Negara-Negara Arab dan Teluk Sudah Terlambat Menghadapi Syi’ah di Yaman?
RIYADH (voa-islam.com) – Sudah sangat terlambat negara-negara Arab dan Teluk (GCC) menghadapi Syi’ah Houthi yang melakukan kudeta di Yaman. Langkah GCC yang melakukan pertemuan darurat di Yaman, seperti sudah tidak ada gunanya.
Betapapun, Yaman sudah jatuh ke tangna Syi’ah Houthi dengan dukungan militer Iran.
Ini hanya kesalahan dari negara-negara Arab dan Teluk yang membiarkan Syi’ah Houthi yang terus melakukan maneuver dan ekspansi militer. Sementara itu, militer Yaman mendukung Houthi dibawah Presiden Ali Abdullah Selah, saat menghadapi oposisi Ikhwan dan kelompok al-Qaidah.
Ali Abdullah dan penggantinya Presiden Abdou, sekarang sudah menjadi tawanan Syi’ah Houthi, termasuk Perdana Menteri Yaman. Pemerintah Yaman dan Negara-negara Arab dan Teluk hanya sibuk memerangi al-Qaidah di Semenanjung Jazirah Arab (AQAP).
Sekarang tentu yang paling terancam Arab Saudi. Karena, Arab Saudi di bawah Raja Abdullah membiarkan Syi’ah Houthi melakukan ekspansi secara militer.
Diibukota Sanaa, semua kedutaan negara-negara Barat sudah bersih. Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Itali, dan sejumlah negara-negara Arab, sudah mengosongkan kedutaan besar mereka di Sanaa. Jadi secara de facto Yaman sudah jatuh ke tangan Syi’ah. Ini realitas politik yang ada sekarang ada di Yaman.
Namun yang mayoritas Sunni menolak kekuasaan dan kudeta yang dilakukan oleh Syi’ah Houthi. Aksi demo menentang Houthi terus berlangsung.Bahkan kabilah-kabilah Yaman, sekarang berkerjasama menghadapi Syi’ah Houthi.
Perang berkecemuk di Yaman. Keterlibatan kelompok al-Qaidah dalam perang di Yaman semakin nyata. Belum lama kelompok al Qaidah mengambil alih markas militer terbesar di Yaman.
Sementara itu, sedikitnya 26 orang tewas akibat bentrokan antara warga Sunni dan Syiah di wilayah selatan Yaman sepekan setelah kelompok milisi
Syi’ah Houthi mengambil alih kekuasaan politik negara itu.
Langkah sejumlah pemimpin negara Arab di kawasan Teluk telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengizinkan penggunaan kekuatan militer di Yaman untuk menyelesaikan krisis politik di negara itu.
Pimpinan negara-negara Arab mengkhawatirkan krisis politik di Yaman dan telah meminta agar dunia internasional untuk terlibat. Seorang petugas medis kepada Kantor berita Reuters mengatakan, kelompok Houthi yang bersenjata menembak pengunjukrasa di pusat Kota Ibb, yang menyebabkan empat orang terluka.
Kematian seorang tokoh Syi’ah Houthi Saleh al-Bashiri, setelah dia ditangkap oleh kelompok bersenjata di Kota Sanaa sekitar dua pekan lalu, kata para aktivis.
Syi’ah sudah mencaplok Yaman, dan sebentar lagi mereka akan mencaplok Mekkah dan Madinah, dan dijadikan Syi’ah. Ini karena kelalaian para pemimpin Arab dan Teluk, yang terlalu sibuk melaksanakan agenda Amerika memerangi ISIS dan al-Qaidah