Majalah Time Kritik Ekstrimis Budha
Majalah Time Kritik Ekstrimis Budha
Majalah Time edisi bulan depan akan menampilkan ulasan mendalam soal biksu penebar teror anti Islam di Myanmar, Wirathu. Sampul depannya menampilkan foto close-up Wirathu dengan judul besar, “The Face of Buddhist Terror”.
BBC memberitakan, Senin 24 Juni 2013, sampul ini menuai kecaman dari pemerintahan Myanmar. Presiden Thein Sein dalam pernyataannya membela biksu yang menebar kebencian dan menyulut konflik berdarah pada Muslim Rohingya itu.
“Laporan majalah Time menciptakan salah paham soal Buddha, yang telah ada ribuan tahun dan agama mayoritas rakyat kami. Pemerintah saat ini telah bekerja keras dengan pemimpin agama, politik, media dan rakyat untuk menyelesaikan konflik yang tidak diinginkan di Myanmar,” kata Sein.
Sampul majalah yang provokatif itu juga menuai kecaman di internet. Sebuah petisi mengutuk Time telah ditandatangani oleh 40.000 orang pada Senin kemarin. Dalam petisi itu dikatakan, kata-kata “Buddha” disandingkan dengan “Teror” telah menyakiti umat Buddha.
“Menghina biksu Wirathu, putra Buddha, sama saja dengan menghina Buddha. Apa yang dia lakukan adalah melindungi nasionalitas dan agama kita,” kata seorang pengguna Facebook bernama Wai Phyo.
Wirathu dikenal sebagai biksu garis keras yang menyuarakan peperangan pada umat Muslim Rohingya di Myanmar. Dengan bangga, dia menyebut dirinya sendiri “Bin Laden dari Burma”. Tahun 2003 dia ditahan dan divonis penjara 25 tahun oleh pemerintahan junta militer Myanmar karena menghasut aksi kekerasan terhadap warga Muslim.
Dia dibebaskan tahun lalu bersama ratusan tahanan politik lainnya sebagai salah satu bagian dari program reformasi demokrasi Myanmar. Sejak saat itu, dia kembali menyuarakan hasutannya.
“Muslim berkembang biak sangat cepat dan mereka mencuri wanita-wanita kita, memperkosa mereka. Sebanyak 90 persen Muslim di Burma adalah orang radikal,” kata Wirathu dalam ulasan di majalah Time itu.
Rohingya jadi sasaran kekerasan di wilayah Rakhine dan beberapa tempat lainnya di negara yang juga disebut Burma itu. Ratusan dari mereka tewas, puluhan ribu terpaksa mengungsi, tidak jarang mereka tenggelam di laut.
Pemerintah Myanmar menanggapi konflik ini dengan berat sebelah. Mereka akan menerapkan program kontrasepsi bagi Rohingya sehingga pertumbuhannya bisa dikontrol. Sebagian aktivis mengatakan bahwa ini adalah salah satu bentuk dari pemusnahan etnis.
Komentar
Seharusnya media-media kaum Muslimin lebih berani menampilkan dan mengecam biksu budha yang telah berlaku dzalim terhadap kaum Muslimin. Tidak sepantasnya kaum Muslimin diam dan membisu dibalik ketakutan-ketakutan yang seharusnya diabaikan.
Darah kaum Muslimin lebih berharga dari dunia dan seisinya. Bukalah mata kalian wahai kaum Muslimin, dan bangkitlah dalam ikatan aqidah Islam.