(gulfnews.com)

Membongkar Karakter Pemimpin Zalim di Akhir Zaman

MUSTANIR.net – Salah satu nubuat Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa akhir zaman merupakan masa yang penuh kesimpangsiuran. Patokan dalam menilai baik dan buruk juga berubah. Termasuk dalam menimbang kebaikan seorang pemimpin. Sebagian orang mengukur prestasi pemimpin dari kemajuan pembangunan fisik tanpa memedulikan aspek religi. Padahal, ukuran terbaik menimbang seorang pemimpin ialah dengan wahyu berupa ayat al-Qur’an maupun sabda Rasulullah SAW.

Sebenarnya, kajian yang membongkar segala karakter buruk dan negatif para pemimpin zalim bertujuan untuk menata persepsi setiap muslim agar melihat segala sesuatu berdasarkan panduan Islam. Kemudian menjauhi sifat buruk tersebut dan membuat langkah-langkah perbaikan. Berikut ini beberapa karakter tercela para pemimpin zalim di akhir zaman;

Pertama, Pemimpin tidak amanah yang mencari dunia dengan jalan akhirat

Abdullah bin Mas‘ud pernah berkata, “Bagaimana jadinya jika kalian tertimpa fitnah yang membuat orang-orang tua menjadi lemah, anak-anak kecil menjadi dewasa, dan ketika semua orang telah menganut suatu perilaku yang keliru? Namun ketika datang orang yang ingin mengubah kondisinya, mereka justru berkata, ‘Perilaku ini hendak diubah?’” Maka orang-orang pun bertanya, “Kapan hal itu terjadi, wahai Abu Abdurrahman?” Abdullah bin Mas‘ud berkata;

إِذَا كَثُرَتْ قُرَّاؤُكُمْ وَقَلَّتْ فُقَهَاؤُكُمْ وَكَثُرَتْ أُمَرَاؤُكُمْ وَقَلَّتْ أُمَنَاؤُكُمْ وَالْتُمِسَتْ الدُّنْيَا بِعَمَلِ الْآخِرَةِ

Jika di antara kalian banyak para ahli qiraat, sedangkan para ahli fikihnya sedikit. Banyak bermunculan para pemimpin, sedangkan sedikit sekali yang mempunyai sifat amanah, dan ketika dunia dicari dengan jalan akhirat.”

Ke dua, Para pemimpin yang jahil agama dan banyak berbuat tanpa ilmu

Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Ka’ab bin Ajzah;

أَعَاذَكَ اللهَ مِنْ إمَارَةِ السُّفَهَاءِ

Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR Ahmad: 14441)

Dalam hadits riwayat Ahmad di atas dikatakan bahwa maksud pemimpin yang bodoh adalah pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW. Yaitu pemimpin yang tidak menerapkan nilai-nilai syariah Islam.

Disebutkan dari Abu Sa’id al-Khudriy, ia berkata, Rasulullah SAW berdiri di tengah kami dalam salah satu khutbah yang di antaranya beliau bersabda:

ثُمَّ يَلِيكُمْ عُمَّالٌ مِنْ بَعْدِي يَقُولُونَ مَا لاَ يَعْلَمُونَ وَيَعْمَلُونَ بِمَا لاَ يَعْرِفُونَ. فَمَنْ نَاصَحَهُمْ وَوَازَرَهُمْ وَشَدَّ عَلَى أَعْضَادِهِمْ فَأُولَئِكَ قَدْ هَلَكُوا وَ أَهْلَكُوا. خَالِطُوهُمْ بِأَجْسَامِكُمْ وَزَايِلُوهُمْ بِأَعْمَالِكُمْ. وَاشْهَدُوا عَلَى اْلمُحْسِنِ بِأَنَّهُ مُحْسِنٌ, وَعَلَى اْلمُسِئِ بِأَنَّهُ مُسِئٌ

“Setelah itu kalian akan dipimpin oleh para penguasa yang berkata bukan berdasar landasan ilmu dan berbuat bukan berdasar landasan ilmu. Barangsiapa menjadi penasihat mereka, pembantu mereka, dan pendukung mereka, berarti ia telah binasa dan membinasakan orang lain. Hendaklah kalian bergaul dengan mereka secara fisik, namun janganlah perbuatan kalian mengikuti kelakuan mereka. Persaksikan siapa yang berbuat baik di antara mereka sebagai orang yang berbuat baik, dan orang yang berbuat buruk di antara mereka sebagai orang yang berbuat buruk.” (HR ath-Thabrani, Silsilah al-Ahadits al-Shahihah no. 457)

Ke tiga, Para pemimpin yang menolak kebenaran, dan menyeru pada kemungkaran

Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يَأْمُرُونَكُمْ بِمَا لاَ تَعْرِفُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا تُنْكِرُونَ فَلَيْسَ لاِؤلَئِكَ عَلَيْكُمْ طَاعَةٌ

Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian mengerti (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR Ibnu Abi Syaibah: 377721)

Ke empat, Para penguasa yang memerintah dengan mengancam dan menekan rakyatnya

Diriwayatkan dari Abu Hisyam as-Silmi yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أَئِمَّةٌ يَمْلِكُوْنَ رِقَابَكُمْ وَيُحَدِّثُوْنَكُمْ فَيَكْذِبُونَ، وَيَعْمَلُوْنَ فَيُسِيؤُونَ، لا يَرْضَوْنَ مِنْكُمْ حَتَّى تُحَسِّنُوا قَبِيْحَهُمْ وَتُصَدِّقُوْا كَذِبَهُمْ، اعْطُوْهُمُ الحَقَّ مَا رَضُوا بِهِ

Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (berjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak suka dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji mereka) dengan keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi kepada mereka hak yang mereka senangi.” (HR Thabrani: 934)

Ke lima, Pemimpin yang banyak menipu rakyatnya

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Akan datang kepada masyarakat tahun-tahun yang penuh tipuan dan kebohongan. Pada tahun-tahun itu pembohong dipandang jujur, yang orang yang jujur dianggap pembohong, pada tahun-tahun tersebut para pengkhianat dianggap orang yang amanah, sedangkan orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu yang berbicara adalah ruwaibidhah.” Lalu ada sahabat bertanya, “Apakah ruwaibidhah itu?” Rasulullah menjawab, “Orang bodoh yang berbicara atau mengurusi urusan umum atau publik.” (HR Ibnu Majah: 4036)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ruwaibidhah itu adalah “orang fasik yang berbicara atau mengurusi urusan umum atau publik” dan “al-umara (pemerintah) fasik yang berbicara atau mengurusi urusan umum atau publik”. Wallahu Ta’ala ‘Alam. []

Sumber: Abu Fatiah al-Adnani

About Author

Categories