Fatwa Sesat Terbaru dari Sekte Lia Eden
Fatwa Sesat Terbaru dari Sekte Lia Eden
Mustanir.com – Lia Eden kembali mengeluarkan ungkapan kontroversial. Menurut dia, Tuhan memiliki wujud bulat dan berotasi. “Wujud Tuhan itu bulat dan berotasi, demikian multi-semesta dalam bulatan-Nya,” tulis Lia Eden dalam Surat Ruhul Kudus untuk NASA dan Esa. Pada surat itu tercatat bahwa isi surat tersebut disampaikan Malaikat Jibril Ruhul Kudus, yang selanjutnya dia tulis di Jakarta pada 26 April 2016.
Pada surat yang sama, Lia Eden mengatakan seluruh alam semesta berada di dalam “Wujud Tuhan Yang Bulat” serta seluruh semesta itu beregulasi dalam kesempurnaan sistem Tuhan.
“Itu merupakan kemutlakan hukum semesta dan hukum keilahian yang hakiki. Bahwa Tuhan Wujud-Nya Bulat dan Berotasi, demikian adanya kekekalan energi dalam semesta, dan demikian Tuhan itu Maha Esa dan Maha Mengendalikan,” katanya.
Menurut dia, teori itu mengalir dalam hukum kesemestaan, di mana seluruh benda semesta juga berbentuk bulat dan berotasi. “Dan, apabila Tuhan berwujud bulat dan berotasi, seluruh energi rotasi di dalam alam semesta terliputkan dalam energi rotasi Tuhan sendiri sehingga seluruh benda semesta berotasi sesuai dengan ekosistem masing-masing,” demikian tulisannya.
Pernyataan Lia Eden itu sekaligus membantah adanya anggapan bahwa bentuk semesta itu kubus atau kotak. Menurut dia, ada anggapan bahwa alam semesta dalam bentuk kubus dengan panjang 350 juta tahun cahaya di setiap sisinya itu salah.
“Perlu kami luruskan bahwa teori semesta dalam kubus itu menghalangi kebersamaan teori-teori kesemestaan dan fisika. Sebab, bila semesta itu di dalam ruang kubus, rotasi benda-benda semesta tak dapat bersimultan secara penuh di dalam ruang yang kubus,” tulis Lia Eden. “Betapa rotasi seluruh benda semesta itu, pada suatu momen, bisa membentur atau saling terbentur. Dan itu menjadi ketidaksempurnaan kekekalan semesta. Dan itu menghalangi logika keterpaduan yang sempurna pada sistem semesta. Karena hanya melalui keterpaduan sistem yang sempurna pada semestalah yang bisa menjaga kekekalan semesta.”
Lia Eden menegaskan, bantahan bahwa semesta berbentuk kubus itu tidak didasari penelitian, melainkan didasari firman Tuhan kepadanya. “Bahwa semua yang kami nyatakan tak didasari penelitian, melainkan firman-firman Tuhan yang diturunkan-Nya ke Eden.” (tempo/adj)