Ivan Bagus Yudhistira, Yesus dan Maria dimuliakan dalam Islam

mualaf-karena-maria

Ivan Bagus Yudhistira, Yesus dan Maria dimuliakan dalam Islam

Ketika masa prapaskah tahun 2008, saat saya dan teman-teman sedang berkumpul, secara tiba-tiba ada salah seorang teman saya yg bertanya pada saya. “Bagaimana bisa seorang Tuhan menderita sengsara di salib? Bagaimana bisa Tuhan dibunuh?” Mendengar pertanyaan itu saya mendadak emosi. Lalu teman saya itu mengambil Kitab Suci Al-Qur’an, dia menceritakan tentang kisah Isa Almasih menurut Islam. Nama Isa Almasih/Yesus Kristus dan Maria/Maryam ternyata juga ada dan dimuliakan dalam Islam.

Teman saya membacakan ayat tentang kisah penyaliban Isa, menurut Al-Qur’an Isa tidak disalib, melainkan Isa diselamatkan oleh Allah. Kisah Isa yg diceritakan teman saya ini membuat saya marah. Tidak sampai disini saja, keesokan harinya saya kembali menemui teman saya yg beragama Islam itu, kali ini saya membawa Al-Kitab. Kami mulai berdiskusi membahas tentang kisah Isa Almasih. Jika dalam Kristiani Yesus dianggap sebagai anak Tuhan, maka Islam memuliakan Yesus sebagai Nabi/Utusan Allah. Dari diskusi itu sayalah yg lebih banyak diamnya, tak berkutik. Sebab ayat-ayat dalam Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru itu saling berselisih antara ayat 1 dengan yg lain. Ketika saya mendengar teman saya membacakan Al-Quran, ternyata ajaran Taurat, Zabur (Mazmur), dan Injil juga ada di dalam Al-Quran. Hal ini membuat saya semakin bimbang dengan agama katolik saya saat itu.

Saat jum’at agung tiba, saya masih sempat beribadah ke Gereja, sebab hari Jum’at agung adalah hari dimana Yesus disalib lalu wafat. Saya masih saja terpikirkan ayat-ayat Al-Quran yg dibacakan teman saya. Saat upacara penciuman salib pada patung kaki Yesus, kondisi badan saya mendadak panas, panas sekali, entah mengapa saya tidak kuat, dan seperti ada bisikan2 yg menyuruh saya agar keluar dari Gereja. Lalu saya keluar dan tidak lagi mengikuti misa, diam2 agar tidak ketahuan Ibu saya, sebab saat itu saya pergi ke Gereja bersama-sama dengan Ibu dan adik saya.

Ketika sudah sampai di rumah, saya masih sempat menonton film Yesus “The Passion of Christ”, hati saya berkata “Mana mungkin seorang anak tuhan mati dikayu salib? Dan berkata Eli Eli Lama Sabaktani?” Eli Eli Lama Sabaktani adalah Ya Bapa kenapa Engkau meninggalkan aku.. Bagaimana mungkin seorang tuhan kesakitan? dan tak dapat menyelamatkan diri? Lalu saya bertekad terus-menerus membaca Al-Kitab, dan anehnya tidak ada satupun ayat bahwa Yesus mengaku sebagai anak Tuhan, maka sembahlah Yesus! Tidak ada satupun aku jumpai. Malahan dengan sangat jelas Yesus mengaku sebagai utusan Allah. Dan ini sama seperti Al-Quran, bahwa Isa Almasih itu hanyalah utusan Allah, bukan Tuhan. Ketika saya terus-menerus membacanya, lalu saya tertidur. Saya bermimpi di suatu tempat berkabut, langit mendung, dan saya memakai pakaian putih-putih, lalu saya berjalan maju dan akhirnya saya melihat sebuah palang.

Tertulis arah kiri ke NERAKA dan arah kanan menuju SURGA. Saya mengambil arah kanan menuju SURGA, lalu saya melihat banyak sekali orang yg antri masuk SURGA, saya-pun ikut antri masuk ke SURGA, tetapi saat saya masuk barisan, saya tiba-tiba saja ditarik keluar barisan oleh seseorang, orang itu seperti memakai ihram. Dia berpesan pada saya, bahwa jika kamu ingin masuk surga maka ikutilah aku. Dan saya mengikutinya, saya dibawa ke masjid, masjid itu sangat indah sekali, saya diajari cara berwudhu dan sholat. Ketika selesai sholat, tiba2 saja terjadi gempa yg keras, lalu saya keluar masjid dan saya melihat tanah-tanah terbuka dan mengeluarkan jenazah-jenazah yg bangkit kembali, saya mendengar suara yg keras memekik telinga seperti suara adzan, saat itu saya menangis ketakutan dalam alam mimpi. Dan ketika saya terbangun, ternyata tepat adzan subuh dan saya menangis pula di alam nyata ketika bangun dari tidur saya. Tiba-tiba saja saat itulah hati saya sudah dibalik oleh Tuhan. Saya ingin sholat tetapi belum hafal cara wudhu dan sholat.

Akhirnya saya pun bersyahadat dengan memberangkatkan diri ke Jakarta, dan dibantu oleh Saudara Irwan (admin Mualaf.com) dan juga Steven Indra(admin mualaf.com) untuk bersyahadat di Jakarta tahun 2009

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories