Sandiaga Uno Kandidat Terkuat Pilihan Majelis Pelayan Jakarta
Sandiaga Uno Kandidat Terkuat Pilihan Majelis Pelayan Jakarta
Mustanir.com – Ketua Badan pekerja Majelis Pelayan Jakarta (MPJ), Iwel Sastra menyatakan bahwa MPJ mempunyai beberapa kriteria untuk menetapkan calon gubernur DKI Jakarta . Pertama, kata dia, kandidat harus memiliki kapasitas kepemimpinan. Kedua, dari segi tren elektabilitas. Ketiga dilihat dari tingkat keterpilihan dari partai. Terakhir, dilihat dari intensitas komunikasi dengan MPJ.
Saat ini dari tujuh tokoh Muslim yang didukung MPJ, hanya dua tokoh yang didukung untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, yaitu Prof Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. Namun, seiring perkembangan politik di DKI Sandiaga dinilai lebih didukung untuk maju. “Sampai saat ini, jika dibandingkan dengan Prof Yusril, mas Sandiaga Uno sudah memiliki empat kategori tersebut,” kata Iwel, Selasa (2/8).
Iwel kemudian membandingkan antara alasan keterpilihan Sandiaga dan Yusril. Walaupun, kedua tokoh tersebut masih tetap didukung oleh MPJ untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut Iwel, dari segi tren elektabilitas hasil survei yang ada, Sandiaga Uno cenderung meningkat.
Kemudian, lanjut dia, dari tingkat keterpilihan oleh partai, Sandiaga sudah didukung Gerindra dan PKS sudah menyatakan dukungannya juga. Selain itu, komunikasi Sandiaga dengan MPJ juga sangat baik.
“Sementara, Prof Yusril kita lihat memang tren elektabilitas survei juga bagus, bahkan di lembaga survei pak Yusril ini bisa menyaingi pak Ahok,” ujar dia.
Namun, kata dia, MPJ masih belum melihat tingkat keterpilihan partai dari Yusril, karena sampai saat ini belum ada partai yang mendukungnyal . Meskipun, kata Iwel, Yusril sudah rajin berkomunikasi dengan berbagai macam partai politik dan sudah mulai membuka diri untuk berkomunikasi dengan MPJ.
“Kami fokus kepada dua nama ini sebagai calon gubernur, Yusril dan Sandiaga Uno,” ucapnya. (rol/adj)
Komentar Mustanir.com
Memang memilih pemimpin di dalam Islam memiliki aturan yang sangat ketat, yang paling utama adalah perihal agama calon pemimpin tersebut. Namun perlu digarisbawahi juga bahwa mengikuti pemilu dalam demokrasi bukanlah jalan yang akan membawa umat Islam ke dalam kebangkitan. Memilih pemimpin muslim dalam kancah demokrasi, akan sama hasilnya jika pemimpin tersebut Sekuler. Yakni, agamanya Islam akan tetapi menjadikan ide Kebebasan (Liberalisme) sebagai Ideologi.
Kehidupan yang dijadikan standar baik dan maju dalam Islam adalah ketika sebuah pemerintahan mampu menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, dengan kriteria mampu menjaga Agama (hifzuddin), menjaga nyawa (hifzunnafs), keturunan (hifzunnasl), menjaga harta (hifzul-mal) dan menjaga akal (hifzul-aql).
Itulah standar kehidupan dasar di dalam agama Islam menurut para Ulama. Dan demokrasi, sekali lagi, bukanlah jalan bagi terbentuknya kehidupan yang akan menjaga agama hingga akal. Kehidupan Islam hanya akan tegak jika sistem politik di dalamnya juga menggunakan sistem politik Islam.