Akibat Tidak Melek Tsaqāfah
MUSTANIR.net – Akibat tidak melek tsaqāfah, seseorang menjadi tidak peka terhadap problematika umat Islam.
Ia bahkan bisa jadi menganggap kondisi umat Islam saat ini masih baik-baik saja, dengan alasan umat Islam masih bisa beribadah dengan bebas. Akibatnya, karena merasa nyaman seperti ini, ia pun tidak peka terhadap aneka permasalahan yang mendera kaum muslimin di level lokal, nasional, maupun global.
Padahal permasalahan umat Islam saat ini bukan cuma ada, tapi banyak dan beragam. Mulai dari lemahnya ekonomi dan politik umat Islam, adu domba antar elemen umat Islam, tersebarnya berbagai macam paham pemikiran yang bertentangan dengan Islam, gaya hidup dan pergaulan bebas, hingga aneka kezaliman yang mendera umat Islam di berbagai belahan dunia.
Namun karena seseorang tidak melek tsaqāfah, maka ia tidak peka dengan permasalahan-permasalahan ini. Ia bahkan menganggap permasalahan-permasalahan ini sebagai sesuatu yang tidak penting.
Akibat tidak melek tsaqāfah, seseorang juga bisa terjerumus ke dalam ‘pasifisme’. Karena ia menganggap umat Islam dalam kondisi baik-baik saja, hanya dengan alasan masih bisa beribadah, maka ia pun terlena dengan keadaan dan melupakan aneka permasalahan yang mendera umat.
Ia hanya fokus pada kesalihan dirinya saja, namun tidak ada keinginan untuk melakukan perbaikan pada umat, apalagi berjuang melawan kezaliman. Bagi dia, yang penting perbanyak ibadah dan berbuat baik kepada sesama itu sudah cukup. Aneka permasalahan umat Islam, bodo amat bagi dia.
Akibat tidak melek tsaqāfah, seseorang juga akan gampang dibodohi. Karena tidak melek literasi mengenai pemikiran Islam, sejarah Islam, politik Islam, ekonomi Islam, pendidikan Islam, dan sebagainya, seseorang akan gampang dibodohi oleh oknum-oknum serigala berbulu domba.
Mereka yang menampakkan kebaikan, kesederhanaan, kesalihan, tapi sejatinya ia adalah orang yang culas, licik, dan tidak berpihak terhadap Islam. Ia akan kagum, mendukung, atau minimal tidak kritis terhadap orang-orang semacam ini.
Akibat dari tidak melek tsaqāfah juga bisa membuat seseorang terjatuh ke dalam sistem kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya yang bertentangan dengan Islam.
Karena kurangnya ilmu dan wawasan dalam bidang-bidang ini, maka sangat mungkin orang yang kurang melek tsaqāfah ini terjatuh dalam sistem ekonomi ribawi, mendukung politik sekuler, ikut serta dalam praktik budaya yang bertentangan dengan Islam, dan sebagainya.
Akibat dari tidak melek tsaqāfah juga bisa membuat seseorang memandang remeh segala bentuk upaya perbaikan kepada umat serta perjuangan mengatasi berbagai problematika umat. Perjuangan melawan Islamofobia, meng-counter paham sepilis, melawan nativisasi dan deislamisasi sejarah, membangun ekonomi syariah, dan sebagainya akan dianggap remeh, atau bahkan dinyinyiri oleh kaum ini.
“Buat apa sih sok-sokan merjuangin kayak gitu?”, “Yang sok-sokan merjuangin kayak gitu kira-kira ibadahnya udah bener belum? Kira-kira bacaan Qur’annya berapa lembar sehari?”, “Halah, jarang sedekah aja sok-sokan perjuangin Islam”, begitulah kira-kira nyinyiran kaum tidak melek tsaqāfah ini.
Maka agar kita tidak menjadi kaum yang seperti ini, kita perlu perbanyak literasi keislaman kita. Perlu juga kita tanamkan, minimal kepada keluarga kita, bahwa Islam adalah satu dien (way of life) yang komprehensif, bukan hanya sistem peribadatan dan moral sebagaimana pengertian religion menurut Barat. []
Sumber: Jerry Kwok Liauw
Tsaqāfah Islamiyah berarti seluruh konsep pemikiran dan pandangan hidup berdasarkan ajaran/aqidah Islam tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Ada pun tsaqāfah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode pemberitahuan (al-ikhbār), penyampaian transmisional (at-talaqqi), dan penyimpulan dari pemikiran (istinbāth). – Red.