Keterlaluan, China Suruh Muslim Uighur Menjual Miras dan Rokok

muslim-xinjiang

Keterlaluan, China Suruh Muslim Uighur Menjual Miras dan Rokok

Mustanir.com – Dalam tindakan keras terbaru yang melanggar hak Muslim Uighur, toko-toko dan restoran  Muslim di sebuah desa  di provinsi Xinjiang telah diperintahkan untuk menjual rokok dan alkohol atau menghadapi penutupan paksa.

“Kami memiliki kampanye untuk melemahkan agama di sini dan ini adalah bagian dari kampanye itu,” Adil Sulaiman, sekretaris komite desa Aktash, mengatakan kepada  RFA’s Uighur Service pada hari Senin 4 Mei, demikian lansir onislam.net.

“Sejak 2012, orang-orang telah berhenti menjual alkohol dan rokok dalam usaha mereka. Bahkan mereka diuntungkan secara finansial dari praktek telah diberikan itu karena mereka takut cemoohan publik. Itulah sebabnya [perintah itu dikeluarkan].”

Perintah baru yang ditandatangani oleh komite partai komunis desa Aktash di Laskuy mengatakan, “semua restoran dan supermarket di desa kami harus menempatkan lima merek yang berbeda dari alkohol dan rokok di toko-toko mereka sebelum 1 Mei 2015.”

Pemilik toko juga diperintahkan untuk mempromosikan produk dalam display yang menarik. Pihak berwenang memperingatkan bahwa “siapa saja yang mengabaikan pemberitahuan ini dan tidak mau mengerjakannya akan ditutup tokonya, bisnis mereka ditangguhkan, dan tindakan hukum terhadap mereka akan dikenakan.”

Pemberitahuan juga mengatakan perintah itu diturunkan dari jajaran atas Partai Komunis yang berkuasa di China.

Sulaiman mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, tidak ditemui alkohol dan rokok  di Aktash dan daerah lain dari Laskuy. Sekitar 70-80 persen orang berusia antara 16 dan 45 tidak minum minuman keras dan merokok. Meskipun tidak ada aturan resmi dalam komunitas Muslim Uighur terhadap penjualan minuman beralkohol dan rokok, namun dianggap “tabu” untuk alasan agama.

Namun justru kesadaran yang tinggi dari masyarakat etnis Muslim Uighur terhadap keharaman miras serta rokok dianggap sebagai sebuah bentuk penerapan dari pemahaman agama yang ekstrim oleh pemerinta China.

“Desa kami adalah desa kunci, kami harus melaksanakan kampanye pelemahan pengaruh agama yang efektif. Sentimen keagamaan meningkat dan ini mempengaruhi stabilitas.”

Terdapat lebih dari 60 restoran dan supermarket di kota Laskuy dan perintah yang dikeluarkan pada tanggal 29 April lalu telah memberikan tenggat waktu dalam 3 hari untuk menyediakan produk miras dan rokok ditempat mereka masing-masing.

Di sisi lain, James Leibold, seorang ahli kebijakan etnis China di Melbourne La Trobe University, mengatakan para pejabat China sering bertindak diskriminatif ketika menangani suatu hal yang dianggap ekstremisme.

Leibold mencatat bahwa kurangnya pemahaman menyebabkan mereka  fokus pada persepsi yang terlihat, namun tidak tepat, persepsi radikalisme pada hal seperti jenggot panjang, kerudung dan keshalihan.

“Hasilnya sering bentuk mentah dari analisa etno-budaya,” kata Leibold.

Muslim Uighur adalah etnis minoritas berbahasa Turki berjumlah delapan juta di wilayah Xinjiang barat laut. Xinjiang, yang para aktivis menyebutnya sebagai Turkistan Timur, telah menjadi otonom sejak tahun 1955, namun terus menjadi subyek tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah China.

Xinjiang telah menjadi tempat berbagai insiden kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir, dengan peristiwa terbesar terjadi pada bulan Juli 2009 yang menewaskan hampir 200 orang tewas.

Pihak berwenang China telah menghukum sekitar 200 orang, sebagian besar warga Uighur, atas kerusuhan dan menjatuhi hukuman 26 dari mereka dengan hukuman mati.

Beijing memandang wilayah Xinjiang yang luas sebagai aset yang tak ternilai karena lokasinya yang strategis dekat Asia Tengah dan memiliki cadangan minyak dan gas yang besar. (muslimdaily/adj)

Komentar

Beginilah nasib kaum muslimin ketika menjadi minoritas, akan selalu ditindas dan dihinakan. Berbeda halnya jika kaum muslimin menjadi mayoritas dan memimpin manusia, apapun rasnya, baik china, mongol, yahudi atau negro sekalipun, akan diberikan perlindungan jika tunduk kepada pemimpin kaum muslimin. Dan sudah saatnya kaum muslimin seluruh dunia sadar akan pentingnya menyatukan ukhuwah di bawah Khilafah.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories