Ahok Akan Maju Pilkada Lewat Partai Jika…
Ahok Akan Maju Pilkada Lewat Partai Jika…
Mustanir.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin Teman Ahok dapat mengumpulkan satu juta KTP seperti yang disyaratkan Komisi Pemilihan Umum agar dapat lolos penjaringan calon Gubernur DKI lewat jalur independen. “Pasti sampai,” ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.
Ahok menegaskan, melangkah di jalur independen bukan berarti dia dan Teman Ahok antipartai. Yang dikhawatirkan Teman Ahok adalah Ahok tidak ada yang mencalonkan.
Menurut Ahok, Teman Ahok juga sebenarnya setuju apabila Ahok dipasangkan dengan politikus partai lain, misalnya Djarot Syaiful Hidayat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. “Tapi masalahnya kan Djarot juga enggak dikasih dari awal. Itu yang enggak ketemu. Ya, ketemu diapaksain nama. Ya udah, Heru aja gitu,” ucap Ahok.
Ahok pun tak masalah jika harus diusung bersama partai lain, karena sebelumnya ia pernah diusung PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya saat maju bersama Joko Widodo pada pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012. “Saya kira partai-partai politik juga ngerti kok siapa Ahok. Orang saya ngelamar kerja doang, bisa sambung apa enggak nih kontrak? Kalau enggak, ya selesai kontrak Oktober 2017,” ujarnya.
Hingga saat ini, Ahok masih memegang komitmen menggandeng Heru Budi Hartono sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampinginya. Namun ia tak menampik bahwa Heru merasakan suasana politik yang berbeda ketika ia ditunjuk sebagai calon wakil Ahok.
“Pak Heru cuma bilang suasana politik itu memang agak beda. Sebelum dia bilang nyalon, orang lihat dia beda. Udah nyalon juga lihatnya beda. Tapi Pak Heru siap kok orangnya. Makanya kami bilang Pak Heru bersihaja, enggak ada masalah,” tuturnya. (tempo/adj)
Komentar Mustanir.com
Sepertinya usaha #TemanAhok akan sia-sia. Demokrasi memang hanya memandang kepentingan praktis. Demokrasi-lah yang menjadikan Ahok dapat menjadi pemimpin bagi kaum muslimin, padahal sudah jelas, bahwa umat Islam hanya boleh memiliki pemimpin yang Islam.
Tidak akan jauh berbeda jika kita memilih pemimpin yang muslim di saat demokrasi masih berkuasa. Ganti sistem negeri ini dengan Syariat Islam. Wujudkan sebuah negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dengan Islam.