Kaum Kafir dan Kaum Munafik Menyerang Akidah Islam Kita

MUSTANIR.net – Serangan terhadap akidah ini dilakukan oleh para orientalis atau para pembenci Islam. Mereka mengampanyekan semua agama sama. Semua agama menuju kebenaran. Semua agama dibalas Allah dengan surga.

Akidah atau tauhid adalah yang utama dalam Islam. akidah seoerti akar sebuah pohon. Kalau akarnya rusak, maka rusaklah pohon itu dan bisa menyebabkan kematian.

Inilah virus yang ganas pada abad ini. Banyak para intelektual ternama terkena virus ini. Di Indonesia, terdapat nama-nama Soekarno, Gus Dur, Nurcholish Madjid, Harun Nasution, Jokowi, dan lain-lain. Ketika para pemimpin terkecoh, para pengikutnya ikut-ikutan.

Benarkah semua agama sama?

Jawabnya tidak. Hanya Islam agama yang benar. Hanya Islam agama yang diridhai Tuhan Allah subḥānahu wa taʿālā. hanya Islam agama yang nanti insya Allah dibalas dengan surga. Hanya Islam agama yang dibawa para nabi.

Biila semua agama sama, maka Rasulullah ﷺ dan sahabat-sahabatnya tidak akan berdakwah mati-matian untuk menyebarkan Islam ini ke seluruh dunia. Rasulullah diancam akan dibunuh, para sahabatnya dibunuh dan disiksa, karena mempertahankan akidah ini.

Para penyeru liberalisme agama atau pluralisme agama ini terkecoh dengan logika-logika orientalis yang ngawur. Logika orientalis itu memang cukup canggih, apalagi ditambahi dalil-dalil Qur’an dan Sunnah. Tidak heran bila orang-orang terpelajar dan awam banyak yang kena virus penyamaan agama ini.

Lihatlah Jokowi dan menteri-menterinya. Mereka melakukan aktivitas ‘musyrik’ dengan mengucapkan lafal salam semua agama. Salam dengan mencampuradukkan ajaran Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu dan lain-lain. Aktivitas salam itu bukan hanya dosa, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam, kalau ia meyakini semua agama sama.

Rasulullah Muhammad ﷺ dalam seluruh perjalanan hidupnya selalu menyeru kepada Islam saja. Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa selain agama Islam, adalah agama musyrik. Selain agama Islam tidak akan ditolong Allah di akhirat nanti. Selain agama Islam, neraka nanti tempatnya.

Sejak umur 40 tahun, Rasul menyeru masyarakat Arab dan sekitarnya agar menganut Islam dan meninggalkan kejahiliyahan (kemusyrikan). Orang-orang musyrik disebut jahiliyah (bodoh), karena mereka tidak mengenal Tuhan yang benar. Karena mereka tidak mengenal Nabi atau utusan yang diberikan Allah di dunia ini. Selain menyeru agar masyarakat di sekitarnya masuk Islam, Rasul juga memperbaiki ilmu dan akhlak kaum Muslim agar semakin baik dari hari ke hari.

Rasul dan para sahabatnya menyeru ke jalan Islam ini dengan damai. Selama 13 tahun lamanya Rasul melakukan dakwah di Makkah tanpa peperangan. Rasul hanya melakukan aktivitas lisan dan akhlak dalam menyeru masyarakat kafir Arab saat itu. Ada beberapa sahabat dibunuh dan disiksa, Rasul menyuruh mereka sabar. Rasul juga dicaci maki, dilempari kotoran dan diancam dibunuh, Rasul sabar.

Setelah berdiri negara Madinah Munawwarah dan Rasul ‘merasa’ ada kekuatan, Rasul mulai melakukan perlawanan fisik (perang). Kaum musyrik atau jahiliyah yang memerangi Rasulullah dilawan habis-habisan saat itu. Perang besar yang pertama adalah Perang Badar yang terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah.

Meski jumlah kaum Muslim hanya sekitar 300 orang saat itu dan kaum musyrik berjumlah lebih dari 1.000 orang Rasulullah yakin kaum Muslim akan menang. Rasul berdoa sambil menangis kepada Allah agar diberi kemenangan. Para sahabat juga mengikutinya. Rasul meminta Allah agar diberikan kemenangan dan khawatir bila kalah, “Islam akan habis nantinya.”

Perang terjadi dengan dahsyat. Allah memberikan pertolongan dengan menurunkan para malaikat. Ribuan malaikat yang tidak terlihat membantu Rasul membabat habis kaum musyrik. Pada perang itu Abu Jahal dan kawan-kawannya meninggal dunia. Ketika menengok Abu Jahal yang mati itu, Rasul menyatakan, “Apakah mereka sudah merasakan siksa dari Allah?” Rasul memang bisa mengetahui yang ghaib, sedang kita manusia biasa tidak.

Al-Qur’an mengisahkan, “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.”

“(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.”

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.” (QS Ali Imran 123-127)

Kisah-kisah perang ajaib ini terjadi bukan hanya dalam perang Badar, dalam perang-perang lain yang dimenangkan Rasulullah kisah-kisah seperti ini juga terjadi. Seperti misalnya dalam Perang Khaibar, Sayidina Ali berhasil mengangkat pintu benteng Khaibar dengan tangannya, padahal pintu itu sangat berat dan harus diangkat beberapa orang untuk mengangkatnya.

Kisah-kisah ajaib, malaikat membantu kaum Muslim dalam peperangan itu juga terjadi di abad modern. Yaitu ketika para mujahidin Afghanistan berperang melawan bangsa ateis Uni Soviet. Uni Soviet dengan pasukannya yang terlatih dan persenjataan militer tercanggih, akhirnya kalah dan angkat kaki dari Afghanistan. Kaum Muslim Afghanistan persenjataannya sederhana, tapi mereka mempunyai akidah yang kuat, sehingga Allah menolongnya dengan ‘mengirimkan para malaikat yang tidak terlihat untuk membantu mereka’.

Kisah-kisah ajaib juga terjadi ketika bangsa Indonesia melakukan perlawanan terhadap pasukan kafir Belanda (dan Portugis). Dengan senjata yang sederhana, bambu runcing, pedang dan pistol yang sederhana pasukan Islam Indonesia bisa memenangkan perang melawan Belanda. Selain senjata fisik, pasukan Islam Indonesia punya senjata mental yang tidak tertandingi oleh pasukan Belanda. Apa nama senjata itu? Ya senjata kalimat “Allahu akbar”. Kalimat merdeka, “Allahu akbar”. (Di sini PDIP menghilangkan kalimat “Allahu akbar” dalam salamnya. Menggantinya dengan kalimat merdeka saja. Karena PDIP adalah kumpulan mayoritas orang musyrik)

Lihatlah bagaimana Tuhan Allah memberi kemenangan pada kaum Muslimin Indonesia pada 10 November 1945. Padahal pasukan yang datang ke Indonesia adalah pasukan sekutu terhebat di dunia. Dengan mental yang kuat dan semangat jihad yang tinggi serta pekik “Allahu akbar”, arek-arek Suroboyo dan sekitarnya dapat mengusir sekutu dari bumi Indonesia.

Jiwa tauhid, Allahu akbar, inilah yang menyebabkan kemenangan Rasulullah dalam menyebarkan risalah Islam yang mulia ini ke seluruh dunia. Rasul dan para sahabat tidak gentar menghadapi serangan fisik berkali-kali ke Madinah. Puluhan perang dialami Rasulullah dan hampir semua dimenangkan kaum Muslimin.

Kaum Muslim kalah ‘hanya’ dalam Perang Uhud. Kekalahan itu karena pasukan pemanah Islam yang ditugasi Rasul untuk tetap di atas bukit turun memperebutkan ghanimah (harta rampasan). Mereka tidak taat Rasul sebagai pemimpin.

Perang Uhud ini memberikan pelajaran kepada kaum Muslim, bahwa dalam memperjuangkan Islam harus dilakukan dengan ikhlash. Niat untuk memperjuangkan agama Allah, agama Islam. Niat untuk memuliakan Islam. Bukan dalam perang (dakwah) niat keduniawian. Niat untuk mencari kemasyhuran, harta benda, wanita, kedudukan dan lain-lain. Niat yang ikhlash, mencari ridha Allah adalah hal yang utama yang harus ditanamkan kaum Muslim dalam medan kehidupan ini.

Bila akidah kaum Muslim rusak, maka niat untuk mencari ridha Allah pasti tidak muncul. Yang ada adalah mencari keridhaan kaum non Muslim, mencari keridhaan para orientalis (pendonor), mencari kemasyhuran pribadi (jabatan/kedudukan) dan lain-lain. Padahal al-Qur’an mengingatkan,

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS al Bayyinah 5)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad 7-9)

Dan Rasulullah mengingatkan, Amirul Mukminin, Umar bin Khattab berkata, “Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya semua amal itu bergantung niatnya. Dan setiap orang mendapat balasan amal bergantung pada niatnya. Barang siapa yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh pahala hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, barang siapa yang berhijrah karena dunia yang dicarinya atau perempuan yang akan dinikahinya, maka dia akan memperoleh pahala apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari Muslim)

Hadits ini mendalam maksudnya. Dan tidak mudah memang niat ikhlas karena mencari ridha Allah subḥānahu wa taʿālā. Niat ikhlash ini bisa dilatih. Misalnya dengan jalan kita bersedekah diam-diam. Atau kita melakukan shalat malam sendirian. Kita berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh sambil meneteskan air mata dan lain-lain.

Semoga Allah memaafkan perbuatan kita yang mungkin niatnya tidak ikhlas. Bila kita mengetahui bahwa perbuatan kita tidak ikhlas, maka segeralah beristighfar, insya Allah, Allah akan menerima perbuatan kita dahulu yang tidak ikhlas.

Orang-orang yang ber-KTP Islam dan bersifat munafik itu dikecam Allah dalam surat al Baqarah ayat 8-16. Allah menyatakan,

“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.”

“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.”

“Dalam hati mereka terdapat penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.”

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”

“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.”

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain yang telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.”

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

“Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.”

“Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS al Baqarah 8-16)

Kaum munafik adalah musuh Islam. Karena kaum ini bersekongkol dengan kaum kafir untuk menghancurkan kaum Muslimin. Kita di Indonesia dan kaum Muslimin di seluruh dunia ini bisa mendata sendiri siapa-siapa kaum munafik itu.

Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa hanya Islam agama yang benar dan diterima Allah subḥānahu wa taʿālā di antaranya adalah:

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS al Baqarah 132)

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah (Dinullah). Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS al Baqarah 193)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali Imran 19)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran 91)

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?”. Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS al Maidah 17)

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS al Maidah 73)

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran 151)

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (QS al Anfal 55)

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.’ Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS at Taubah 40)

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik”. (QS al An’am 161)

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (hanifan musliman) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS Ali Imran 67)

Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Bijaksana.

Wallahu alimun hakim. []

Sumber: Nuim Hidayat Dachli, Direktur Forum Studi Sosial Politik

About Author

Categories