Ekonomi Melemah Jokowi Bisa Jatuh
Ekonomi Melemah Jokowi Bisa Jatuh
Mustanir.com – Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengatakan, kondisi ekonomi yang melemah serta jumlah warga miskin yang meningkat dapat menjadi lampu merah bagi pemerintahan Joko Widodo. Menurutnya, jika kondisi saat ini dibiarkan dan tak ditangani maka dapat mengancam posisi Presiden Jokowi.
“Yang dikeluarkan BPS ini akan nambah, PHK nambah, terus orang Cina nambah ke sini. Gimana bantuan pemerintah untuk kita. Karena ke depan itu dolar naik, harga naik, orang miskin akan naik. Kalau dibiarkan akan lampu merah, presiden (Jokowi) akan jatuh,” kata Uchok dalam acara diskusi di Jakarta, Ahad (27/9).
Uchok mengatakan, setiap kali presiden jatuh selalu didahului terjadinya fenomena El Nino yang kemudian dapat berdampak pada kondisi ekonomi. Lebih lanjut, ia juga menilai Jokowi kurang menunjukan kepemimpinannya dalam memimpin pemerintahan.
Selama ini, gaya kepemimpinan Jokowi justru tak terlihat dan dianggap tak memiliki sikap. “Kalau ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara tidak gaduh, Jokowi itu harus memperlihatkan kepemimpinan dia. Caranya mengambil semua kepemimpinan politik dan ekonomi di tangan Jokowi. Karena selama ini yang memegang ekonomi itu JK,” kata Uchok.
Selain itu, pemerintahan Jokowi-JK dinilai kurang berpihak pada kesejahteraan masyarakat miskin. Menurut Uchok, pemerintah saat ini justru lebih fokus pada pembangunan infrastruktur. “Pemerintah tidak berpihak untuk orang miskin. Infrastruktur itu untuk investor bukan orang miskin,” kata dia.
Ia menilai, fokus pemerintah untuk menjaring berbagai investor masuk ke Indonesia pun membuat pemerintah kurang memperhatikan jumlah warga miskin yang justru semakin meningkat. Uchok mengatakan, pemerintah Jokowi menilai warga miskin sebagai beban sehingga mengalihkan anggaran subsidi ke anggaran infrastruktur.
“Karena orang miskin buat Jokowi itu sebagai beban. Itu dilihat dari banyaknya subsidi yang dihapus sejak ada pengalihan pemerintah dari SBY ke Jokowi itu banyak subsidi yang dihapus dan dianggap orang miskin itu beban buat dia. Maka banyak pengalihan kepada anggaran infrastruktur,” kata Uchok.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur hanya menguntungkan Jokowi dan JK yang juga merupakan pengusaha.
Sementara itu, Firmanzah, rektor Paramadina yang juga mantan Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, mengatakan pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. “Pemerintah masih fokus terhadap infrastruktur. Bukan berarti infrastruktur tidak penting dibangun, tetapi yang sifatnya jangka pendek diperhatikan terkait pengentasan kemiskinan,” kata Firmanzah.
Ia pun meyakini angka kemiskinan dapat semakin bertambah akibat terjadinya El Nino dan kabut asap. Terlebih, kata Firmanzah, bencana kabut asap tersebut terjadi di wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah.
“Karena mereka berbasis sumber daya alam. Yang mana harga pasar dunia terkait harga komoditas juga drop. Daerah Kalimantan dan Sumatera terdampak ekonomi sekarang, malah terpapar kabut asap. Saya khawatir menambah jumlah orang miskin,” terang Firmanzah.
Ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat serta fokus pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan. Pengentasan kemiskinan perlu diselesaikan bersama-sama baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu, ia juga menyoroti program-program pemerintah yang tak dijalankan secara berbarengan.
“Pemerintah saat ini memiliki berbagai macam program. Permasalahannya tidak integratif, dilakukan secara parsial,” kata dia (rol/adj)