Manusia Pertama yang Memakai Pakaian di Hari Kiamat
KETIKA seseorang mengakhiri masa hidupnya di dunia dan kembali kepada Allah SWT, kita ketahui bahwa manusia itu hanya menggunakan satu kain polos berwarna putih. Tapi, kita tidak mengetahui pakaian seperti apa yang digunakan manusia ketika telah menghadap kepada Tuhan-Nya.
Telah disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa Allah mengumpulkan hamba-hamba-Nya pada hari kiamat dalam keadaan telanjang kaki, tanpa busana, dan tidak dikhitan, sebagaimana diterangkan dalam hadis-hadis shahih, kemudian memberi mereka pakaian: orang-orang shaleh mendapat pakaian yang mulia dan orang-orang jahat mendapat pakaian bergetah, pakaian karatan, serta pakaian buruk dan menjijikkan lainnya.
Hamba Allah yang pertama berpakaian adalah Nabi Ibrahim, sang kekasih Allah. Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, “Makhluk pertama yang berpakaian pada hari kiamat ialah Ibrahim al-Khalil.”
Ibn Hajar mengatakan:
Al-Baihaqi meriwayatkan hadis seperti itu dari jalur Ibn ‘Abbas dan menambahkan, “Dan orang pertama yang memakai pakaian dari surga adalah Ibrahim. Ia memakai hullah (pakaian yang menutup seluruh badan) dari surga. Dan sebuah kursi didatangkan dan dilempar dari sebelah kanan ‘Arasy dan diberikan kepadaku, lalu aku memakai hullah dari surga yang tidak diperuntukkan bagi orang lain.”
Para ulama menyebutkan bahwa didahulukannya Ibrahim atas yang lain dalam pakaian pada hari kiamat adalah karena di antara semua manusia dialah yang paling takut kepada Allah. Maka, dia segera diberi pakaian sebagai penghilang rasa takut itu, agar hatinya tenang.
Selain itu, mungkin juga, sebagaimana disebutkan dalam hadis, karena dia adalah orang pertama yang memakai celana ketika shalat, karena khawatir kemaluannya menyentuh tempat shalatnya; ia melaksanakan apa diperintahkan kepadanya, maka ia dibalas dengan menjadi orang pertama yang menutup aurat pada hari kiamat.
Kemungkinan yang lain lagi adalah karena orang-orang yang melemparkannya ke dalam api telah menelanjangi dan melucuti pakaiannya di hadapan orang banyak, seperti yang biasa dilakukan terhadap orang yang ingin dibunuh. Sehingga, ia dibalas sebagai orang pertama yang berpakaian pada hari kiamat di muka umum. Alasan yang terakhir ini adalah yang terbaik. (Al-Qurthubi, at-Tadzkirah, h. 209). [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]