Baliho Meresahkan Umat Islam Jogja dicopot

Baliho Meresahkan Umat Islam Jogja dicopot

Mustanir.com – Kristenisasi, hal tersebut seakan menjadi momok bagi kaum muslimin. Adalah wajar jika kaum muslimin tidak ridho melihat saudaranya keluar dari Islam, mengingat dosa keluar dari Islam yang begitu besar. Konsekuensi murtad adalah tidak akan pernah masuk surga sama sekali jika ditinjau dari konsep keyakinan Islam. Lagi pula, kaum muslimin merasa satu tubuh, jika satu bagian tersakiti, bagian lain ikut meradang.

Baru-baru ini, pertengahan April 2016 lebih beberap hari. Terdapat sebuah kejadian yang mengagetkan kaum muslimin di Yogyakarta. Beberapa baliho ukuran besar bertuliskan propaganda gambaran Nabi Isa yang benar menurut Al Quran terpasang di beberapa tempat. Pengarang nya pun banyak yang tidak tahu, apakah muslim atau bukan. Saya sendiri pun tidak mengetahui siapakah Fret Hariyanto itu. Yang jelas, saat berita itu menyebar. Forum Umat Islam DIY dengan sigap mengultimatum dan meminta pencopotan baliho tersebut. Sebuah sikap positif yang patut diacungi jempol.

Sebenarnya jika ditinjau dari kacamata basis agama baik dari Islam maupun Nasrani. Masing-masing dari mereka punya konsep dakwah tersendiri. Adalah wajar jika kita merasa hal yang kita punyai itu baik, kemudian mengajak orang disekitar untuk menjalankan hal yang sama dengan kita. Makanya dalam islam ada istilah dakwah mengajak dalam Islam, sedangkan dalam nasrani ada juga dakwah menyeru domba-domba tersesat ke dalam agama mereka. Suatu hal yang fair.

Apalagi jika hal tersebut dikaitkan dengan konsep kebebasan. Maka sah sah saja orang mendakwahkan agama mereka kepada yang lain, yang bermasalah itu ketika memaksakan hal tersebut kepada orang yang beragama lain.  Jadi sampai disini tidak ada masalah sebenarnya.

Baliho Fret Hariyanto di Jogja

Melihat adanya upaya kristenisasi yang masif diberbagai tempat. Kaum muslim bak kebakaran jenggot. Apalagi jika mendengar kabar, disuatu tempat 1 dusun mau dimurtadkan, di tempat lain muncul hal yang serupa. Berganti tempat, sering juga berganti cara. Muncul upaya-upaya defensif akibat naluri mempertahankan diri akan hal tersebut, atau dalam terminologi bahasa jawa orang biasa menggunakan istilah”ra trimo” untuk mengungkapkan hal tersebut.

Analisa yang beredar dan kami yakini, upaya kristenisasi memang agenda global penjajahan terstruktur untuk melemahkan ummat Islam. Sejak dahulu kala, gerakan misionarisme selalu di support oleh penjajah. Nalar sederhananya seperti ini, umat Islam punya keinginan memimpin dunia dengan Islamnya, barat juga ingin hal yang sama dengan sekulerismenya. Jika umat Islam lebih sedikit, maka upaya barat untuk menjajah dan menjajakan ideologinya jadi lebih mudah. Saat penjajahan masih dalam bentuk fisik hal tersebut mudah di indra oleh kita. Namun saat penjajahan berada dalam ranah pemikiran, susah untuk mengaitkan antara kristenisasi dan kepentingan kapitalisme global. Akibatnya umat bertindak hanya untuk mengobati “bagian yang luka” saja.

Sebagai umat Islam, akan lebih baik jika melawan kristenisasi dengan jalan yang lebih optimal. Fokuskanlah energi pada hal yang akan menyelesaikan hal tersebut secara tuntas. Jika kita melihat Islam sebagai sebuah sistem bernegara, maka akan terlihat jelas bahwa Islam akan menjadi penjaga agama, atau dalam terminologi As Syatibi dikenal dengan hizfu Din. Ya, akan ada upaya dakwah islam yang masif dari negara, upaya menjaga agar akidah tidak terkotori dengan sesuatu yang merusak. Dalam kondisi seperti itu orang-orang seperti Fret Hariyanto tidak diperkenankan membuat hal yang menyudutkan Islam, apalagi sampai mempublikasikannya. Gerakan gerakan misionarisme akan dilarang langsung oleh negara. Agama islam ini jadi terjaga.

Bukan hanya itu saja, masih ada 7 hal lain yang bisa terjaga dengan baik dalam kehidupan yang menerapkan Islam. Jadi, selama masih memakai kehidupan yang tidak berlandaskan pada Islam, kejadian seperti ini akan terus muncul. Baik upaya yang terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi. Upaya membendung hal tersebut penting, namun jangan dilupakan juga upaya mengajak dan memahamkan syariat Islam pada masyarakat, agar energi yang kita keluarkan, suatu saat bisa menyelesaikan masalah ini dengan optimal.  Disamping kita sebagai kaum muslimin, dilarang untuk mendiamkan kekufuran di sekitar kita. Itulah menurut kami sikap positif umat Islam terhadap maraknya kristenisasi yang ada.  Wallahu alam bishowab

Nb : Jika anda sepakat dengan solusi diatas, tak ada salahnya menyebarkan hal ini kepada yang lain, namun jika ingin bertanya atau memberi komentar, gunakanlah bahasa yang santun.

Sikap Positif Warga Jogja Terhadap Upaya Kristenisasi

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories