Install Anti-Virus pada Otak Seorang Muslim
MUSTANIR.net – Otak manusia ibarat hardware CPU dalam perangkat komputer dan akal adalah software-nya ‘bahasa pemrograman’. Setiap komputer pasti memiliki kemungkinan resiko terinfeksi berbagai jenis virus dan malware.
Dalam komputer, kita mengenal istilah ‘bahasa program’ yaitu beberapa kode dalam bentuk angka, simbol dan lain sebagainya yang dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi bentuk perintah kerja dalam proses pengoperasian komputer. Dan virus pun dibuat demikian tetapi tujuannya untuk mengacaukan sistem kerja dalan komputer.
Maka menciptakan dan meng-install anti-virus adalah salah satu solusi agar komputer tidak mengalami gangguan dan kerusakan permanen.
Hanya saja, tidak semua anti-virus memiliki kemampuan terbaik dan efektif untuk meng-scanning dan menghapus virus dalam komputer. Sebab bisa jadi, anti-virus yang di-install tidak mampu bekerja dengan baik karena beberapa virus pun memiliki anti-body dan pertahanan yang kuat dari serangan anti-virus.
Maka memilih dan memilah anti-virus harus diketahui dengan pasti lagi terpercaya serta memiliki track record dalam pengujian dan pengaplikasiannya di beberapa komputer sebelumnya.
Otak manusia pun demikian adanya. Otak itu adalah CPU dan akal adalah software-nya ‘bahasa program’. Otak pun memiliki resiko yang sama dengan komputer, yaitu sama-sama rentan terhadap berbagai jenis virus ‘pemikiran’ rusak dan menghancurkan.
Berbeda dengan komputer. Dalam otak manusia, ada ratusan bahkan mungkin ribuan virus-virus ‘pemikiran’ yang bisa menyerang dan menghancurkan akal manusia, yang pada akhirnya mengakibatkan banyak manusia salah dalam mengoperasikan sistem kerja otak dan akalnya dalam kehidupan.
Sebagian virus pemikiran juga terkadang menjelma seakan menjadi anti-virus untuk melindungi kerusakan akal berpikir manusia. Padahal sejatinya, ia menjadi perusak!
Maka penting bagi seorang manusia untuk memilih dan memilah mana yang benar-benar menjadi anti-virus bagi otak dan akal. Dan mana yang menjadi virus atau anti-virus ‘gadungan’.
Allah SWT telah menurunkan sebuah tuntunan bagi akal manusia agar sistem kerja dan pengoperasiannya senantiasa berjalan sesuai dengan fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah Swt,.
Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW adalah satu-satunya anti-virus terbaik, sempurna dan paripurna. ‘Syaamil wa kaamil’ untuk melindungi sistem kerja otak manusia agar senantiasa bekerja dan beroperasi sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia ciptaan Allah SWT.
Sayang, dalam pengaplikasiannya, al-Qur’an terlalu banyak dimodifikasi, dikonteksualisasi serampangan, dicocoklogi dengan berbagai pemikiran-pemikiran lain yang sejatinya ia adalah virus ‘destruktif’ bagi otak dan akal manusia.
Kapitalisme, komunisme, liberalisme, sinkretisme, hedonisme, marxisme, pluralisme, demokrasi, sekularisme, sosialisme dan lain sebagainya adalah beberapa ‘virus pemikiran’ yang bisa merusak dan menghancurkan ‘hardware dan software’ Islam dan umatnya.
Tidak hanya itu, virus-virus pemikiran di atas kemudian diubah sedemikian rupa seakan menjadi anti-virus bagi umat Islam, padahal sebenarnya ia adalah malware yang dapat merusak dan mematikan akal berpikir umat Islam.
JIL (Jaringan Islam Liberal), Islam moderat, Islam nusantara, Islam sosialis, Islam demokrasi, dan berbagai jenis varian pemikiran lainnya adalah hasil modifikasi yang seakan menjadi bagian dari Islam, padahal varian modifikasi dan cocoklogi di atas adalah virus yang akan merusak dan menghancurkan bangunan ‘bahasa program Islam’ dan sistem kerjanya ketika diaplikasikan dalam kehidupan umat Islam.
Oleh karena itu, seorang muslim dituntut untuk benar-benar selektif dalam memilih dan memilah berbagai macam tawaran menggiurkan tentang pengaplikasian al-Qur’an dalam kehidupan seorang muslim.
Mereka harus bisa membedakan, mana anti-virus yang pasti ‘qath’i’, terpercaya, teruji, sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah sebagai ‘sumber primer’ Islam dan memuaskan fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan yang wajib tunduk pada hukum Allah SWT. Kemudian, mereka juga harus bisa membedakan mana anti-virus gadungan yang hakikatnya menjadi perusak dan menjauhkan dari fitrah dan hukum Allah SWT.
Wallahu a’lam. []
Sumber: Arifin al-Fatih