Menlu Amerika Bahas Lanjutan Aliansi dengan Menlu Saudi
Menlu Amerika Bahas Lanjutan Aliansi dengan Menlu Saudi
Mustanir. com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), John Kerry akan bertemu dengan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir di London, Inggris pada Kamis (14/1).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan, Kerry dan Jubeir akan membahas berbagai isu, yaitu isu bilateral dan global. ‘’Termasuk (isu) Iran dan krisis yang sedang berlangsung di Suriah,’’ kata Kerry seperti dikutip dari laman Al Arabiya.
Pembicaraan Kerry di London akan menjadi kesempatan baru untuk Kerry untuk mencoba meyakinkan Jubair bahwa AS tetap berkomitmen untuk aliansi mereka. Ini sekaligus untuk mempersiapkan jalan bagi perundingan perdamaian Suriah yang rencananya digelar 25 Januari 2016 di Jenewa, Swiss. Arab Saudi telah mengambil peran dalam upaya internasional untuk menengahi diakhirinya perang saudara Suriah.
Koordinasi koalisi oposisi dan kelompok pemberontak yang akan mengirim tim perunding gabungan dalam pembicaraan perdamaian Suriah tersebut. Sedangkan, Iran mendukung rezim presiden Suriah Bashar al-Assad dan milisi Hizbullah Lebanon untuk tetap berkuasa.
Di satu sisi, AS menganggap kelompok pendukung Assad adalah tentara teroris. AS dan Arab Saudi merupakan sekutu dekat selama puluhan tahun. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir telah meningkat perselisihan karena menjangkau diplomatik AS ke Iran. Arab Saudi melihat Iran sebagai musuh yang berbahaya.
Kerry memang menghabiskan lebih banyak waktu menghubungi Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif lewat telepon dibandingkan kontaknya dengan al-Jubeir. Kontak Kerry terakhir pada Rabu (13/1), ketika ia meminta Iran lima kali untuk menjamin pembebasan 10 pelaut AS yang mereka tahan. (rol/adj)
Komentar Mustanir.com
Pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dengan Menteri Luar Negeri Adel Al-Jubeir ini, adalah sebuah bukti bahwa Amerika dan Saudi adalah teman dekat. Berada dalam satu aliansi. Berada dalam satu kepentingan global politik dan ekonomi. Padahal Amerika adalah negara kafir harbi yang menjadi otak dari setiap hilangnya nyawa kaum muslimin di dunia Islam, akibat dari adu domba mereka dalam memecah belah umat Islam dengan Demokrasi.
Saudi sebagai bagian dari kaum muslimin seharusnya sudah jelas berada dalam posisi memusuhi Amerika, bukan malah menjadi bagian dari aliansi bersama Amerika. Setidaknya ini membuktikan bahwa Saudi bukanlah negara yang sepenuhnya bersyariat. Kebijakan Politik dan Ekonomi mereka lebih cenderung sama dengan Amerika. Sekuler dan Liberal. Inilah problem utama negeri-negeri kaum muslimin. Lebih menjunjung tinggi sistem peradaban Barat dan meningalkan Islam dalam berpolitik dan bernegara.