Islam adalah Sistem Kehidupan Pemersatu
Islam adalah Sistem Kehidupan Pemersatu
Mustanir.com – Tidak terbayang jika pada masa Khulafaur Rasyidin Ummat Manusia dikejutkan dg fenomena bersatunya negeri-negeri yang berbeda (ras, kulit, dan bahasa, beragam pula pola pikir dan pola sikapnya) sepakat dalam satu pola pikir (aqliyah) dan satu pola sikap (nafsiyah). Iraq yang penduduknya campuran dari Nasrani, Mazdak, dan Zoroaster baik dari etnis Arab maupun Persia berhasil dilebur ke dalam Islam.
Persia yang penduduknya terdiri dari orang-orang ‘ajam (non arab) dan sedikit Yahudi serta Romawi dan seluruhnya beragama bangsa Persia berhasil dilebur kedalam Islam. Syam yang merupakan wilayah bawahan Romawi yang berbudaya Romawi dan beragama Nasrani dengan penduduknya yang terdiri dari bangsa Suriah, Armenia, Yahudi, sebagian beretnis Romawi dan sebagian beretnis Arab, berhasil juga dilebur ke dalam Islam.
Mesir yang penduduknya adalah bangsa Mesir, sebagian Yahudi dan sebagian Romawi, berhasil dilebur ke dalam Islam. Afrika Utara yang penduduknya bangsa Barbar dan dibawah kekuasaan Romawi juga dapat dilebur ke dalam Islam.
Hingga kini pengaruhnya masih bisa kita rasakan dan saksikan langsung, lebih-lebih jika kita menuaikan ibadah haji dimana hampir semua etnis yang berlainan bahasa maupun warna kulit melebur menjadi satu.
Capaian ini mustahil diwujudkan pada masa keemasan Romawi, Persia, dan berbagai puncak peradaban selain Islam, sehingga Islam datang kemudian sirnalah mitos bersatunya bangsa-bangsa di dunia dalam waktu kurang dari satu Abad.
Subhanallah…
Paling tidak ada 4 faktor utama yang berperan, yaitu:
1. Perintah2 di dalam Islam yg begitu mudah dilaksanakan.
2. Pembauran kaum Muslimin yang melakukan pembebasan dengan bangsa2 yang dibebaskan di tempat tinggal mereka dan kehidupan mereka.
3. Masuknya seluruh penduduk negri yang dibebaskan ke dalam Islam.
4. Proses revolutif yang terjadi terhadap semua orang yang telah memeluk Islam dan peralihan mereka dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Kekuatan politik Ummat Islam begitu luar biasa. Kekuatan politik yang mempersatukan, mencerahkan dan solutif, membebaskan bukan menjajah, memberi pelayanan tanpa diskriminasi.
Perbedaan pendapat memang terjadi namun akhirnya satu kata karena “Perintah Imam Menghapuskan perbedaan”. Mari wujudkan bersama kekuatan politik pemersatu itu. (adj)