Jurnalis Suriah Yang Tegas Menyuarakan Penindasan Pemerintahnya
Jurnalis Suriah Yang Tegas Menyuarakan Penindasan Pemerintahnya
Mustanir.com – Kendati hidup di tengah persembunyian, jurnalis Suriah, Kholoud Waleed, tak henti menyuarakan penderitaan dan kekejaman yang diderita saudara-saudara sebangsanya. Atas dedikasi itu, Waleed meraih penghargaan tahunan Reach All Women in WAR (RAW in WAR) Anna Politkovskaya Award, pekan lalu.
Jurnalis berusia 31 tahun ini merupakan salah satu target operasi pemerintah Bassar al Assad dan kelompok militan. Bersama sejumlah perempuan, ia mendirikan sebuah koran bawah tanah pada tahun 2012 untuk melaporkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Suriah.
Waleed dipandang berpengaruh atas karyanya menjaga informasi rakyat Suriah di tengah perang dan seruannya menentang kekerasan. Kini, ia tinggal di persembunyian setelah beberapa rekannya ditahan dan diinterogasi pasukan keamanan pemerintah. Tiga tewas, tiga berada di tahanan, dan selebihnya berhasil dibebaskan.
“Media Suriah selalu menyampaikan hal yang sama, bahwa tidak ada konflik, tidak ada demonstrasi, tidak ada penembakan, tidak ada pengeboman, tidak ada apa-apa. Pesan rezim adalah ‘matahari bersinar, burung-burung bernyanyi’,” kata Waleed (bukan nama sebenarnya) dalam sebuah wawancara dengan Thomson Reuters Foundation, dilansir dariMuslim Village, Ahad (11/10).
Koran bawah tanah-nya, Enab Baladi (Grapes of My Country), sengaja diterbitkan untuk menunjukkan apa yang terjadi di Suriah kepada masyarakat internasional. Ia bertekad terus mendokumentasikan kekejaman rezim dan cerita-cerita warga sipil yang terkungkung di tengah realita konflik.
Menurut Waleed, jika upaya ini berhenti, tidak akan ada yang peduli dengan secuil cerita orang-orang luar biasa yang bertahan di tengah perang. Dia ingin merekam sebanyak mungkin cerita supaya generasi mendatang dapat membaca apa yang terjadi selama perang.
“Jika kami berhenti,hanya suara-suara keras yang terdengar, suara yang paling kuat, entah itu suara rezim atau ekstrimis. Jika kami berhenti, tidak ada yang akan mendengar suara yang lemah,” ungkap dia.
RAW in WAR adalah organisasi non-pemerintah yang mendukung para perempuan pembela HAM dan perempuan korban perang di seluruh dunia. Penghargaan ini menandai peringatan sembilan tahun pembunuhan Anna Politkovskaya.
Anna adalah reporter investigasi Rusia yang menemukan korupsi negara dan pelanggaran hak asasi, terutama di Chechnya. Politkovskaya ditembak di lobi apartemennya di Moskow pada 7 Oktober 2006. (rol/adj)