KORDA BKLDK CIMAHI RAYA : The Red Giant (China) Terancam Krisis, Kenapa Bisa?

bkldk-cimahi

KORDA BKLDK CIMAHI RAYA : The Red Giant (China) Terancam Krisis, Kenapa Bisa?

Mustanir.com – Banyak kalangan yang memuji langkah China dalam mengantisipasi krisis ekonomi global agar tidak merambat ke negerinya pada beberapa periode yang lalu. Misalnya krisis ekonomi dunia tahun 2008 yang berujung kepada bubarnya bank investasi ke 4 terbesar di amerika Lehman Brother. Serta berbagai kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahnya sehingga china diperhitungkan dalam ekonomi internasional dan menempatkan dirinya menjadi raksasa ekonomi di asia dan no 2 setelah Amerika di dunia. Tidak sedikit yang menyanjung China dengan sanjungan yang tinggi bahkan berlebihan.

Kesuksesan China memang menyilaukan mata. Kehebatan negeri tirai bambu itu sering sekali mengundang decak kagum para pakar ekonomi. Terutama bagi negara-negara kecil yang sedang berkembang. Negera-negara yang terus berusaha bangkit menyentuh level maju mengikuti negara yang lebih dahulu didepan seperti China, Amerika, Jerman dan negara-negara maju lainnya. Tidak jarang negara-negara berkembang itu meng-copy-paste bahkan siap untuk didikte kebijakan ekonomi negerinya demi mengejar target peningkatan ekonomi.

Begitu juga dengan negeri kita, Indonesia. Dalam beberapa kurun waktu kebelakang di era kepemimpinannya terlihat bahwa Presiden Joko Widodo begitu serius dalam melakukan berbagai bentuk kerjasama dengan China. Gayungpun bersambut, negeri tirai bambu yang hendak dijadikan panutan itupun menjawab dengan gembira. Dua perbankan asal China, yaitu China Development Bankdan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) siap meminjamkan dana sebesar USD 50 miliar atau setara Rp667 triliun (Rp13.355/USD) kepada Indonesia. (SindoNews.com/24/4/2015) Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong menekankan pentingnya kerjasama antara negeraranya dengan Indonesia. Hal ini diungkapkan Liu saat menyampaikan pidatonya di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat. (Liputan6.com/27/5/2015)

Raksasa Ekonomi Itu Di Ujung Jurang

Akhir-akhir ini media banyak memberitakan The Red Giant yang dipuja itu tengah goyah. Memang berita tentangnya kalah tenar dengan Yunani yang sedang collaps karena tidak sanggup membayar hutang. Belum lagi  inflasi, krisis, kesenjangan, meningkatnya angka pengangguran yang semakin diperparah dengan kebijakan penghematan anggaran yang disarankan negara-negara maju di Uni Eropa sekelas jerman.

Lupakan Yunani, kini China juga sedang berada di ujung kebangkrutan. Dampak depresi ekonomi global yang diakibatkan China bisa menyeret negara-negara lain ke dalam krisis yang sama. Bahkan bisa jadi di Indonesia akan terulang kembali tragedi krisis 1998 atau bahkan bisa lebih mengerikan dari pada itu, mengingat sebelum China krisis saja ekonomi indonesia mengalami penurunan sampai pada titik yang paling buruk semenjak 1998. Lihat saja daya tukar rupiah terhadap dolar yang kian melemah di angka Rp13.355/USD terburuk setelah 1998 Rp17.000/USD.

Tanda-tanda Pra “Gelombang Krisis

Ibarat gelombang bencana Tsunami yang siap menghantam bibir pantai yang bisanya dimula dengan tanda-tanda. Pun krisis, tentu diawali dengan ciri-ciri tertentu. Tanda-tandanya adalah pasar saham China mulai dari The Shanghai Stock Exchange Composite Index dan Shenzhen Stock Exchange Composite Index merosot tajam mencapai 30 persen dari angka tertingginya. Ini terjadi karena kekhawatiran investor pada saham perusahaan China yang sedang mengalami gelembung atau bubble. Sehingga terjadi penjualan saham secara besar-besaran juga massal yang dilakukan oleh para investor yang panik hingga berdampak kepada jatuhnya harga saham di bursa saham.

Analogi sederhananya seperti jika stock cabai dipasaran melimpah melebihi kebutuhan cabai yang dibutuhkan oleh masyarakat maka hukum pasar berlaku pasti harga cabai akan merosot turun dan begitu sebaliknya. Maka ketika para investor ini dalam waktu bersamaan menjual sahamnya dipasaran maka harga saham tersebut akan merosot jatuh sehingga dapat menimbulkan kegoncangan ekonomi. Maka bisa saja negara akan memanipulasi angka-angka terkait tentang pertumbuhan ekonomi dan nilai-nilai positif yang menunjukan seolah-olah negara itu sedang berekonomi sehat. Gunanya untuk menghindari kepanikan dan untung-untung bisa menarik investor baru. Akan tetapi sepandai-pandainya pembunuh menyembunyikan  korbannya, bau busuknya secara alami akan tercium juga!

Contoh sederhana saja harga selembar saham yang semula pada kondisi sehat misalnya Rp5000/lembar maka dalam kepanikan pasar bisa jatuh hingga Rp500/lembar bahkan sampai angka Rp0 seperti yang pernah terjadi pada saham Lehman Brothers Bank. Dari manakah para investor tersebut akan mendapatkan untung? Sementara kabarnya dana yang digunakan oleh para investor untuk membeli lembar kertas saham tersebut sebagian besar dari hutang. Kredit pembayaran hutang menjadi macet, pertumbuhan ekonomi tersendat, bukan tidak mungkin membuat negara menjadi collaps.

Para ahli menyebutkan naiknya pasar saham yang sempat terjadi pada tahun ini lebih dikarenakan banyaknya investor yang membeli saham dengan hutang tersebut. Praktik seperti ini sangat berbahaya dan sebagai sebab merosot tajam dengan begitu cepat pasar saham di china.

“Pasar saham China tidak didukung oleh fundamental negara. Sebaliknya, pasar sedang diangkat oleh pinjaman pemerintah dan manipulasi,” ucap pendiri Pento Portofolio Strategies, Michael Pento seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Selasa (7/7).

Bom Waktu Itu Bernama “HUTANG”

Hutang dan Sistem Ribawi memang bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Ekonomi Kapitalisme. Dia ibarat pilar yang menyokong bangunan Kapitalisme secara keseluruhan. Kapitalisme tanpa hutang dan riba maka ibarat rumah tanpa tiang dan pasti roboh.

Sulit memang mendapatkan data akurat terkait berapa data hutang China seluruhnya karena banyak dari hutang tersebut dimiliki oleh pemerintah daerah. Namun bila diprediksi kira-kira hutang pemerintah daerah, provinsi-provinsi, kota-kota seluruhnya US$ 8 Triliun. Bom waktu tersebut ditanam ketika barat mengalami depresi ekonomi tahun 2008 yang memicu krisis finansial global. Demi melindungi dirinya (Baca:China), melindungi pertumbuhan ekonomi dan statusnya, pemerintah china mengambil kebijakan bom kredit besar-besaran lebih dari US$ 500 miliar. Begitulah sistem ekonomi china dibangun dengan prinsip-prinsip ekonomi kapitalis yang rapuh. Membuatnya seperti sarang laba-laba kelihatan kuat padahal keropos.

Sementara itu, Michael Pettis, seorang dosen pada Universitas Peking, mengatakan, peringatan itu menunjukkan, pesta hutang China mungkin akan segera berakhir.

“Masalahnya adalah, begitu banyak investasi ini mengalir ke real estate yang kosong, jalan raya yang kosong, bandar udara yang kosong, kapasitas manufaktur yang tidak perlu, dan lain-lain, sehingga kita berada pada posisi dimana hutang meningkat lebih cepat daripada kemampuan untuk membayar hutang itu,” (Berita Satu.com/22/7/2015)

Pemerintah china mengalami kesulitan dalam mencapai target pertumbuhan ekonominya sebesar 7%. Bahkan bagi China pertumbuhan 7% saja sudah tergolong melambat. Kredit macet di sektor properti kembali meningkat, utang-utang perusahaan China semakin membengkak bahkan sudah ada beberapa perusahaan yang gagal membayar hutang.

Kapitalisme Ideologi Cacat Yang Merusak

Sistem ekonomi Kapitalisme dari awal kemunculannya sudah menimbulkan banyak masalah. Kritik beragam datang menyerang Ideologi yang dipelopori oleh Adam Smith (1723-1790) tidak lama setelah dilahirkan. Tak jarang bahkan kritik itu berbuah menjadi resolusi fundamental yang menelanjangi ideologi kapitalisme dan berbagai borok yang dibawanya. Contoh yang dilakukan oleh Karl Mark (1818-1883) bapak sosialisme komunisme yang menelurkan ideologi tandingan kapitalisme. Hidup sengsara dan tertekan oleh himpitan para kapitalis di massanya membuatnya berpikir revolusioner. Jadi dari awal kapitalisme adalah ideologi yang penuh kontroversi dan sampai saat ini tidak pernah berhenti menciptakan kontroversi.

Setelah runtuhnya sosialisme lebih dahulu daripada kapitalisme, kontan saja sistem kapitalisme ini seperti tidak ada tandingannya. Negara-negara yang dahulu fanatik dengan sosialisme komunisme perlahan menggeser posisinya manjadi negara kapitalis termasuk China dan Rusia. Kapitalismepun mengambil hikmah dari serangan keras para penganut sosilaisme memperbaiki diri dan memasukkan prinsip-prinsip keadilan sosial yang sering di dengungkan oleh penganut paham sosialime kedalam bangunan kapitalisme. Begitulah cara kapitalisme menutupi kebusukannya yang memang sedari lahir telah dibawanya. Kini Allah SWT langsung yang hendak menunjukkan bobroknya sistem Kapitalisme beraqidah sekulersime yang memisahkan peran agama dari kehidupan. Ideologi kufur yang telah mencabut posisi agama dari hukum konstitusi kenegaraan. Sungguh congkaknya manusia yang menganti hukum Allah SWT dengan hukum buatan akalnya, padahal akalnya tersebut adalah ciptaan Allah. Mereka menganggap baik setiap peraturan produk akalnya dalam mengatur hukum dan interaksi mereka keseharian termasuk berekonomi, padahal justru tindakan bodoh itu menyebabkan kehancuran di muka bumi. Allah SWT berfirman :

“Dan bila dikatakan kepada mereka :”Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi”. Mereka menjawab : Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS: Al-Baqarah :11-12)

Krisis Adalah Paket Hadiah Menyakitkan Dari Kapitalisme

Jika kita mengamati secara seksama, siklus krisis ekonomi dunia secara perlahan mengalami perubahan. Bila dulu dikenal krisis 10 tahunan, kini kondisi itu justru lebih cepat. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menuturkan, siklus krisis ekonomi 10 tahunan terakhir terjadi pada 2008. Krisis yang melanda Amerika Serikat (AS) dan menular ke sejumlah negara Eropa hingga saat ini masih dirasakan dampaknya hingga sekarang.

“Sebelumnya krisis setiap 10 tahun sekali. Tapi sejak 2008, krisis global yang dialami AS krisis itu terus berjalan. Krisis 2008 di AS kemudian jadi krisis di Irlandia, Eropa. Bahkan sampai sekarang terus terjadi,” kata Agus di Jakarta. (Merdeka.Com /27/6/2015)

Kapitalisme baik saat sehat ataupun sakitnya tetap menjadi ancaman nyata. Ketika sehatnya Kapitalisme ibarat serigala lapar yang siap menerkam negara-negara lain menyedot sumber daya alamnya hingga kering. Saat sakitnya membawa dunia kedalam krisis yang mengerikan. Jadi berharap kebaikan kepada kapitalisme adalah bagaikan berharap bersih tapi membenamkan diri kedalam kubangan lumpur. Alias mustahil!

Kritik Islam Terhadap Praktek Ekonomi Kapitalisme

Hutang dan praktek Ribawi merupakan daya tarik tersendiri dalam sistem ekonomi kapitalisme. Bagaimana tidak dengan adanya kedua hal ini maka uang bukan hanya menjadi alat tukar akan tetapi menjadi komoditas layaknya barang dan jasa ini yang biasa disebut dengan sektor non-rill.

Sektor ini adalah sektor yang paling menarik bagi para investor dibandingkan harus berinvestasi disektor rill. Bila pemodal bermain di sektor ini maka akan mudah baginya untuk menggandakan kekayaan secara singkat dan minim usaha. Logika sederhananya saja misal ada seorang A mempunyai uang sebanyak 1 Milyar. Bagaimana cara si A tersebut untuk melipatgandakan uang yang dia miliki? Sebab semua paham kalau uang 1 Milyar tersebut disimpan dibawah bantal maka jumlahnya akan tetap 1 Milyar bahkan bisa berkurang karena ditarik sedikit-sedikit untuk kebutuhan hidup. Maka ada 2 pilihan baginya. Pertama membuka bisnis Rill menjadikan uang 1 Milyar tersebut menjadi modal usaha, atau menyimpannya di Bank dengan tawaran bunga yang tinggi misal 5% perbulan. Mana yang menarik? Menyimpan uang dibawah bantal, menginvestasikannya secara Rill atau bermain Riba dalam lembaga perbankan, sudahlah aman tanpa usaha, uang tersebut terus berlipat ganda. Hitung-hitungannya bila bunganya sebut saja 5% perbulan sedangkan deposito anda adalah 1 Milyar maka anda cukup diam saja dan menunggu dengan santai bulan depan aset anda bertambah menjadi 1 Milyar 50 juta. Mana yang anda pilih? Dari dana nasabah yang terkumpul itu Bank pun memutar uang titipan dengan memberikan kredit hutang kepada orang lain sebut saja si B dengan bunga pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan bunga simpanan atau dengan menginvestasikan dana tersebut kesektor property misalnya. Bagaimana menarik bukan?

Lambat laun dalam perkembangannya sektor Non-Rill terus tumbuh berkembang sementara Sektor Rill Ekonomi pertumbuhannya menyusut. Sektor Non Rill yang semula hanya lembaga Perbankan kini berkembang menjadi pasar Valas, Bursa Saham, Pasar Sekunder, pasar derivatif. Sektor Non Rill inilah yang kerap kali mengundang krisis sebab didalamnya terdapat banyak sekali praktek yang menabrak norma-norma syariah semisal Riba Fadhl, Riba Nasi’ah, Gharar, Masyir (judi) serta tidak jarang terjadi manipulasi. Aliran modal yang mengalir di sektor Non Rill ini lebih banyak dibandingkan sektor Rill bahkan mulai tersumbat hanya di sektor ini saja. Sumbatan inilah yang ketika pecah akan memicu krisis. Allah berfirman :

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan Mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhan-nya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya  dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS:Al-Baqarah : 275)

Allah SWT telah memperingatkan manusia bahwa ketika manusia mensejajarkan antara jual beli dengan riba maka kegoncanganlah yang akan didapatkannya. Celakanya dalam paradigma kapitalis riba itu disejajarkan dengan sewa dan upah ini artinya bahwa riba dianggap sama dengan jual beli.

Islam sebagai sebuah Agama dan ideologi yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai jalan hidup bagi manusia tentu memiliki pandangan yang berbeda dengan ideologi kapitalis apalagi sosialis. Islam memiliki Sistem Ekonomi yang sempurna sebab diturunkan oleh Allah SWT Yang Maha Mengetahui mana yang baik bagi manusia mana yang buruk bagi hambanya. Sistem ekonomi islam dan sistem-sistem kehidupan lainnya dahulu pernah diterapkan dan sukses membawa negeri-negeri yang tergabung didalam Daulah Khilafah Islamiyah kedalam kesejahteraan yang belum pernah ada pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan pada massa itu baik peradaban yang muncul sebelumnya ataupun sesudahnya.

Dalam praktek ekonomi islam jelas bahwa hal-hal yang diharamkan syara’ terlarang untuk dilakukan semisal Riba, Gharar, Masyir. Sistem ekonomi Islam memiliki jantung yang kokoh yang akan mendistribusikan kekayaan kepada masyarakat secara merata baik distribusi langsung ataupun tidak langsung yaitu lembaga Baitul Maal. Dari Baitul Mal subsidi langsung itu dapat berupa pendidikan gratis, kesehatan gratis, keamanan gratis, santunan langsung kepada fakir miskin yang tidak mampu memenuhi kebutan primernya baik berupa sandang, pangan dan papan, pembangunan infrastruktur, kebutuhan modal usaha bagi individu masyarakat bahkan, kebutuhan simpan pinjam tanpa riba, jasa transfer dan lainnya.

Pertanyaannya jika fungsi baitul mal begitu sentral dalam sistem ekonomi islam, lantas bagaimana mekanisme negara mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut? Inilah perbedaan dan kesempurnaan Islam dibandingkan dengan ideologi buatan akal manusia (kapitalisme dan sosialisme). Islam membagi kepemilikan terrhadap harta kekayaan menjadi 3 yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Menurut Islam individu dilarang memiliki asset yang seharusnya menjadi milik umum atau milik negara semisal tambang yang berlimpah, jalan, jembatan dan sebagainya. Begitupun negara diharamkan mengambil asset yang menjadi hak bagi individu. Maka tidak akan ada yang merasa di dzalimi seperti dalam kapitalisme yang memberikan kebebasan bagi individu-individu untuk mememiliki kekayaan dari sumber-sumber yang harusnya dimiliki oleh umum atau negara, dan tidak akan terjadi pengalihan aset milik individu menjadi milik negara seperti yang terapkan didalam sistem sosialisme. Inilah keadilan Islam yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Keadilan yang dibimbing oleh Wahyu Lillahi Rabbi.

Dari pintu zakat, infaq, shadaqah yang dikeluarkan oleh individu, pengelolaan kepemilikan umum (tambang batu bara, minyak, emas, gas, uranium, besi, garam dan sebagainya) yang dikelola oleh negara, ataupun dari aset kepemilikan negara akan masuk kebaitul mal kemudian di distribusikan kepada masyarakat. Negara juga berkewajiban memenuhi kebutuhan primer bagi keseluruhan masyarakat dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya dengan bekerja, berdagang dan berbagai mekanisme lainnya yang dibolehkan oleh Syariah. Ekonomi Islam akan membawa berkah bagi semua penduduknya baik itu muslim ataupun non muslim.

Negeri Muslim Terbesar Tak Pantas Menjadi Pengekor Negara Kufur Sementara Mereka Memliki Islam yang Luhur

Maka sudah jelas bahwa sistem ekonomi kapitalisme ini tak layak lagi untuk dipertahankan. Negeri dengan penduduk muslim terbesar seperti indonesia ini tak pantas menjadi pengekor negara-negara yang sebentar lagi bangkrut itu baik didunia maupun diakherat kelak. Mereka bangkrut sebab menolak berbagai produk hukum buatan Allah SWT yang menciptakan mereka dan bumi tempat mereka hidup dan beranak pinak. Mental pengekor inilah yang mesti direvolusi menjadi mental yang penuh kemandirian yaitu mental dimana saat hanya Ridha Allah yang menjadi tujuan hakiki. Mental yang paham bahwa Ridha Allah hanya bisa dicapai dengan menaati semua perintnah Allah SWT secara menyeluruh baik pada level individu, masyarakat hingga negara. Allah SWT berirman:

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu.”(QS:Al-Baqarah :208)

Berislam Kaffah Butuh Khilafah

Rasulullah SAW panutan kita dalam praktek penerapan Syariah Islam secara menyeluruh itu tidak pernah mempraktekannya hanya pada individu saja. Syariah Islam juga dilaksanakan oleh Negara yang kemudian para ulama menyebutnya dengan Daulah Islamiyah Nabawiyah (Negara Islam Nabi) di madinah. Maka tidak ada hukum qishas bagi pembunuh yang dilaksanakan oleh individu, wajib negara sebagai pelaksananya. Dalam dakwah dan jihad juga bukan individu yang melakukannya tapi langsung dikomandoi oleh negara. Begitu juga dengan sistem-sistem islam yang lain seperti Politik Islam, Hukum Islam, Sistem Pendidikan Islam, Sistem Sosial Dalam Islam dan Sistem Ekonomi Islam penerapannya butuh Daulah. Daulah itu yang kemudian hari dilanjutkan oleh para sahabat mulia yang dikemudian hari disebut dengan Daulah Khilafah Ala Minhajnubuwwah. Dakwah Islam yang dipelopori oleh negara Khilafah itu kemudian menyebar hingga tidak kurang 2/3 dunia merasakan indahnya diatur dengan Syariah Allah yang sempurna.

Jadi sangat tidak cerdas bila kemudian sosialime yang kita jadikan asas perjuangan sementara dia telah runtuh ditelan zaman, apalagi kapitalisme yang telah nyata bobroknya dan membawa dunia kejurang kerusakan lagi kenistaan. Saatnya Islam saja yang kita jadikan asas perjuangan. Baik perjuangan yang dilakukan oleh Mahasiswa, para pemimpin,polisi , militer, tokoh agama dan seluruh elemen masyarakat apapun profesinya. Sebab hanya Islamlah yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di negeri ini bahkan didunia.

Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Wallahualam bissawab

Ditulis oleh: Zulkepli (KORDA BKLDK CIMAHI RAYA, Ketua Lembaga Tsaqofiyah Bidang Ekonomi FIMI Cimahi)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories