Ironi Negeri Kaum Tak Berakal
MUSTANIR.net – Dalam surat al-An’am [6]: 123, Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman;
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (123)
Artinya: “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.”
Ayat menjelaskan tentang suatu negeri yang dihuni banyak bandit yang suka melakukan tipu daya terhadap rakyatnya, namun rakyatnya tidak sadar kalau mereka sedang ditipu dan dibodohi. Ada beberapa hal yang menarik dicermati dalam ayat ini;
• Pertama, pilihan kata qaryatin (قَرْيَةٍ) “suatu negeri” yang diungkapkan dalam bentuk nakirah (النكرة), “indifinit/tidak tentu” untuk menunjukkan makna keumuman yang berarti semua negeri tanpa menyebutkan batas wilayah dan waktu.
• Dua, kata akabira mujrimiha (أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا) yang secara harfiyah berasal darai kata kabir (كبير) berarti para pembesar dan para pejabat yang gemar berbuat dosa. Dari sini kita paham bahwa di setiap negeri akan bermunculan banyak pejabat dan pembesar yang memandang ringan dosa, kejahatan, kebohongan, dan mereka dengan entengnya menipu dan berbuat jahat kepada publik.
• Tiga, pilihan kata liyamkuru fiha (لِيَمْكُرُوا فِيهَا) memberi kesan bahwa para penguasa dan pejabatlah yang paling hebat dalam membuat makar, hoax, menipu, dan berbohong, karena mereka memiliki semua intsrumen untuk berbohong dan menipu.
• Empat, pilihan kata wa ma yasy’urun (وَمَا يَشْعُرُونَ), “mereka tidak menyadarinya” untuk menunjukkan makna bahwa pejabat dan penguasa zalim hanya bisa semena-mena menipu, berbonog, berbuat curang, jika rakyat di negeri itu didominasi orang-orang bodoh. Demikian karena setiap kali mereka dicurangi dan dibohongi, mareka tidak pernah sadar dan bangun dari tidur lelap kebodohan mereka, dan bahkan mereka tetap memuja para penguasa dan pejabat yang setiap saat membohongi mereka.
Pesannya, bila Anda menemukan sebuah negeri yang berkali-kali dibohongi, namun mereka tetap senang dan bahagia, maka sejatinya Anda sedang berada di negeri yang didominasi kaum tidak berakal. []
Sumber: Dr. Syofyan Hadi, SS, M.Ag, MA.Hum