Ali Mustafa Yakub: Banyak Agen Zionis di Indonesia
Ali Mustafa Yaqub: Banyak Agen Zionis di Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub mengingatkan, masyarakat Muslim Indonesia untuk selalu waspada dengan gerakan Zionis. Pasalnya, banyak kepanjangan tangan Zionis yang ikut beraksi di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengganggu kepentingan umat Islam.
“Saya pernah ngobrol dengan seorang jenderal. Agen Zionis ada di mana-mana, semua lini, ada agen seperti itu,” katanya kepada Republika Online, Rabu (7/5) malam WIB.
Menurut Ali Mustafa, agen Zionis bekerja sesuai dengan Protokol Zionisme yang dibuat di Basel, Swiss pada 1895. Dari 24 pasal, kata dia, tujuan Protokol Zionisme adalah untuk menguasai dunia. Bisa saja, menaruh presiden yang sesuai dengan kepentingan mereka.
Dia pun menyebut, agen Zionis di Indonesia, memiliki fisik, yang sangat tidak diduga. “Jangan kita bayangkan agen itu, orangnya tinggi. Agen Zionis orangnya pendek, rambut item, hidungnya pesek. Kepentingan Zionisme itu banyak sekali. Itu kita waspada,” ujar Ali Mustafa.
Disinggung tentang simbol mata satu dan segitiga yang dipasang di kafe milik putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, ia malah balik bertanya. “Anda baru tahu di Indonesia banyak agen Zionis?”
Dia mengingatkan, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semuanya, lanjut dia, pasti sudah direncanakan dan kita saja yang tak mengetahuinya.
Ali Mustafa juga menyinggung, mengapa simbol yang dipajang di kafe Markobar di Solo, tidak menggunakan kesenian Jawa, malah membuat interior yang diketahui masyarakat global sebagai simbol Iluminati atau gerakan Freemason yang ingin membentuk negara Israel Raya. (rol/adj)
MUI Meminta Simbol Tersebut Dihapus
Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah kafe miliknya di Solo diketahui memasang gambar mata satu dan simbol segitiga. Gambar di kafe Markobar tersebut diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason atau Iluminati.
Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendi Yusuf turut berkomentar. Demi menghindari kontroversi lebih lanjut, Slamet meminta Gibran untuk segera menghapus gambar tersebut.
“Gampangnya, sudahlah, Gibran minta pembantunya hapus saja segera gambar itu dan kalau dia tidak mengerti, beri keterangan ke masyarakat bahwa dia tidak mengerti,” kata Effendi kepada Republika, Kamis (7/5) malam WIB. (Baca: Simbol Mata Satu dan Segitiga di Kafe Milik Putra Jokowi)
Effendi berharap, pemasangan gambar tersebut dikarenakan ketidaktahuan Gibran terhadap makna simbol tersebut. Apalagi, lanjutnya, simbol tersebut memang cukup populer di kalangan anak muda.
“Mudah-mudahan itu karena ketidaktahuannya makanya memasang gambar itu. Mudah-mudahan karena itu dianggap asyik dan menarik untuk anak muda makanya dia memasang simbol Dajjal itu,” ujarnya.
Untuk diketahui, putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason di kafe milikinya diunggah oleh sebuah akun di media sosial Twitter.
Di dalam foto tersebut, terlihat gambar mata satu dan simbol segitiga di salah satu sudut kafe tersebut. Di sampingnya, terdapat tulisan ‘Yes You Can’. (rol/adj)