Keluh Kesah Jokowi Melihat Kondisi Perekonomian Negara yang Dipimpinnya
Presiden Jokowi saat di pantai di Bali. foto: rol
MUSTANIR.COM, JAKARTA — Presiden Joko WIdodo kembali memperlihatkan ketidaksenangannya atas kondisi perekonomian Indonesia yang masih lemah. Pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor dirasa tidak berdampak secara sistemik pada perbaikan mutu hidup masyarakat secara menyeluruh.
Keluhan ini disampaikan Joko Widodo (Jokowi) ketika dia didapuk untuk memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan tahun 2018, di Grand Ballroom The Ritz Carlton Pasific Place, Kamis (18/1) malam. Di hadapan para tamu undangan, Jokowi menekankan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya sudah baik, sayangnya hal ini belum berimbas secara nyata.
Jokowi mengatakan bahwa dia sudah sangat sering menyampikan data yang didapatkan dari berbagai sumber bahwa stabilitas moneter (keuangan) Indonesia bagus, fiskal juga baik, yang berarti pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bagus. Defisit APBN mampu ditekan 2,42 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, nilai IHSG juga terus membaik, surplus neraca perdagangan pun meningkat secara perlahan. Cadangan devisa mencapai 130 miliar dolar, dan yang tak kalah penting adalah peningkatan peringat ease of doing businnes (EODB).
Perumpaan yang mulai sering diungkapkan Jokowi adalah manusia yang sehat tapi tidak bisa berlari. “Kolesterol baik, asam urat nggak ada, jantung baik, ginjalnya baik, dikit-dikit pernah masuk angin, dikit, tapi kenapa kita nggak bisa lari cepat. Ternyata setelah kita kejar secara detail masih ada masalah-masalah di lapangan,” ujar Jokowi.
Jokowi pun memakai informasi yang ada bahwa kapasitas kredit saat ini mencapai Rp 640 triliun. Likuiditas pun angkanya capai Rp 626 triliun. Angka ini semuanya baik.
Namun, pertumbuhan kredit yang ditarget mencapai 10-12 persen justru hanya tumbuh 8,3 persen pada 2017. Pemberiaan kredit memang mesti ada kehati-hatian, tapi bukan berarti tidak optimis melihat kondisi masyarakat. Jangan sampai optimisme yang telah dibangun hilang karena isu-isu yang bertebaran di media sosial.
Dia menjelaskan, banyak produk dagang dalam negeri yang kian melonjak harganya. Ini pun akan menunjukan bahwa ekonomi Indonesia akan lebih baik tahun demi tahun ke depan.
“Artinya lembaga-lembaga dunia tersebut yakin dengan masa depan Indonesia sekarang tinggal kita mau gimana, apakah mau jalan santai atau pengen cepat. Utamanya dalam menyerap pengangguran, menekan angka kemiskinan, dan menekan ketimpangan yang ada,” kata Jokowi.
(republika.co.id/20/1/18)
Komentar:
Keluh kesah Jokowi terhadap kondisi perekonomian tentu tidak bisa dipisahkan dari kebijakan politik yang dijalankan rezim yang dipimpinnya. Contoh kebijakan gemar menumpuk-numpuk utang negara, kebijakan membiarkan para kapitalis menikmati asetaset berharga milik rakyat, dan lain sebagainya.