Empat Hal Untuk Menggapai Ridho Allah

Empat Hal Untuk Menggapai Ridho Allah

Oleh H. Luthfi H.

أخرج الحافظ أبو نعيم في حلية الأولياء عن حاتم الأصم يقول: “من أصبح وهو مستقيم في أربعة أشياء فهو يتقلب في رضا الله: أولها الثقة بالله, ثم التوكل, ثم الإخلاص, ثم المعرفة، والأشياء كلها تتم بالمعرفة”. فصل الخطاب في الزهد والرقائق والآداب – الجزء الثامن –

Al Hafidz Abu Naim dalam “Hilyatul Auliya” dari Hatim al Asham menyatakan: “Barangsiapa yang istiqamah berada dalam empat hal, maka ia akan mendapat ridho’ Allah SWT. Yakni tsiqah kepada Allah, Tawakkal, Ikhlas, dan Ma’firat. Dan segala sesuatunya akan sempurna dengan ma’rifat kepada Allah SWT.” (Fashal Khitab, Zuhud, Raqaaiq dan Adab”, Juz 2).

Pertama, Tsiqah (percaya) kepada Allah artinya membenarkan apa-apa yang diperintah, dikabarkan, dan dijanjikan Allah kepada kita. Karena sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baik perkataan, sebaik-baik penepat janji, dan Dia tidak pernah menyalahi akan janjinya. Firman Allah:

(وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَعْدَ اللَّـهِ حَقًّا وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّـهِ قِيلًا)

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, mereka akan Kami masukkan ke dalam surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari Allah?” (An Nisa 122).

Demikian pula firman-Nya dalam Surat Az Zumar 20.

(لَـٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ)

“Tetapi orang-orang yang bertakwa terhadap Tuhan-nya bagi mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi dan di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan mengingkari janjinya”.

اللهم اجعلنا من الذين اتقوا ربهم وعملوا الصالحات … آمين يا رب العالمين!!

“Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bertakwa dan beramal sholeh amin ya Rabbal alamin”.

Kedua, Tawakkal kepada Allah. Bertawakal kepada Allah adalah sesuatu yang dituntut selain kita melakukan usaha sebagai sebuah kausalitas. Tawakkal bukan sikap pasrah. Tawakkal merupakan sikap hati, keimanan, bahwa hanya Allah SWT satu-satunya Dzat yang layak dijadikan sandaran, dan penentu atas segala keberhasilan. Firman Allah SWT.

(وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ).

“Dan hanya kepada Allah kalian bertawakkal, jika kalian orang-orang yang beriman” (Al Maidah 23)

اللهم اجعلنا ممن يتوكلون عليك حق توكله … آمين يا رب العالمين!!

“Ya Allah, jadikanlah kami diantra orang-orang yang bertawakal kepada-Mu dengan sebenar-benar tawakal, Amin ya Rabbal ‘alamin”.

Ketiga, Ikhlas. Sikap ikhlas ini dituntut dalam segala perkataan, perbuatan, dakwah dan serangkaian amal ibadah lainnya. Hanya kepada Allah lah segala perkataan dan berbuatan kita persembahkan. Firman Allah SWT.

(فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ).

“Maka beribadahlah kalian kepada Allah dengan penuh keikhlasan, baginya agama ini, walaupun orang-orang kafir membenci” (Ghaafir: 14)

(وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ)

“Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan dengan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat” (Al Bayyinah 5).

اللهم اجعلنا ممن يعبدون الله مخلصين له الدين … آمين يا رب العالمين!!

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan dalam menjalankan agama yang lurus. Amin ya Rabbal alamin.”

Keempat, Ma’rifat kepada Allah. Yakni ilmu pengetahuan yang meniadakan kebodohan. Siapa saja yang memiliki pengetahuan akan berbeda dengan orang yang bodoh. Siapa yang mengetahui tidak seperti orang yang tidak mengetahui.

(قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ)

“Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahhui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanyalah orang yang berfikir (berakal) yang akan mengambil pelajaran” (Az Zumar 9)

Sungguh suatu kebenaran bahwa tidak sama antara orang-orang tidak mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui. Seorang ulama memiliki kedudukan istimewa dan tinggi di sisi Allah. Allah akan meninggikan derajat mereka di surga nanti. Firman Allah.

(يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ).

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. Dan Allah terhadap segala yang kalian kerjakan Maha Mengetahui” (Al Mujadalah 11)

نسأل الله العظيم رب العرش الكريم أن يحعلنا وإياكم من الذين آمنوا ومن الذين أوتوا العلم فيرفعهم درجات … إنه ولي ذلك والقادر عليه… آمين يا رب العالمين!!

“Kita memohon kepada Allah yang Maha Agung, Pengatur ‘Arys yang Mulia, untuk menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang beriman dan termasuk orang-orang yang diberikan ilmu sehingga mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Sesungguhnya hanya Allah pelindung kita dan Dia kuasa atas segala sesuatu. Amin ya Rabbal alamin”. []

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories