Gempa Nepal sudah tewaskan 4.352 jiwa
Gempa Nepal sudah tewaskan 4.352 jiwa
Wakil Inspektur Jenderal Polisi Nepal Komal Singh Bam hari ini mengatakan sudah 4.352 jenazah diangkut akibat gempa yang terjadi tiga hari lalu.
Korban tewas termasuk 1.176 jenazah yang ditemukan di Distrik Sindhupalchuk, sebelah timur laut Ibu Kota Kathmandu.
Surat kabar the New York Times melaporkan, Selasa (28/4), Bam juga menyatakan sedikitnya 8.063 orang luka akibat gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter itu.
Pejabat lokal di pusat gempa di Gorkha bernama Surya Mohan Adhikari menyatakan bantuan kemanusiaan paling dibutuhkan di desa-desa terpencil.
“Di daerah terpencil sekitar 90 persen warga terkena dampak gempa. Rumah dan bahan makanan mereka hancur. Mereka tak punya cara buat mendapat makanan,” kata Adhikari.
Gempa yang menggoyang Nepal itu juga menyebabkan longsoran salju di Gunung Everest hingga menewaskan 18 pendaki. Korban tewas juga terjadi di India (61 orang) dan Tibet (25 orang). (merdeka/adj)
Relawan Indonesia terbang ke Nepal bantu evakuasi Korban Gempa Nepal
Pagi ini sejumlah relawan Indonesia mulai berangkat menuju Nepal. Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah salah satu kelompok relawan yang telah terbang ke Nepal dengan membawa sejumlah bantuan kemanusiaan.
“Rencana awal tim akan berangkat Senin sore, via New Delhi, India, namun karena bandara di Kathmandu, Nepal sudah dibuka, maka kita ubah rencana itu langsung berangkat ke Kathmandu,” kata Presiden ACT Ahyudin dalam siaran persnya kepada merdeka.com, Selasa (28/4).
Rencananya, untuk tahap awal, ACT akan membantu korban gempa di Nepal dengan nilai Rp 300 sampai 500 juta. Uang tersebut akan dibelikan barang-barang sesuai dengan kebutuhan korban, seperti selimut, makanan, tenda, dan lain-lain. Tim juga berencana akan ikut proses evakuasi.
“Mari kita berikan simpati dan empati yang tinggi kepada warga yang dilanda bencana di Nepal,” serunya.
Agar misi evakuasi dan pemberian bantuan ini berjalan lancar, pihaknya sudah bekerja sama dengan Kedubes Indonesia untuk India di New Delhi dan Wakil Dubes di Nepal, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di India dan PPI di RRC, para Pendaki gunung Himalaya asal Indonesia yang masih berada di sana (di antara empat pendaki berprofesi dokter) serta NGO lokal Nepal.
“ACT akan memberangkatkan Tim Global Action untuk Korban Gempa Nepal yang ke-2, yaitu tiga orang dokter (dua dokter bedah dan satu dokter umum) sebagai tim medis,”tandasnya.
Gempa hari Sabtu berpusat di antara dua kota besar di Nepal yaitu Kathmandu dan Pokhara, merupakan gempa terbesar yang menimpa negara berpenduduk 28 juta jiwa dalam 81 tahun terakhir serta menewaskan lebih dari 1.400 korban jiwa.
Gempa bumi 7,9 Skala richter di Nepal kemarin siang (25/4) waktu setempat, berujung petaka buat ribuan warga. Data terakhir Kepolisian, 1.341 orang tewas, sementara lebih dari 1.700 orang luka-luka. Warga Negara Indonesia pun terancam jadi korban. Data Kementerian Luar Negeri mencatat ada 50 WNI kini berada di berbagai kota Nepal.
Lindu maha dahsyat ini berdampak hingga ke wilayah India, tepatnya Negara Bagian Uttar Pradesh, yang turut melaporkan 28 warga tewas. Gunung Everest pun mengalami longsor setelah gempa tersebut, sehingga sejauh ini 10 pendaki tewas tertimbun salju.
Ketua Palang Merah Nepal, Jagan Chapagain, menyatakan bencana ini adalah yang terparah dialami negara tersebut setelah gempa 1934.