
Pernyataan Sikap Ulama Aswaja Yogyakarta , ‘#BelaBenderaTauhid’
Mudzakarah Ulama Yogyakarta (24/10). foto: tm
MUSTANIR.COM, YOGYAKARTA – Mudzakarah Ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah yang bertajuk Pernyataan sikap #BelaBenderaTauhid di Joss Room Pesantren At-tasniim Yogyakarta pada pukul 20.00 pada Rabu (24/10).
“Setiap kaum itu punya semboyan kebanggaan. Dan semboyan yang paling agung untuk kaum muslimin adalah kalimat tauhid” ujar Ustadz Iful Fitrah Al Kandari pembina pesantren At Tasniim Yogyakarta. Mudzakarah ulama ini dihadiri puluhan ulama provinsi DIY.
Pembicara lain dalam acara tersebut adalah Ustadz Dhuha Ghufron dan Ustadz Abah kyai Narko Abu Fikri. Ustadz Dhuha sebagai pembicara pertama memaparkan keprihatinannya terkait pembakaran bendera tauhid.
Terdapat tiga subhat argumentasi yg perlu diluruskan. Pertama, membakar bendera/panji bertuliskan kalimat Allah dikiaskan dengan membakar mushaf Al-Quran itu illatnya ngawur dan mengada ada. Dulu ketika masih nyantri, membakar mushaf di pesantren itu karena banyak mushaf yang rusak, makanya dibakar unt menghindari fitnah. Lha ini bendera, rusak tidak, fitnah juga tdk…. tercecer juga tdk, malah dikibarkan. Bahkan jika dilihat videonya, yg tercecer itu bendera merah putih.
Kedua, tuduhan bendera ormas tertentu, padahal jelas itu adalah Bendera yang sesuai hadist Rasul. Ketiga, membakar bendera tauhid sama seperti Rasul membakar masjid dhirar, masjid yg dibangun orang munafik. Padahal saat itu Rasul adalah kepala negara, negara Islam yg kemudian menjadi khilafah. Bukankah sekarang, negara khilafah itu belum ada?
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pemaparan Ustadz Iful Fitrah Al Kandari tentang posisi liwa rayah dalam pandangan Islam.
Kebodohan berlapis bagi mereka yang membakar bendera tauhid.
Kebodohan pertama mereka tidak tahu jika itu bendera Rasul. Kebodohan kedua, mereka tidak tahu kalau Hizbut Tahrir tidak pernah mengklaim bendera tersebut sebagai bendera organisasi.
Bendera dan panji rasul menunjukkan bendera dan panji kaum muslim, karena apa yang menjadi seruan bagi rasul sama seperti seruan bagi kaum muslimin. Tutup Ustadz Iful Fitrah Al kandari.
Acara tersebut diakhiri dengan pernyataan sikap dari Abah kyai Narko Abu Fikri selaku ketua Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja, bahwa ulama menghimbau pelaku harus dihukum berdasarkan hukum Islam. Abah narko juga mengajak kepada umat Islam untuk bersatu dan tidak terpecah belah seperti saat ini, juga menyerukan kepada para Ulama utk menyatukan perjuangan di bawah Panji Rasulullah Saw dengan menerapkan Islam sebagaimana di tauladankan Baginda Nabi Saw.