Presiden Jokowi

Presiden Jokowi

Seruan Presiden Jokowi Untuk Memerangi Radikalisme Dan Terorisme Khawatir Menyasar Kepada Ajaran Islam dan Umat Islam

MUSTANIR.net – Seruan Presiden Jokowi untuk memerangi radikalisme setelah penusukan Wiranto mengkhawatirkan. Karena propaganda anti radikalisme selama ini menyasar kepada ajaran Islam dan umat Islam. Hal ini disampaikan pengamat politik Islam, Farid Wadjdi.

Sebelumnya, setelah menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD, presiden menyatakan kepada seluruh masyarakat untuk memerangi terorisme dan radikalisme. Seperti yang diberitakan liputan6.com, Dalam konferensi pers usai menemui Wiranto, Jokowi memastikan aksi yang dilakukan oleh pria bernama Abu Rara ini merupakan aksi terorisme.

Tak hanya meminta Polisi, Polri dan BIN untuk mengusut tuntas kasus tersebut, Jokowi juga meminta bantuan masyarakat untuk ikut memerangi terorisme.”Kepada seluruh masyarakat untuk memerangi radikalisme, memerangi terorisme di Tanah Air kita,” ucap Jokowi, Kamis (10/10/2019)

Menurut Farid Wadjdi serangan terhadap Wiranto tentu tidak dibenarkan. Hanya saja, ujarnya, menjadikan peristiwa ini untuk memperkuat perang terhadap radikalisme berbahaya.

“ Kita tahu propaganda perang melawan radikalisme selama ini menyasar Islam dan umat Islam, apalagi menyandingkan radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

Pengamat politik Islam ini menjelaskan, radikalisme sering dikaitkan dengan aspirasi umat untuk menerapkan syariah Islam, termasuk menginginkan persatuan umat di bawah naungan Khilafah. Sesuatu, yang menurutnya, merupakan bagian dari ajaran Islam.

“Seruan melawan radikalisme ini juga bisa menjadi legitimasi untuk mengkriminalkan umat Islam yang menyerukan syariah Islam,” tegasnya.

Di sisi lain, seruan radikalisme, bisa menimbulkan kebencian masyarakat, terhadap kelompok atau orang yang menyerukan syariah Islam. “ Ini bisa menimbulkan tindakan main hakim sendiri, persekusi agenda dakwah dengan tudingan radikalisme, hingga konflik horizontal di tengah umat,” khawatirnya.

Apalagi presiden menyandingkan kata radikalisme dan terorisme, jadi seolah mereka yang dicap radikal karena memperjuangkan syariah Islam, terkait dengan terorisme, padahal banyak kelompok dalam Islam yang tidak membolehkan mengangkat senjata untuk mewujudkan penerapan syariah Islam” paparnya.[]

Sumber: MediaUmat

Baca Juga:

About Author

Categories