Ukuran sebuah Kebaikan

Ukuran sebuah Kebaikan

MUSTANIR.com — Di dalam kehidupan sekuler-kapitalis seperti saat ini, bisa dibilang tidak sedikit dari umat Islam yang salah dalam memaknai standar sebuah kebaikan. nike air max 90 pas cher Benar, ia adalah seorang muslim. Lahir dan juga memiliki nasab dari keluarga muslim, namun pola pikir dan pola sikapnya tidak mencerminkan bahwa ia adalah seorang muslim yang menjalankan aturan Allah swt. Adrian Gonzalez Authentic Jersey Muslim bithaqah, begitu sebutan populernya. Bahkan sempat menjadi sebuah judul sinetron di salah satu channel televisi di tanah air.

Ya, meskipun sudah mendapatkan sindiran muslim bithaqah pun tetap tidak merubah kehidupan umat Islam dan menganggap sindiran tersebut sebagai angin lalu yang seolah tanpa makna yang dalam. Hal ini tidak lain karena atmosfer sistem sekuler sudah menyelimuti umat Islam dengan lembut hingga melalaikan. Yang pada akhirnya nasihat, sindiran, mauidzah tidak mampu menembus ‘tabir’ debu di hatinya yang sudah kian menebal. Naudzubillah min dzalik.

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 189, Allah swt berfirman:

“…وليس البر بأن تأتـــوا البيوتَ من ظُهــورها ولكنَّ البرَّ من اتَّـــقى وأتُـــوا البُــيـــوتَ منْ ابْـــوابها واتَّـــقُوا اللهَ لعـــلكُمْ تُــفْلحُونَ”

“Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah orang yang bertakwa. Masuklah rumah-rumah dari pintu-pintunya dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.

Asbabul nuzul ayat tersebut adalah dulu sebagian kaum Anshar berpendapat bahwa ketika seseorang kembali dari haji maka ia harus memasuki rumah melewati pintu bagian belakang. Kemudian ada seseorang Anshar yang baru pulang dari menunaikan haji memasuki rumahnya dari pintu depan. Ia pun dianggap tercela oleh mereka. adidas zx 750 damskie Maka turunlah ayat ini. (HR. Bukhari)

Dari ayat tersebut jelas bahwa ukuran sebuah kebaikan bukan berdasarkan kemauan atau kehendak pribadi, tetapi al birr (kebajikan) adalah siapa yang bertakwa kepada Allah. Siapapun yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah swt adalah sebuah kebajikan. Sehingga jika dikaitkan dengan ayat ini bahwa siapapun, seorang muslim, yang ia berusaha melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya justru dianggap tercela dan ‘radikal’, bukankah ini sebuah pelecehan dan pengkhiatan terhadap Islam?

Jika ukuran sebuah kebaikan itu didasarkan kepada hawa nafsu maka seperti yang bisa kita saksikan saat ini banyak sekali pengkhianatan yang dilakukan oleh para pemimpin kaum muslim yang sebenarnya telah menyimpang dari amanah awal yang diberikan kepada mereka. Misalnya, kita tahu bagaimana mahalnya biaya hidup yang diakibatkan dari kenaikan bahan pokok, kenaikan TDL, tingginya biaya pendidikan, kesehatan. Dan juga akhir-akhir ini yang terjadi adalah pencekalan dan monsterisasi terhadap ormas Islam kaffah yang dianggapnya radikal sehingga perlu untuk dibubarkan meskipun tanpa alasan yang rasional. Ormas Islam yang menyuarakan syariah Islam dianggap menganggu kesatuan Negara, tetapi investasi asing dan kerjasama dengan kafir penjajah dianggap sebagai penyelamat. kanken baratas

Ya, memang tidak salah jika ini yang terjadi sebab sistem Kapitalisme meniscayakan hal ini ada. Dalam sistem ini, standar kebaikan bisa memiliki banyak versi dan tergantung kepada siapa yang akan menafsirkan. Itulah mengapa sesungguhnya inilah sistem rusak dan merusak yang harus segera ditinggalkan dan diganti dengan sebuah sistem yang memang datang dari Pencipta manusia. Yang tidak hanya menciptakan manusia kemudian ditinggalkan. Maglie Minnesota Timberwolves Tidak. Tetapi diberikan aturan yang bisa menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat, yang akan membuat manusia memiliki keberkahan hidup dari langit dan bumi jika manusia mengambilnya sebagai pedoman.

Rasulullah saw pun selalu mengingatkan kepada kita, umatnya, untuk senantiasa memiliki pola pikir dan sikap yang sesuai dengan Islam sehingga akan melahirkan standar kebaikan sesuai hukum syara’. Bagaimana kita seharusnya bertindak tegas terhadap penyimpangan meskipun jika hal itu dilakukan akan membuatnya kehilangan nyawa. Bagaimana seharusnya kita memiliki sifat lembut kepada sesama saudara muslim bukan sebaliknya kita bermuka manis, tersenyum merekah kepada pemimpin Negara kafir yang telah menghisap jutaan nyawa tak bersalah.

Ketika umat Islam menjadikan aqidah Islamiyah sebagai landasan dalam berfikir, maka akan mampu menilai sesuatu dengan tepat dan benar. Tetapi jika aqidah sekularisme yang dijadikan asas dalam berfikir, maka tidak mungkin akan bersikap kecuali akan menyimpang dan tersesat. Semisal, menganggap riba sebagai harta halal, investasi asing sebagai bantuan padahal investasi adalah sumber kehancuran dan membuat Negara tidak mampu untuk independen. Asing akan terus mengintervensinya. Dan pola pikir semacam ini tidak bisa muncul tiba-tiba, tetapi membutuhkan tsaqafah Islam yang harus diasah terus menerus hingga mampu membuatnya berfikir terhadap fakta dan dikaitkan dengan bagaimana seharusnya Islam menetapkan. Bukan disimpulkan berdasarkan hawa nafsu atau sesuai dengan permintaan asing penjajah.

Maka dari itulah, seorang muslim dan juga umat Islam harus terus belajar untuk bisa memiliki kepribadian Islam. Kobe 11 Scarpe Elite Terus menuntut ilmu yang dengannya ia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana lawan dan musuh. Nike Air Max 1 męskie Człrne Mampu membedakan amalan mana yang bisa menghantarkan kepada surga dan perbuatan mana yang akan membuatnya kekal di neraka. Ini semua adalah dengan ilmu. Joe Montana Jerseys Berlajar ilmu tafsir hingga tidak membuatnya menafsirkan ayat sekehendaknya sendiri, belajar bahasa Arab yang akan membuatnya memahami makna secara mendalam, belajar ilmu fiqh secara terus menerus, sehingga tidak berhenti pada bab thaharah tetapi juga bab hudud, jinayat, Negara Islam yaitu khilafah dan sebagainya. Luas sekali.

Seperti yang telah termaktub dalam firman-Nya, surat An Nahl: 44

“…Dan Kami turunkan kepadamu Adz dzikr (Al-Qur’an) agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan”.

Sehingga setiap perbuatan yang dilakukan sesuai apa yang Allah swt dan Rasulullah saw perintahkan itulah yang dinamakan sebuah kebaikan yang nantinya akan dibalas oleh Allah swt dengan pahala dan juga siksa bagi yang melanggar di saat al huda (Al-Qur’an) sudah diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya.

Oleh karena itu, agar kita umat Islam, tidak disebut sebagai muslim bithaqah yaitu dengan kembali meninggkatkan keimanan kita, lalu diwujudkan dengan amal ma’ruf nahi munkar, berwasiat dalam kebaikan dan juga kesabaran agar nantinya kita tidak menjadi muslim yang merugi. Kerugian di dunia dengan kehidupan yang sempit tanpa thuma’ninah dan kehidupan di akhirat berupa siksa yang pedih tanpa pertolongan sedikitpun. Nike Air Max BW Femme

Kemudian dengan kembali istiqamah menyakini Islam secara kaffah meskipun banyak yang mecela dengan anggapan bahwa yang dilakukan sebagai sebuah penyimpangan di ‘mata’ sebagian orang. Seperti yang dialami salah seorang Anshar dalam ayat di atas. Tidak mengambil hukum Islam sebagian dan mengingkari sebagaian, tetapi mengambil seluruh hukum Allah swt tanpa keraguan. Fjallraven Kanken No.2 Mengimani janji-Nya yaitu dengan kembali tegaknya Islam dalam bingkai institusi yang akan menerapkan syari’ah-Nya sehingga umat Islam mampu memimpin dunia sebagaimana dulu ketika Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Waallahu ‘alam bis shawwab.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories