Malam Terlaknat Itu Bernama Malam Tahun Baru
Malam Terlaknat Itu Bernama Malam Tahun Baru
Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang kebaikan sedang aku bertanya kepada Beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu sendiri. (Hadits Shahih Imam Bukhari, Abu Daud dan selainnya).
……………………………………………………….
Malam pergantian tahun bukan hanya malam hingar-bingar kembang api ? dan dentuman petasan. Tidak juga sekedar lengkingan terompet? dan denting bersahutan lonceng gereja?. Ya, malam itu tidak sekedar bertukarnya tahun lama dengan tahun baru lalu orang -orang beramai-ramai menyanyikan ‘Happy New Year’. ?
Malam itu adalah malam yang orang-orang beriman perlu menutup telinga rapat-rapat dengan ujung jarinya atau dengan bantal dan mempercepat istirahat malamnya. Soalnya, itulah malam yang full maksiat dan detik-detik klimaks pembangkangan terhadap syari’at Allah Subhanahu Wa Ta’alaa.
Bagaimana tidak? Di tengah pekikan terompet dan denting gereja, khamr ditenggak secara massif. Di bawah naungan kembang api? yang membarakan udara dan gelegar mercon yang merobek keheningan, pesta sex bebas (zina) digelar terbuka. Benar, Saudaraku! Zina massal dipamerkan di depan hidung kita dan dalam jilatan mata petugas.
Di Bundaran Hotel Indonesia dan Lapangan Monas yang rutin dijadikan pusat kegiatan perayaan tahun baru di Jakarta, anak-anak muda melakukan zina tanpa sedikitpun rasa malu. Tentu saja, semua itu didahului dengan pesta minuman keras dan narkoba. Bahkan bagi mereka, itu hidangan pembuka yang ‘ringan’ tapi berhukum ‘wajib’ dalam pesta semacam itu.
Paginya, di hari pertama tahun yang selalu diharapkan lebih baik dari pada tahun yang baru saja ditinggalkan, para petugas kebersihan akan mendapat kesibukan mengumpulkan sampah yang tidak biasa.
Yang membedakan dengan hari-hari biasanya adalah sampah yang berton-ton itu. Diantara serakan botol dan kaleng minuman keras, didapatkan ribuan kondom dan celana dalam bekas pakai. Beberapa tahun lalu dilaporkan bahwa celana dalam yang dipungut pada pagi tahun baru tersebut mencapai lebih dari 2000 lembar.
Apakah ada pabrikan celana dalam yang menebar produknya pada malam itu?
Tumpukan celana dalam (dan kondom) itu sejatinya menjadi bukti kuat telah mengakarnya sex bebas dan massif pada malam pergantian tahun. Angka dua ribuan (!) lembar tersebut terus bertambah pada setiap pergantian tahun.
Ini bukanlah fakta yang dirahasiakan! Beritanya tersebar melalui media sejak lebih dari satu dasawarsa. Bahkan, sebagian orang tidak merasa ada sesuatu yang salah. Lebih gilanya, banyak orang berbangga dengan itu! Nau’dzubillah min dzaalik…
Apakah ini hanya fenomena kota besar seperti Jakarta saja? Ternyata tidak, Saudaraku! Bahkan budaya setan itu telah biasa dilakukan oleh anak-anak remaja di kota-kota yang lebih kecil!
Mari kita baca laporan portal Tribun -Timur.com Makassar berikut ini:
“Alat kontrasepsi jenis kondom dan tissue magic power mulai marak diperjualbelikan di sejumlah apotek dan minimarket di wilayah Makassar.
Pasalnya, menjelang pergantian tahun baru dari 2015 ke 2016 dipastikan penjualan alat kontrasepsi dan obat tahan lama dipastikan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Beberapa apotek dan minimarket yang didatangi Tribun, dan menanyakan soal kondom dan tissue magic mengungkapkan permintaan alat itu bakal mengalami peningkatan drastis pada moment perayaan tahun baru. Mayoritas pembeli alat tersebut rata rata kalangan anak muda dan remaja”.
Apakah ini hanya fenomena kota besar? Ternyata tidak! Bahkan telah mencengkeram ke kota-kota kecil lalu tanpa banyak kita sadari (atau tanpa peduli?), budaya Pompey)* ini telah merangsek ke desa-desa.
Masih dari media yang sama dilaporkan bahwa: “menjelang tahun baru ini alat kontrasepsi jenis kondom semakin laris di Kabupaten Maros. Bahkan kondom yang dijual oleh Alfamart Jl Pettarani Maros, hampir habis stoknya jelang tahun baru.
Asisten Kepala Toko Alfamart, Jl Pettarani Maros, Wahyu (25) mengatakan, pihaknya akan kembali menambah jumlah kondom yang sudah hampir habis. Beberapa bulan terakhirnya, ia berhasil menjual ratusan kondom.
“Selama musim hujan kondom banyak yang laku. Kadang ada 10 kondom yang laku setiap harinya. Biasa juga dibawah 10 kondom. Mungkin banyak yang pakai saat musim hujan,” kata Wahyu saat ditemui di tokonya, Selasa (29/12/2015).
Budaya zina terbuka dan massif pada malam pergantian tahun itu diakui oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Dia mengingatkan jangan sampai ada aktivitas pesta seks dan minum minuman keras di malam pergantian tahun 2016 nanti. Menurutnya, dua perilaku tersebut sangat rentan terjadinya penularan dan penyebaraan penyakit kelamin seperti HIV/Aids.
“Jangan sampai malam tahun baru diwarnai pesta minuman keras dan seks bebas. Karena itu sangat membahayakan dan rentan penyakit kelamin menular. Sedangkan pesta miras bisa mengakibatkan kebutaan,” kata Khofifah (Viva.Com).
Di antara masyarakat yang sakit parah ini, dimanakah kita? Apa yang bisa kita perbuat? Saudarakah yang diisyaratkan dalam Surah Al Furqan: 72 ini:
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu =
(وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّور)
apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”.
Awal ayat:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Hamba Allah yang beriman tidaklah menghadiri az zuur, yang dimaksud adalah perkataan dan perbuatan yang haram. Mereka benar-benar menjauhi majelis yang terdapat perkataan dan perbuatan yang haram, seperti melecehkan ayat Allah, debat kusir, berdebat yang batil, ghibah (menggunjing orang), namimah (mengadu domba), mencela, menuduh dusta, mempermainkan ayat Allah, mendengarkan nyanyian haram, meminum khomr, bertelekan di permadani sutra, di tempat yang terdapat gambar makhluk bernyawa dan selainnya. Jika mereka tidak menghadiri perbuatan-perbuatan haram tadi, tentu saja mereka tidak mengatakan atau melakukannya.” (Taisir Al Karimir Rahman, 587).
Imam Ibnul Jauzi menyebutkan 8 pendapat ulama ketika menafsirkan ayat tersebut.
1. Az zuur adalah shonam (berhala) milik orang musyrik. Demikian pendapat Adh Dhohahk dari Ibnu ‘Abbas.
2. Az zuur adalah ghina’ (nyanyian). Yang menafsirkan seperti ini adalah Muhammad bin Al Hanafiyah, dan Makhul. Diriwayatkan dari Laits dari Mujahid, ia berkata bahwa yang dimaksud adalah mereka tidak mendengarkan nyanyian.
3. Az zuur adalah syirik. Demikian dikatakan oleh Adh Dhohak dan Abu Malik. Artinya di sini mereka tidak menghadiri perbuatan kesyirikan.
4. ‘Ikrimah berkata bahwa yang dimaksud az zuur adalah permainan di masa jahiliyah.
5. Qotadah dan Ibnu Juraij berkata bahwa yang dimaksud az zuur adalah kedustaan.
6. ‘Ali bin Abi Tholhah berkata bahwa yang dimaksud az zuur adalah persaksian palsu. Hal ini sebagaimana penafsiran dalam tulisan.
7. Yang dimaksud az zuur adalah perayaan orang musyrik. Demikian pendapat Ar Robi’ bin Anas.
8. Az zuur adalah majelis khianat. Demikian kata ‘Amr bin Qois. (Zaadul Masiir, 6/109)
Pendapat-pendapat di atas menyebutkan macam-macam perbuatan zuur akan tetapi tidak saling bertentangan. Sehingga tafsiran-tafsiran tersebut bisa memaknakan ayat di atas. Intinya, hamba beriman tidaklah menghadiri acara maksiat.
Dapat kita dapat simpulkan bahwa ayat tersebut bermakna:
– sifat hamba beriman tidak menghadiri perbuatan syirik dan berhala orang musyrik.
– sifat hamba beriman tidak menghadiri perayaan hari besar orang kafir semisal acara natal, perayaan tahun baru, valentine day dan imlek. Dengan tidak menghadiri acara-acara tersebut, berarti tidak merayakannya.
– sifat hamba beriman juga tidak menghadiri perbuatan maksiat seperti majelis berisi dusta, pengkhianatan dan persaksian palsu.
– sifat hamba beriman juga tidak menghadiri konser musik. Sama saja apakah disebut pentas lagu rock, dangdutan, pop atau lagu-lagu daerah. Atau nyanyian yang berlabel ‘lagu religi’ yang diiringi alat musik (biasa disebut nasyid).
Jika demikian, Saudaraku, dimanakah kita, ketika detik-detik pergantian tahun itu berlangsung? Pada saat terompet dan lonceng-lonceng gereja dibunyikan? Pada saat pesta miras dan sex itu digelar, sedang apakah Antum?
Ah, pastilah Saudara sedang tersedu karena tidak mampu mencegahnya. Tentunya Antum lagi sedang menjerit dalam diam sebab ketakberdayaan memperbaiki kerusakan ini. Setidaknya, lagi khusyu’ dalam syukur karena telah diselamatkan oleh Allah dari yang demikian. Paling tidak, Antum sedang mengurung diri dalam kamar; duduk atau berbaring dengan perasaan yang campur-aduk: sedih karena tak berdaya, marah karena hak Allah dilecehkan, bersyukur karena telah diselamatkan?!
Ya, jika demikian halnya, ayat yang mulia di atas berbicara tentang Antum. ……..insya Allahu Ta’ala.
الله اعلم باالصواب
Makassar, Rabu 19 Rabiul Awal 1437/30 Desember 2015)
Hamba Allah Yang Berharap Ampunan-Nya.
(Abu U-ways Munanshar )