Jangan Remehkan Sebuah Simbol

MUSTANIR.net – Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan simbol-simbol di berbagai kesempatan. Pertanyaannya di balik simbol sekadar tunjukkan eksistensi atau ada hal yang lebih dalam yang tidak kita sadar?

Dari ahli branding yang ilmunya mirip seperti buku yang saya baca (Propaganda by Edward Bernays) ditarik kesimpulan bahwa jangan remehkan logo/simbol, karena dapat “merasuk” ke dalam bawah sadar bila disajikan terus menerus.

Ahli psikologi Sigmund Freud katakan bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan. Alam bawah sadar merupakan “alam” yang sangat unik. Ia mampu menggerakkan manusia tanpa disadari.

Cara kerja dalam pemrograman alam bawah sadar dengan didahului oleh stimulus eksternal. Stimulus ini kemudian akan melaju untuk diserap aktif oleh panca indra. Setelah itu, panca indra akan transfer ke alam sadar lewat perasaan dan emosi. Setelah itu ia akan mengendap di alam bawah sadar.

Cara kerja simbol juga sama seperti cara kerja logo di atas. Kehadirannya pertama-tama terasa aneh, lalu akan ada antipati setelah ketahui. Namun karena adanya “pembiasaan” terus-menerus, maka terbiasa pula untuk tak lagi menggubris simbol-simbol tersebut walau ada di sekeliling mereka.

Simbol berkaitan dengan doktrin. Sebuah simbol diciptakan untuk membawa seseorang ke alam pikiran kelompok atau orang yang membuat simbol tersebut. Karena berhubungan dengan alam doktrin, berarti kita harus menelaah fungsi otak sebagai bagian tubuh target doktrin.

Di dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak. Yaitu:

1. Otak reptil.
2. Otak mamalia.
3. Neocortex.

Otak reptil berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi, dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan. Otak reptil juga berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman dengan menggunakan pendekatan “lari” atau “lawan”. Otak reptil memiliki fungsi untuk merespons segala hal terhadap apa yang ia dengar dan saksikan, termasuk sebuah simbol.

Otak reptil tidak mampu maksimal untuk menganalisa, berpikir, mencerna secara intelektual apa-apa saja hal yang menghampirinya. Karena sebagian fungsinya hanya untuk menjalankan fungsi insting seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Jadi, ketika sebuah film atau lagu propaganda yang sedang didengar dengan lantunan lirik sesat di dalam video, otak reptil-lah yang sebenarnya lebih banyak menyerap dan menerima, tanpa banyak mengkritisi.

Neocortex sendiri adalah lawan dari otak reptil. Otak ini adalah bagian belahan otak yang kritis, sarat pemikiran, dan tidak mudah tersugesti karena memiliki cara kerja yang menggunakan daya analisis tajam.

Karena itu kita jangan taklid buta terhadap perkataan dari diri sendiri atau orang lain jika memang salah. Jangan terima begitu saja perkara tanpa gunakan akal dan tuntunan wahyu/dalil untuk mencernanya. Seorang manusia, terkadang benar dan salah. Maka, telitilah pendapatnya.

Setiap pendapat yang sesuai dengan dalil shahih, maka ambillah. Dan jika tidak sesuai, maka tinggalkanlah. Baiknya Anda bertanya kepada pihak yang lebih berkompeten bila tidak paham. Apalagi untuk urusan agama tanyalah kepada ulama yang haq.

Selain pengaruh otak reptil, gelombang otak juga berikan pengaruh. Insting sugestif terhadap simbol, lagu-lagu, serta tampilan visual yang mengandung pesan simbolisme akan maksimal terserap ketika gelombang otak manusia berada pada level kondisi alpha dan theta. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa, dan ketika kita fokus pada suatu objek, yaitu dalam skala 4-12 Hz.

Gelombang alpha sendiri miliki peran sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Kondisi alpha juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis (sugesti) yang ringan.

Saat kita dalam kondisi hypnosis, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Secara alami Anda memasuki kondisi alpha dan theta setiap akan tidur dan bangun tidur.

Manusia tidak selamanya berada pada kondisi beta yang penuh kesadaran. Dengan sistem yang mereka ciptakan, manusia berkubang menjadi individu-individu rentan stres dan mudah tersugesti karena beban hidup dan masalah yang demikian pelik. Mulai dari harga bahan pokok yang mahal, listrik naik, BBM naik, biaya kesehatan mahal, kebutuhan anak sekolah, dll.

Pada saat manusia letih atas segala aktifitasnya dalam sistem Dajjal rusak yang penuh fitnah ini, saat itulah kita telah berada pada satu titik insting sugestif. Simbol-simbol akan masuk menyihir manusia untuk melepaskan penat yang membelenggu diri kita.

Semoga kita terhindar dari setiap fitnah akhir zaman ini. Tetap “tersadar” dengan selalu teguh di jalan-Nya melalui petunjuk kehidupan yang haq (Quran, hadits).

Faktanya banyak yang saat ini mengaku Muslim namun malah memusuhi ulama, bahkan bila ada sedikit salah kepada saudara sesama Muslim sangat keras menentang. Sebaliknya ajaran/perilaku yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam malah dipuja puji.

Naudzubillah. []

Sumber: Agung Nugroho Susanto

About Author

Categories