TPF Kemenag: Ada Unsur Terorisme, Separatisme dan Korupsi Berjamaah di Tragedi Tolikara
TPF Kemenag: Ada Unsur Terorisme, Separatisme dan Korupsi Berjamaah di Tragedi Tolikara
Mustanir.com – Tim Pencari Fakta untuk Tolikara bentukan Kementerian Agama memaparkan bahwa Tragedi Tolikara pada 17 Juli lalu mengandung unsur terorisme, separatisme dan tindakan korupsi berjamaah.
Hal itu diutarakan oleh Ketua TPF Kemenag, KH. Shohibul Farozi, MA saat ditemui sejumlah wartawan di bilangan Jakarta, pada Ahad, (02/07).
“Dari hasil investigasi tim kami, terlihat adanya skenario besar hingga meletusnya insiden itu. Ada sutradara yang mendesainnya dan diback-up dengan dana yang besar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemicu insiden tersebut selain karena adanya intervensi asing dan gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebagaimana diketahui, acara Seminar dan Kebangkitan Kebangunan Rohani (KKR) Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIdI) mengundang sejumlah tamu dari luar negeri, seperti Israel, Belanda dan Papua Nugini.
Baca Juga: Akhirnya Presiden GIDI Diperiksa Polisi
TPF Kemenag juga mendapatkan bukti-bukti lain terkait adanya penyelewengan dana APBD yang merugikan negara hingga Rp 653 Milyar.
“Sebelum tanggal 17 Juli, rakyat Tolikara sudah mulai ramai dengan gerakan unjuk rasa atau menuntut diadili koruptor yang merugikan uang negara 635 milyar. Gerakan ini muncul di Tolikara, bahkan ada yang unjuk rasa di depan kantor KPK Jakarta,” tandas anggota MUI Pusat ini.
Bahkan, menurutnya, bukti korupsi ini sebenarnya sudah dilaporkan ke beberapa lembaga terkait, seperti KPK, Mabes Polri, Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung. Namun kasus ini seperti sengaja ditenggelamkan, dan nyaris menghilang.
Kepada sejumlah wartawan termasuk awak media ini, Farozi memperlihatkan sejumlah bukti-bukti penyelewengan dana APBD Tolikara yang menyebut nama Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo dan sejumlah aktivis GIdI.
Usman G. Wanimbo merupakan Ketua Panitia Seminar KKR Pemuda GIdI yang dihelat di Tolikara pada 15-19 Juli 2015.
Tim Pencari Fakta mengirim empat orang untuk bertugas di Tolikara selama sepekan. Tim itu terdiri dari Dr. H. Muhammad Adlin Sila, MA (Peneliti Madya), Dr. H. Zainuddin Daulay, M.Hum (Peneliti Madya), Shohibul Farozi, MA (PB NU), dan Sabara, S.Hi, M.Fil (Peneliti Muda). (kiblatnet/adj)