5 Tahun Konflik Suriah: ISIS, Dan Dunia pun Lupa Derita Rakyat Suriah

anak-korban-perang-suriah

5 Tahun Konflik Suriah: ISIS, Dan Dunia pun Lupa Derita Rakyat Suriah

Kemarin Ahad, 15 Maret 2015, konflik Suriah tepat memasuki tahun kelima. Bencana kemanusiaan terus berlangsung. Rezim masih melancarkan serangan baik menargetkan warga, terlebih mujahidin Suriah yang tercerai berai. Sementara itu, masyarakat internasional sibuk dengan Daulah Islamiyah (ISIS).

Organisasi non pemerintah internasional pekan ini mengecam kegagalan negara-negara internasional memberikan jalan keluar dari konflik Suriah. Sudah lebih dari 210 ribu orang terbunuh di Suriah, dan separoh dari penduduk Suriah mengungsi dalam empat tahun ini.

Kota Aleppo luluh lantak digempur rezim Assad.

Kota Aleppo luluh lantak digempur rezim Assad.

Demonstrasi damai yang dimulai pada 15 Maret 2011 telah lama berlalu. Gerakan melawan rezim yang tadinya berjalan damai dihadapi dengan tindakan represif oleh rezim, sehingga berubah menjadi pertempuran kompleks antara militer Suriah dan berbagai kelompok oposisi bersenjata dan organisasi jihadis, salah satunya ISIS.

Upaya diplomatik yang digelar dua putaran dari negoisasi antara rezim dan oposisi tidak membuahkan hasil apapun. Negoisasi ketiga yang diupayakan untuk menghentikan pertempuran di Aleppo, salah satu kota terbesar di utara Suriah, juga gagal!

Hal tersebut menunjukkan kelemahan internasional menghentikan pertumpahan darah yang pahit dan penderitaan warga Suriah yang diungkapkan PBB dengan “bencana kemanusiaan yang paling serius dalam abad ini”. Sekitar empat juta warga Suriah melarikan diri dan lebih dari satu juta mengungsi di Lebanon.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi memperingatkan saat ini Suriah mencapai “titik kritis”, karena sekitar dua juta anak-anak Suriah di bawah umur 18 tahun menjadi generasi yang hilang.

Kamp pengungsi Suriah di Turki

Kamp pengungsi Suriah di Turki

Di dalam Suriah sendiri, ada lebih dari tujuh juta orang hidup dalam pengungsian dan 60% warga Suriah kini hidup dalam kondisi miskin. Selain itu, gedung-gedung sarana dan prasarana publik hancur sehingga mengakibatkan krisis listrik dan air, bahkan kebutuhan pokok di wilayah-wilayah yang terkepung.

Menurut lembaga pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), yang meraih informasi berdasarkan jaringan aktivis di lapangan, sekitar 13 ribu warga Suriah tewas akibat disiksa di dalam penjara-penjara rezim Suriah sejak meletusnya revolusi pada Maret 2011. Puluhan ribu tahanan lainnya saat ini masih berada di penjara rezim dan banyak lainnya hilang.

Kendati Internasional mengakui banyak korban warga Suriah akibat senjata kimia yang digunakan Bashar Assad sejak pertengahan 2013, Presiden dari sekte Syiah Nushairi itu masih dan mungkin presiden “penjahat” yang masih sah memegang kekuasaan. Ia bisa memperkuat pasukannya di wilayah-wilayah yang dikontrolnya di pinggiran Damaskus dan Aleppo, di sisi lain di basis-basis penentangnya.

Di sisi ain, kelompok-kelompok oposisi bersenjata tampaknya lebih tercerai berai dari sebelumnya di tengah keunggulan militer rezim, yang menargetkan mereka dengan bom birmil serta mendapatkan dukungan dari sekutu luar negeri, seperti Syiah Hizbullah Lebanon.Meski Bashar Assad mengelak telah menggunakan birmil, bukti-bukti yang sangat banyak yang dirilis kelompok-kelompok independen menegaskan bahwa Bashar Assad menggunakan bom yang dilarang itu.

Presiden Barack Obama bertemu dengan para perwakilan dari lima negara Arab ditambah Iraq yang ikut ambil bagian dalam serangan udara terhadap ISIS di Suriah.

Presiden Barack Obama bertemu dengan para perwakilan dari lima negara Arab ditambah Iraq yang ikut ambil bagian dalam serangan udara terhadap ISIS di Suriah.

Adapun negara-negara Barat yang mendesak Bashar Assad mundur pada 2011 silam, hari ini mulai melunak kepadanya seiring dengan menguapnya isu organisasi Daulah Islamiyah, yang dianggap sebagai organisasi “teroris” paling berbahaya dan memiliki pendanaan terkuat di dunia. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, menyebutkan dengan jelas bahwa prioritas Washington saat ini adalah melenyapkan organisasi Daulah Islamiyah.

Mulai pertengahan 2014, AS memimpin negara-negara koalisi untuk memerangi organisasi ‘ektremis’ yang telah mendeklarasikan Khilafah Islamiyah di wilayah yang mereka kontrol di Iraq dan Suriah itu.

Serangan udara koalisi juga membantu milisi Kurdi untuk memerangi ISIS di sejumlah wilayah di utara Suriah, khususnya di kota Kobane (Ain Al-Arab) yang berbatasan dengan Turki.

Meski demikian, ISIS berupaya mempertahankan pasukannya dengan menyebarkan rekaman-rekaman video yang melihatkan eksekusi “penduduk sipil, wartawan dan pekerja kemanusiaan”.Rekaman yang dianggap brutal tersebut menimbulkan ketidakpuasan yang luas di seluruh dunia.

Pejuang ISIS

ISIS juga menarik ribuan pejuang dari luar negeri, termasuk di antaranya banyak dari negara-negara Barat. Hal itu semakin memicu kekhawatiran baru, mereka akan melancarkan serangan langsung ketika pulang ke negara masing-masing.

Dalam upaya baru untuk mencapai solusi politik, Rusia yang merupakan sekutu Bashar Assad pada April mendatang telah mengatur putaran negoisasi baru, yang diragukan keberhasilannya, antara delegasi rezim Suriah dan sebagian delegasi oposisi.

Akan tetapi, tidak tampak tanda-tanda konflik Suriah akan berakhir dalam waktu dekat dan harapan untuk perdamaian di negara Syam tersebut masih kecil.

Khilafah al-‘Udzma

Semoga Allah ‘azza wa jalla lebih cepat memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin yang memang Allah anggap layak menjadi penolong agama-Nya. Dengan menghadirkan Khilafah al-‘Udzma, yakni Khilafah Rasyidah kedua yang akan mengurusi urusan kaum muslimin, menerapkan Syariat Islam dan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.

__________SUMBER

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories