
4 Sindikat Pengedar Ganja Ditangkap, 1 Hektare Ladang Dimusnahkan
4 sindikat pengedar ganja di Aceh Utara ditangkap. Satu hektare ladang dimusnahkan petugas. Foto: detik
MUSTANIR.COM, Lhokseumawe – Aparat Polres Lhokseumawe menangkap empat pria sindikat pengedar ganja di kawasan Aceh Utara, Aceh. Dalam pengembangan kasus, petugas menemukan satu hektare ladang ganja.
“Penangkapan mereka berawal dari informasi masyarakat bahwa ada seorang pria di Desa Bangka Jaya, Dewantara kerap melakukan transaksi ganja. Informasi tersebut kemudian kita kembangkan,” kata Kasat Narkoba Polres Lhokseumawe Iptu Zeska Julian Wijaya kepada detikcom, Kamis (13/9/2018).
Keempat pelaku yang ditangkap yakni TH (32) dan SY (49) yang warga Dewantara, Aceh Utara; serta IB (33) dan MY (37) warga Sawang, Aceh Utara.
Kasus ini terungkap saat polisi menangkap TH pada Rabu (12/9). Saat digeledah petugas menemukan 12 paket besar, 16 paket sedang, 7 paket kecil berisi ganja dibungkus dengan kertas koran. Di lokasi yang sama, petugas juga menangkap tersangka SY dan turut diamankan 1 paket sedang ganja yang dibelinya dari TH.
Kemudian, tersangka TH menyebutkan barang haram itu didapatkan dari tersangka IB di Desa Blang Manyak, Sawang. Personel pun menangkap IB bersama barang bukti 2 paket ganja besar dalam sebuah karung serta 3 ikat ganja di belakang rumahnya.
Tersangka IB lalu mengaku membeli ganja itu dari tersangka MY. Petugas mengejar MY dan berhasil menangkap MY di rumahnya di kawasan Sawang. Dia mengaku ganja tersebut didapatkan dari ladang ganjanya sendiri yang ditanam di kawasan Desa Lancok, Sawang.
“Luas ladang ganja ini diperkirakan 2 hektare. Tanaman ganjanya ditanam secara terpisah-pisah. Jika dilihat, isi tanaman ganja di ladang itu hanya sekitar 1 hektare, selebihnya ada tanaman palawija lain,” kata Zeska.
Ladang ganja selanjutnya dimusnahkan dengan cara dibakar sementara keempat pelaku dibawa ke Mapolres Lhokseumawe guna pemeriksaan lanjutan.
Tersangka MY mengaku menyesal telah menanam ganja. Dia nekat lantaran ingin membangun rumah untuk keluarganya. Selama ini dia tinggal di rumah sewa bersama istri dan anaknya yang baru berusia empat bulan.
“Sudah beberapa kali panen. Uangnya saya tabung untuk membangun rumah. Niat saya, kalau sudah mencukupi akan berhenti. Saat ini saya nekat, lantaran mencari pekerjaan sangat susah. Kalau tidak seperti ini, saya tidak tahu mau cari uang buat bangun rumah,” kata MY kepada wartawan.
(detik.com/14/9/18)