Menjadi Umat Terbaik dengan Syariah
Oleh : M. Taufik N.T download versi word 2007 disini
الحَمْدُ للهِ رَبّ العَالَمِيْنَ – الحمْدُ للهِ حمدا كثيرا طيّبا مباركا فيه – كَمَا يَنْبَغِى لِجَلالِ وَجْهِهِ الكَرِيْم وَعَظِيْمِ سُلْطَانِهِ – وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ – قال في كتابه العظيم : كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ – وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ – اشهد يا رسول الله انك قد بلغت الرساله – واشهد يا رسول الله انك قد ادّيتَ الامانة – و اشهد يا رسول الله انك قد نصحت للامة – و اشهد انك قد كَشَفْتَ عنَّا الغُمّة – واشهد انك تركتنا علي المحجة البيضاء ليلُها كنهارها لا يزيغ عنها الا هالك – اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارك عَلَى هذ النبي العمي وَعَلَى آلِهِ وَصحبِهِ وَمَنْ سار علي دَرْبِه اِلى يَوْمِ الدِّيْن اما بعد – ايها الناس اوصيكم ونفسي بتقوى الله العظيم وطاعته فان التقوى خيرُ الزاد – وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ – يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketaqwaan kita, sebab itulah sebaik-baik bekal kita saat menghadap Allah Ta’ala pada hari yang tidak berguna harta, pangkat dan kedudukan.
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Qatadah menceritakan bahwa suatu ketika Khalifah Umar ibnul Khattab r.a. sedang melakukan ibadah haji, ia melihat adanya gejala hidup santai dan kehidupan yang menyenangkan pada manusia. Lalu Beliau membacakan firman-Nya:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah… (Ali Imran: 110) Kemudian beliau berkata,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَكُون مِنْ هَذِهِ الْأُمَّة فَلْيُؤَدِّ شَرْطَ اللَّهِ فِيهَا
“Barang siapa yang ingin dirinya termasuk golongan umat ini, hendaklah ia menunaikan syarat yang ditetapkan oleh Allah di dalamnya.”(Riwayat Ibnu Jarir dikutip oleh Ibnu Katsir).
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Mungkin kita bertanya tanya, sepertinya syarat untuk menjadi umat terbaik sudah dipenuhi, saat ini ‘amar ma’ruf nahi munkar sudah biasa kita saksikan, suasana keimanan juga sudah kita rasakan, namun mengapa kondisi umat Islam sebagai suatu umat masih sangat memprihatinkan? Angka kemiskinan masih sangat tinggi, korupsi menjadi jadi, indeks pembangunan manusia Indonesia menurun dari peringkat 109 menjadi 111, orang stress juga meningkat, 26 juta penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa[1], 2,5 juta tertampung di rumah sakit jiwa[2], 50 ribu orang Indonesia bunuh diri antara tahun 2005 – 2007, belum termasuk 40 orang tiap hari yg mati akibat overdosis narkoba[3], sementara di negeri lain umat Islam juga masih banyak yang dibunuhi, dilecehkan kehormatannya, dan dihina keyakinannya.
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Kalau kita mau jujur, walaupun penampakan syarat-syarat untuk menjadi umat terbaik sudah terlihat, namun apa yg dilihat oleh Umar r.a makin menggejala saat ini, kemewahan dunia telah melalaikan sebagian umat dari tugas utamanya mengemban Islam, akibatnya Islam hanya kita beri sisa-sisa waktu kita, itupun kalau tersisa. Kalau Khalifah Umar r.a menasehati umat Islam saat itu agar jangan terlena dg kemewahan, beliau memberi contoh terbaik tentang kesederhanaan, saat ini kita melihat yg sebaliknya, … kemewahan seolah olah menjadi kebanggaan ditengah penderitaan umat yang berkepanjangan.
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Disisi lain ‘amar ma’ruf nahi munkar yang kita lakukan masih banyak belum menyentuh akar masalah, kita disibukkan memberantas perzinaan sementara kita lalai untuk menyelesaikan UU yang melegalkan perzinaan, kita sibuk membentengi aqidah umat namun kita lalai memperbaiki sistem dan UU yang justru membolehkan perusakan aqidah umat, kita sibuk membina umat agar tidak melakukan tindak kriminal sementara kita lalai memperbaiki sistem yang justru membuat orang-orang menjadi kriminal, kita sibuk berusaha membantu orang-orang miskin sementara kita lalai bahwa kita punya kekayaan alam yang sangat melimpah dan kita lalai mengusir penjajah yang dg modal UU akhirnya menjarah kekayaan milik rakyat secara legal. Bagaimana bisa kita mengharap menjadi umat terbaik kalau syarat-syaratnya belum kita laksanakan dg optimal?
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Syarat keimanan juga belum dilaksanakan dg optimal, Al Qur’an & syari’at Islam masih dipilih-pilih, seolah olah manusia lebih pintar membuat aturan sendiri dibandingkan aturan Allah SWT. Padahal sungguh tidak ada hukum yang lebih baik bagi manusia, baik dia mukmin atau tidak, selain syari’ah Allah SWT. Rasulullah bersabda:
لَحَدٌّ يقام في الأرض، خير لأهلها من أن يُمطَروا أربعين صباحا
Sungguh satu hukum yang ditegakkan dibumi lebih baik bagi penduduknya daripada mereka diberi hujan 40 pagi (HR Ahmad dan An Nasa’i dari Abu Hurairah)
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ – كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ – بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيم، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحَْكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمَْ – لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ
[1] Laporan WHO, tahun 2006
[2] Depkes RI
[3] http://www.polkam.go.id/polkam/berita.asp?nwid=108 , 16 Maret 2007