Setelah Silatnas MIUMI, Bagaimana MIUMI Ke Depannya?
Setelah Silatnas MIUMI, Bagaimana MIUMI Ke Depannya?
Gelar Silatnas di Yogyakarta, MIUMI Kukuhkan Perwakilan Wilayah DIY dan Solo Raya
Mustanir.com – Majelis Ulama dan Intelektual Muda Indonesia (MIUMI) menggelar Silaturahim Nasional (SILATNAS) yang berlangsung di Kompleks Masjid Jogokariyan Yogyakarta, mulai hari Jumat (01/05/2015) dan akan berakhir hari Ahad, (03/05/2015).
Dalam hajatannya kali ini, MIUMI mengambil tema, “Menyiapkan Kepemimpinan Ulama untuk Indonesia yang Lebih Beradab”.
Di awal pembukaanya, secara resmi MIUMI telah mengukuhkan beberapa orang yang akan menjadi ketua di wilayah-wilayah pengembangan organisasi ini. Antara lain, perwakilan Sleman, Kotamadya, Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo untuk daerah Yogyakarta.
Sedangkan untuk daerah Solo, MUIMI juga melantik perwakilannya untuk wilayah Solo Raya, Solo Kota, Sukoharjo, Klaten dan Wonogiri.
Saat ini, MIUMI telah mempunyai perwakilan di 8 propinsi yang terdiri dari 40 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Delapan perwakilan tersebut antara lain Aceh, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara dan Kepulauan Riau. MIUMI juga telah mempunyai perwakilan di luar negeri antara lain, Saudi Arabia, Kairo dan Jepang. (kiblatnet/adj)
Silatnas MIUMI, Ustadz Bachtiar Nasir: MIUMI Bukan Lagi Burung Merak, Tapi Landak
“MIUMI tidak lagi menjadi burung merak, tapi harus menjadi landak,” ujar Sekjen Majelis Ulama dan Intelektual Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir dalam pidato pembukaan Silaturahim Nasional yang digelar di Yogyakarta, pada hari Sabtu, (01/5).
Ungkapan ringkas tersebut mengandung sebuah makna yang mengambil dari filosofi hewan landak. Hewan tersebut identik dengan duri-duri di tubuhnya, duri-duri itu harus menjadi pelindung yang kuat untuk melindungi tubuhnya dari serangan musuh.
“Jadi dari kita itu harus kuat memberikan pertahanan di mana MIUMI yang baru lahir tiga tahun ini dan di masa inkubasi ini serangan-serangan terhadap MIUMI begitu kuat,” ujar Bachtiar.
Menurutnya, dari sekian banyak serangan yang menimpa MIUMI, serangan utamanya datang dari sekte Syiah.
“Yang paling menyakitkan itu adalah Syi’ah. Bahkan dedengkotnya langsung yang mengatakan bahwa, musuh kita kita ini adalah MIUMI. Karena mereka bergerak dengan kekuatan dan strategi,” pungkas Direktur AQL Center Jakarta ini. (kiblatnet/adj)
MIUMI Tak Akan Menjadi Partai Politik
Di sela-sela pidato pengukuhan perwakilan Majelis Intektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) untuk daerah Solo dan Yogyakarta, Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Natsir menegaskan pendirian organisasinya yang tetap akan konsisten dalam perjuangan Islam melalui jalur non-partai politik.
“Berapapun besarnya MIUMI nanti, sejak awal kita tegaskan bahwa MIUMI tidak akan menjadi partai politik,” jelas Bachtiar di Kompleks Masjid Jogokariyan Yogyakarta, pada Jumat (01/05).
Bahkan, sekalipun MIUMI mendapat tuduhan radikalisme dan ekstrimisme, MIUMI akan tetap konsisten menjalankan perjuangan Islam.
Dalam kesempatan tersebut, Bachtiar Nasir juga menyampaikan bahwa organisasinya akan terus mengembangkan pengkaderan. Yaitu dengan cara merekrut ulama-ulama dan intelektual yang secara garis besar memiliki kriteria aqidah dan pandangan yang sama. Secara garis besar, beberapa kriteria tersebut antara lain anti liberalism, anti misionarisme, dan anti aliran sesat.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, MIUMI telah menggelar Silaturahim Nasional yang berlangsung di Yogyakarta pada hari Jum’at dan berakhir hari Ahad, (1-3/5/2015).
Acara yang dihadiri seluruh anggota MIUMI dan Tokoh-tokoh ulama di Indonesia tersebut rencananya akan ditutup dengan napak tilas perjuangan Pangeran Diponegoro di Goa Selarong yang dibimbing langsung oleh Ustadz Salim A Fillah pada hari Ahad (3/5/2015). (kiblatnet/adj)
Selengkapnya di sini SUMBER