Politisi Swiss Prakarsai Larangan Memakai Burqa dan Niqab
Politisi Swiss Prakarsai Larangan Memakai Burqa dan Niqab
Mustanir.com – Seorang politisi sayap kanan Swiss yang memprakarsai gerakan anti menara masjid mencari dukungan untuk melarang penutup wajah (burqa dan niqab).
Dalam artikel yang ditulis oleh OnIslam, Walter Wobmann dan sekutu-sekutunya berkumpul untuk meluncurkan dukungan “Ya untuk larangan hijab”, sebagai langkah pelestarian budaya Swiss dan untuk memadamkan cahaya Islam.
Langkah ini diluncurkan hari Selasa kemarin. Jika sudah terkumpul 100.000 tanda tangan, rencananya dukungan tersebut akan dibawa ke referendum di bawah sistem demokrasi langsung Swiss.
“Dalam budaya kami, Anda tidak boleh menutupi wajah Anda, Anda menunjukkannya. Itu budaya kami, itulah masyarakat kami,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, hijab merupakan pakaian yang dianggap wajib bagi sebagian wanita Muslimah.
“Semakin banyak muslim yang berdatangan ke Swiss lewat rute pengungsi, dan penting bagi orang-orang ini mengetahui peraturan apa yang kami punya di daerah sini,” kata Wobmann.
“Penting bagi kami mengambil langkah sejak awal, atau selanjutnya ini akan menjadi lebih sulit.”
Swiss telah menjadi rumah bagi 400.000 Muslim atau sekita 5 persen dari jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 8 juta orang.
“Semakin banyak muslim yang berdatangan ke Swiss lewat rute pengungsi, dan penting bagi orang-orang ini mengetahui peraturan apa yang kami punya di daerah sini,” kata Wobmann.
“Penting bagi kami mengambil langkah sejak awal, atau selanjutnya ini akan menjadi lebih sulit.”
Sementara hijab merupakan pakaian yang wajib dikenakan oleh setiap wanita Muslimah.
Tahun 2009, gerakan Islamophobia merebak di Swiss. Gerakan ini pertama digagas kelompok anti-Islam, Swiss People’s Party (SVP), yang gencar berkampanye tentang larangan menara masjid di negara-negara Eropa.
Bagi SVP, menara masjid merupakan simbol syariah Islam dan tidak cocok dengan sistem hukum Swiss. Namun pemerintah Swiss sendiri menentang ide SVP dan menyebutnya inkonsitusional dan diskriminatif.
Bahkan Uskup Katolik Roma Swiss menyerukan rakyat negeri itu menolak usulan larangan menara.
“Saya yakin rakyat Swiss akan memilih ‘tidak’ untuk larangan menara masjid,” kata Hisham Maizar, presiden Federasi Organisasi Islam di Swiss kala itu. (hidayatullah/adj)