertibkan kendaraan angkutan umum berbasis aplikasi internet seperti Uber dan Grab. (kompas/adj)