Pesan Untukmu Muslimah Yang Mencintai Pria Beristri
Pesan Untukmu Muslimah Yang Mencintai Pria Beristri
Orang bilang, cinta itu misteri. Terkadang cinta hadir tanpa diminta. Tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, terkadang cinta tumbuh perlahan karena kedekatan atau karena merasakan kebaikan.
Bagaimana jika seorang wanita lajang jatuh cinta kepada pria yang telah beristri? Perhatikan 5 hal berikut ini:
1. Perhatikan peluang
Cinta yang datang tidak selalu harus diperturutkan. Sebab meskipun cinta bisa datang tanpa diminta, manusia diberikan pilihan untuk meredam atau memupuknya. Sebagaimana ilham fujur dan taqwa dalam firman-Nya:
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Maka sebelum memutuskan untuk mengikuti cinta itu, perhatikan peluangnya. Apakah bisa menuju ke pelaminan atau tidak. Tentu pertimbangannya banyak. Jika kau tahu istrinya setuju poligami, pria itu juga memiliki pemahaman yang baik tentang poligami, engkau boleh memupuk cinta itu dan mengatakannya baik melalui wali atau secara langsung sebagaimana seorang wanita pernah datang menghadap Rasulullah dan menyatakan ingin dinikahi.
Namun jika engkau tahu secara pasti bahwa cinta itu takkan bermuara pada pernikahan, segera redam cinta itu. Kubur dalam-dalam. Sebab seperti kata Anis Matta dalam Serial Cinta, cinta antara pria dan wanita tanpa pernikahan adalah penderitaan.
“Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab,” tulis Anis Matta di bawah judul Cinta Bersemi di Pelaminan.
2. Jangan nyatakan cinta jika merusak rumah tangga
Ketika wanita mencintai pria yang telah beristri, ia perlu mempertimbangkan masak-masak apakah akan menyatakannya atau tidak. Perlu diketahui bahwa ada laki-laki yang cepat tergoda dengan wanita lain, apalagi jika wanita itu menyatakan cinta kepadanya. Seperti kata pepatah “rumput tetangga terlihat lebih hijau” dia mungkin tergoda untuk mencoba sesuatu yang baru dalam cinta.
Jika hal itu mengakibatkannya menjalin hubungan haram, atau membuat rumah tangganya rusak, maka dosa besar bagi wanita yang menyatakan cinta dan membuat rusak satu rumah tangga tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا
3. Jangan dilanjutkan dengan pacaran
Jangan sekali-kali cinta kepada pria yang telah beristri membuat Anda terjerumus dalam pacaran. Misalnya Anda menyatakan cinta, pria itu juga cinta tetapi tidak berlanjut ke pernikahan.
Pacaran yang membuat pria dan wanita menjalin hubungan tidak halal, saling merayu dan bermesraan bahkan bersentuhan adalah hal yang diharamkan. Apalagi jika hal itu terjadi pada pria beristri. Sebagaimana zina bagi orang yang telah menikah hukumannya lebih berat daripada zinanya orang yang belum menikah, pacarannya orang yang telah menikah dosanya juga lebih besar daripada pacarannya orang yang belum menikah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
4. Jangan dekati zina, apalagi berzina
Jika cinta tak bisa bertemu dalam pelaminan, ujung-ujungnya adalah penderitaan. Mungkin penderitaan karena menahan luapan cinta, dan yang lebih parah adalah jika memperturutkannya dengan pacaran yang merupakan perbuatan mendekati zina. Apalagi jika sampai selingkuh atau berzina. Dosanya menjadi jauh lebih besar.
Begitu kejinya perbuatan zina, jika dalam perkara haram yang lain Allah sekedar melarangnya, dalam perkara zina Allah tidak hanya melarangnya tetapi juga melarang mendekatinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’: 32)
5. Mendekat pada Allah dan banyak berdoa
Jika engkau meyakini cinta itu dari Allah, sesungguhnya Dia-lah yang kuasa mengaturnya. Cinta adalah pekerjaan hati dan hanya Allah yang Maha Menguasai hati.
Maka mendekatlah kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan berdoalah kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya Allah Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Tundukkan hati di hadapan-Nya, berserah diri-lah padaNya dengan khusyu’ berdoa jika tumbuh cinta yang engkau tak tahu bagaimana kelanjutannya. Semoga Allah memberikan yang terbaik dan menjaga hati tetap dalam jalan yang diridhaiNya. (sumber)