Pidato Si Nenek dan Siksa Kubur
Pidato Si Nenek dan Siksa Kubur
Di beranda facebook saya ada video dari seorang Nenek -disebut nenek karena udah punya cucu lho ya, bukan karena menghina- yang kebetulan menjadi pemimpin salah satu partai di negeri ini. Tidak penting nama partainya, tidak penting juga siapa nenek tersebut. Yang penting itu apa yang diucapkan oleh nenek tersebut dalam pidatonya.
Kalo jawabannya yang kemungkinan kedua, jelas si nenek harusnya bertaubat. Kira-kira mungkin mau bilang siksa kubur juga belum pasti ada, jadi jangan fasih-fasih ya ngomongnya. Gitu kali ya? Ini harusnya Salafi-Wahabi berani bikin pernyataan kalo si nenek ini -semacam- gak yakin sama siksa Kubur dan gak yakin sama kepastian kehidupan setelah dunia. Ya Itu sih kalo Salafi-Wahabi konsisten sama seperti mereka menuduh jamaah lain dari kaum muslimin sebagai ahlul bid’ah, khawarij, ingkar sunnah dan sebagainya. Toh, si nenek kan bukan ulil amri, jadi kan boleh dong di kritik. Ya kan?
Oh ya, perihal kehidupan setelah dunia fana, jelas bagi yang mengingkarinya tentu dia bisa sampai jatuh kepada kekafiran. Dan tentang siksa kubur yang merupakan bagian dari kehidupan setelah dunia, maka saya lebih ngikut perkataan ulama di bawah ini. Daripada ngikut si nenek.
وسؤالُ منكرٍ ونكيرٍ في القبرِ حقٌ، وإعادَةُ الروحِ إلى العبدِ في قبرِهِ حقٌ. وضغطةُ القبرِ حقٌ (( للكفارِ ولبعضِ أهلِ الكبائِرِ منَ المسلمينَ )). وعذابُهُ (( أي في القبرِ )) حقٌ كائنٌ للكفارِ كلِهِم ولبعضِ (( أهلِ الكبائِرِ منْ عصاةِ )) المسلمينَ
“Pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam Kubur dan pengembalian ruh ke dalam jasa hamba di dalam kubur adalah benar. Demikian pula halnya dengan murka dan siksa kubur adalah benar dan betul-betul terjadi bagi semua orang kafir dan sebagian orang mukmin yang melakukan kemaksiatan.” (al-Fiqh al-Akbar li Imam Abu Hanifah)
Kemudian perkataan ulama di bawah ini:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا…
“Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan petang”
(QS al-Mukmin (40) ayat 46)
“Dan sebagaimana diketahui bahwa orang-orang yang berdosa itu tidak dimasukkan ke dalam Neraka sebelum mati dan ketika masih di permukaan bumi, sedangkan di akhirat tidak ada pagi dan petang hari.” (al-Fiqh al-Akbar fi at-Tauhid li Imam al-Aimmah Idris asy-Syafi’i)